Langkah APROFI Cegah Kekerasan Seksual di Perfilman
Gina S. Noer hadir secara virtual dalam sesi diskusi. (MP/Andreas Pranatalta)
GINA S. Noer, anggota Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI) mengakui kekerasan seksual masih sering terjadi di ranah perfilman. Pada akhir Maret lalu, APROFI pun membuat buku panduan yang dapat digunakan anggota APROFI serta pihak yang berada di industri perfilman Indonesia.
Panduan ini dibuat untuk memberikan ruang aman dan nyaman bagi seluruh pekerja film, baik sutradara, produser, sampai divisi yang paling bawah.
"Panduan kami adalah berpihak pada korban. Jadi apapun proses hukumnya, baik mau menuntut ke hukum atau LBH, atau mereka butuh psikolog, semua kami lakukan sesuai dengan consent korban," kata Gina dalam diskusi Ruang Aman dalam Ruang Penciptaan: Penanganan Kekerasan Seksual di Perfilman Kita, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa (18/7) malam.
Baca Juga:
Gina S. Noer Beberkan Ide Kreatif di Balik Kesuksesan Film 'Dua Garis Biru'
Dalam buku panduan tersebut, lanjut Gina, mencakup penjelasan mengenai hak-hak korban atas penanganan, perlindungan, dan pemulihan sejak terjadinya kekerasan seksual. Korban juga berhak menyetujui atau menolak pelaporan serta menyepakati untuk tindak lanjut.
Di APROFI, kata Gina, jika ada suatu masalah yang tidak bisa diatasi produser atau pelakunya adalah produser, pihaknya memiliki dewan etik sendiri.
"Jika ada kasus yang berhubungan dengan hal etika seperti ini, maka ada tim Adhoc untuk membantu ketua memutuskan apa yang terbaik untuk anggota yang bermasalah.
Dalam penanganan kasus kekerasan seksual, Gina juga mengingatkan pentingnya support system untuk tidak mendesak dan memaksakan keputusan secara sepihak tanpa melibatkan korban.
"Kita harus belajar untuk mendampingi seutuhnya dan demi mendapatkan kedalian terbaik yang dipilih. Hal yang paling logis adalah ketika kita menghargai keputusan korban," kata Gina.
"Kami di Wahana Kreator, berusaha memulai lebih jelas lagi dalam usaha pencegahannya, agar semua orang yang terlibat baik dari pimpinan puncak seperti produser sampai driver, memahami soal anti kekerasan seksual dan bullying ini," lanjutnya.
Baca Juga:
Film 'Dua Garis Biru' Berikan Edukasi tentang Bahaya Pergaulan Bebas
Ketika membuat sebuah film yang menampilkan adegan intim, Gina mengatakan pihaknya bekerja sama dengan pihak Over The Top (OTT).
"Sehingga para orang yang terpilih ini mereka juga jadi profesional pelaku dan mereka bisa mengajarkan ke lebih banyak orang. Bahkan mungkin nantinya bisa membuat sistem sertifikasinya sendiri, sehingga kita tidak bergantung pada SDM luar," kata Gina.
Di kesempatan yang sama, penulis sekaligus peneliti Koalisi Seni Ratri Ninditya mengatakan, tindakan hukum terhadap pelaku, sering kali tidak menjadi keinginan korban.
"Tujuan korban adalah tetap memberikan rasa aman untuk terus berkegiatan, baik itu bekerja atau kegiatan-kegiatan lainnya di organisasi atau lembaga. Koalisi Seni juga baru saja menerbitkan kode etik itu di tahun lalu," kata Ninditya.
Gina menegaskan bahwa APROFI berkomitmen untuk menjamin dan melindungi korban termasuk saat pengaduan. Panduan juga menyebutkan bahwa korban berhak mendapat perlindungan dari kehilangan pekerjaan selama produksi.
Gina memandang bahwa hukuman terhadap pelaku juga harus dipertimbangkan berdasarkan konteks kekerasan seksual yang dilakukan. Dengan konseling dan pendapingan yang tepat, pihak terlapor bahkan memiliki potensi dapat menjadi aliansi di kemudian hari untuk tujuan mengurangi angka kekerasan seksual.
"Kita sama-sama perlu mengingat bahwa, kita bekerja bukan hanya soal karya, tetapi berusaha menciptakan ekosistem yang lebih baik agar dapat bekerja nyaman. Kita perlu mempertimbangkan sistem ini bersama," tutup Gina. (and)
Baca Juga:
Film Karya Anak Bangsa, 'Autobiography', Berjaya di Festival Film Locarno
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
10 Film Komedi Tayang November-Desember 2025, Wajib Nonton!
Samsara Karya Garin Nugroho Raih 3 Nominasi Asia Pasific Screen Award 2025, Intip Sinopsisnya
Diangkat dari Kisah Nyata, Film 'Ozora: Penganiayaan Brutal Penguasa Jaksel' Siap Tayang Desember 2025
Film Horor 'Dusun Mayit' Siap Meneror di Penghujung 2025, Dibintangi Amanda Manopo hingga Randy Martin
Dimas Anggara Ceritakan Lelahnya Jadi Zombie di Film 'Abadi Nan Jaya'
Ketika Jamu Jadi Sumber Wabah Zombi, Film 'Abadi Nan Jaya' Siap Tayang di Netflix 23 Oktober 2025
'The Mandalorian & Grogu' Dijadwalkan Tayang 22 Mei 2026, Simak Fakta Menarik Seputar Film Terbaru Franchise Star Wars
Netflix Hadirkan Film Animasi 'The Twits', Adaptasi Nakal dari Novel Roald Dahl
Meriah dan Kompetitif, ini nih Daftar Lengkap Nominasi FFI 2025
Intip Para Pemeran 'Nice To Not Meet You' yang Bakal Tayang Perdana Bulan Depan, Nomor 4 Paling Bikin Penasaran