Lana Del Rey Jadi Mata Kuliah di New York University


Lana Del Rey menyediakan platform baru bagi musisi untuk menciptakan karya "anti-pop" dalam arus utama. (Foto: wikimedia)
MENYUSUL mata kuliah Taylor Swift yang diperkenalkan pada awal 2022, Clive Davis Institute di New York University (NYU) kembali memperkenalkan mata kuliah sosok penyanyi terkenal lainnya, Lana Del Rey. Dibawakan oleh jurnalis dan penulis Kathy Iandoli, mata kuliah 2 SKS itu berjudul Topics in Recorded Music: Lana Del Rey dan akan berlangsung pada 20 Oktober hingga 8 Desember 2022.
Menurut perwakilan NYU, mata kuliah ini akan membahas kontribusi Del Rey terhadap ketenaran pop abad ke-21, hubungannya dengan feminisme, pengaruh musik dan artis dalam karyanya, pengaruhnya pada musisi lain, dan hubungannya dengan gerakan keadilan sosial seperti #BlackLlivesMatter, #MeToo dan #TimesUp.
"Selama delapan album yang diakui secara kritis, artis enam kali nominasi Grammy ini telah memperkenalkan versi kesedihan, melankolis, dan barok dari dream pop yang pada gilirannya membantu mengubah dan menemukan kembali suara (dan suasana hati) dari musik arus utama selepas periode 2010-an," jelas deskripsi mata kuliah ini.
"Melalui visualnya yang menawan dan perhatian tematiknya terhadap kesehatan mental dan kisah cinta yang rusak dan 'beracun', Del Rey menyediakan platform baru bagi seniman dari semua jenis kelamin untuk menciptakan karya substansi anti-pop yang dapat hidup dalam arus utama yang sebelumnya dikategorikan sebagai 'permen karet'," lanjut deskripsi tersebut.
Baca juga:
Ada Mata Kuliah tentang Drake dan The Weeknd di Universitas Ini

Kathy Iandoli selaku pengajar mata kuliah Lana Del Rey mengatakan, “Dalam banyak hal, saya merasa ia adalah cetakan awal dan sebuah peringatan akan hidup bintang pop yang rumit yang sangat dekat dengan penggemarnya, bukan karena bagaimana dia membuat mereka merasakan kisahnya, melainkan bagaimana dia membuat mereka merasa tentang diri mereka sendiri."
"Del Rey telah mengubah parameter pop barok dan sekarang lebih khusus 'sad girl pop' melalui musiknya, dengan memperluas materi pelajaran yang terkadang kontroversial dan menantang. Ada begitu banyak potongan dalam mosaik ini yang sekarang kita kenal sebagai Lana Del Rey, dan kursus ini membahas setiap dimensinya," jelas Iandoli seperti dilansir Variety , Rabu (20/9).
Diketuai oleh penulis musik dan musisi veteran Jason King, Clive Davis Institute telah memasukkan kelas-kelas yang diajarkan oleh Questlove, penulis 'Dilla Time' Dan Charnas, Q-Tip, produser-insinyur legendaris Bob Power, dan banyak lainnya.
Baca juga:
Harry Styles akan Jadi Mata Kuliah di Texas State University

“Ketika kami menawarkan kursus bertema seniman di Clive Davis Institute, kami selalu bertanya: bagaimana karya seniman ini membantu siswa berpikir melalui masalah atau gerakan budaya, sosial atau politik yang lebih besar dan kompleks? Lana Del Rey membiaskan begitu banyak perubahan dalam budaya kontemporer, terutama karena peran perempuan dalam musik pop kontemporer terus bergeser," ujar Jason King.
King juga menambahkan dengan mempelajari Lana Del Rey berarti berpikir lebih kritis tentang semakin populernya apa yang disebut anti-pop.
"Ini berarti menemukan cara untuk mempertimbangkan peningkatan minat pada kesehatan mental dan masalah kerusakan psikologis, dan untuk mengevaluasi perubahan dalam cara kita berpikir tentang identitas, terutama dalam hal ras, jenis kelamin, bangsa dan kelas. Lana sangat relevan, dan kontroversial, dalam hal mengubah gagasan tentang feminisme interseksional selama dekade terakhir," ujarnya.
“Inti dari kelas bertema seniman kami di Clive Davis Institute adalah untuk mendorong siswa berpikir lebih dalam dan kritis tentang ikon yang mereka kagumi dan untuk mengembangkan pemahaman historis dan kontekstual dari seniman tersebut,” tegas King.
Harapannya, mahasiswa melakukan studi Lana Del Rey dengan lensa kritis yang sama dengan pendekatan mereka terhadap studi Led Zeppelin atau John Coltrane atau Bob Marley atau Stevie Wonder atau Joni Mitchell, dalam kursus Menulis/Sejarah/Emergent Media Studies lainnya yang ditawarkan. (aru)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
JBL Festival 2025: dari Nostalgia Ari Lasso hingga Energi Gila-gilaan Slank

Lirik Lagu 'Hold Me Down' yang Dipopulerkan Daniel Caesar

Impose: Babak Baru Bad Omens dalam Menghadirkan Rock yang Lebih Berani, Simak Liriknya

Single Givemeall, Elegi Cinta dan Perjalanan Penyembuhan dari Guernica Club

Lirik Lagu 'Romantic Homicide' dari D4vd yang kembali Viral

Lirik Lengkap 'Nyiur Hijau' Karya Abadi R Maladi yang Jadi Ikon Lagu Nasional Indonesia

Lirik Lagu 'Love Song' dari Justin Bieber, Gambarkan Rasa Cinta yang Tulus kepada Sang Istri

Kembali Viral di Media Sosial! ini Lirik Lagu 'Waiting For You' dari Jay Chou

Momoland Akhirnya Kembali Lewat Single 'Rodeo', Berikut Lirik Lengkapnya

Lirik Lagu 'CRZY' dari Haechan NCT, Kisahkan Perasaan Gila Seseorang karena Cinta
