Komunitas Banteng Muda Ajak Para Pemuda Perkuat Persatuan
Pengurus DPP KBM bersama Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono (Ist)
Komunitas Banteng Muda (KBM) mulai gundah dengan konstelasi dan situasi politik tanah air. Terpanggil melihat keadaan negara yang mulai disesaki isu primodialisme dan massifnya berita hoax, Komunitas Banteng Muda melakukan audiensi untuk bersilatrahmi dengan Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono.
Safari politik Komunitas Banteng Muda dipimpin langsung Ketua Umumnya Banyu Biru Djarot dan didampingi Ketua Bidang Polhukam Lexyndo Hakim bersama jajaran pengurus lainnya. Pengurus DPP KBM diterima Diaz Hendropriyono di kantor Staf Khusus Gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Senin (6/2).
"Ini rombongan teman-teman lama saya, dan tentunya mereka kesini kan saya selain 'reunian', saya juga mau mendengarkan ide-ide dan gagasan serta pandangan sahabat banteng muda," terang Diaz Hendropriyono.
Sementara dari Komunitas Banteng Muda, Banyu Biru memaparkan kehadiran mereka ingin menegaskan lagi peran kaum muda dalam merajut keindonesiaan.
"Ini judulnya sih kongkow serius santai, karena kita teman baik udah lama dan seperjuangan sejak dulu di timses Jokowi-JK. Intinya itu di mata saya pemuda adalah kunci karena kitalah anak panah yang melesat kedepan menuju sasaran masa depan Indonesia Raya. Nah, jangan kita salah sasaran dan terpecah. Makanya kita kumpul disini," papar Banyu Biru.
Menurut penuturan Banyu, suasana dialog berlangsung santai berlangsung sejam lebih. Banyak topik kepemudaan dan kebangsaan yang dibahas. Ketua Umum KBM juga memberikan cinderamata berupa plakat kepada stafsus presiden.
Terkait ancaman hoax yang dapat memecah belah bangsa, Diaz mengatakan yang termakan hoax itu bukan hanya masyarakat kelas bawah saja. Kalangan menengah atas juga dapat terpengaruh. Contohnya, kasus penembakan di sebuah toko pizza di Washington, DC, yang dilakukan oleh seorang warga kulit putih yang religius dan cukup well-educated setelah membaca berita hoax dari media online tentang restoran yang diduga dimiliki oleh Hillary Clinton dan melakukan praktik eksploitasi anak.
Diaz Hendropriyono menyatakan mendukung KBM bisa menyuarakan pentingnya verifikasi sebuah substansi berita sebelum menyebar berita tersebut. Kepada Diaz, yang juga sahabat lamanya, Banyu menegaskan pentingnya peran anak muda untuk menjaga serta menjadi agen persatuan dan kesatuan bangsa.
"Kadang dalam menjadi agen perubahan kita harus juga menjadi agen yang menjaga nilai fundamental agar tidak berubah, sehingga perubahan kearah yang benar bisa terus dijalankan. Dalam hal ini, kita harus menjadi "Agen Toleransi" Bagi Indonesia. Kita tahu kan sekarang isu perpecahan nuansanya lagi tegangan tingkat tinggi. Nah ayo, redam bersama, padukan perbedaan. Ingat, Garuda itu artinya Gabungan Rupa Rupa Daerah," kata Banyu.
Terkait merebaknya berita hoax yang berpotensi memecah belah anak bangsa, Banyu berharap semua pihak lebih cerdas dalam menyerap informasi yang begitu deras di pelbagai media massa maupun media sosial.
"Hati hati urusan hoax, saya sepakat sama Diaz, ayo redam yang tidak benar dan mau memperkeruh suasana. Mari jaga terus negeri ini titipan Proklamator Tercinta Bung Karno," pungkas Banyu Biru.
Bagikan
Berita Terkait
[HOAKS ATAU FAKTA]: Dedi Mulyadi Disambut Ribuan Orang saat Kunjungi Korban Banjir Aceh dan Padang
[HOAKS atau FAKTA]: KTP Warga Aceh Disebut 'Kebal Pinjol' berkat Kebijakan Pemprov
[HOAKS atau FAKTA]: Indonesia Tenggelamkan 31 Kapal Asal China di Natuna, Masuk secara Ilegal
Penyebab KRL Tanah Abang-Serpong Alami Gangguan Hari ini, Dipicu Hoax soal Rel yang Patah
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Larang Jokowi Bepergian ke Luar Negeri terkait Kasus Ijazah Palsu
[HOAKS atau FAKTA]: Gibran Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Dianggap Lebih Berjasa dari Soekarno dan Soeharto
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Angkat Titiek Soeharto Jadi Ketua DPR RI untuk Basmi Koruptor dan Mafia
[HOAKS atau FAKTA]: Luhut Minta Prabowo Ganti Menkeu Purbaya, Dianggap tak Paham Pengelolaan Anggaran Negara
[HOAKS atau FAKTA]: Menkeu Purbaya Bakal Kembalikan Harga BBM di Indonesia seperti Era Soeharto
[HOAKS atau FAKTA]: Menkeu Purbaya Tarik Rp 71 Triliun dari Program MBG, Mau Dialihkan ke Beras Gratis