Komoditas Yang Paling Berkontribusi Pada Garis Kemiskinan, Beras Paling Tinggi
-Pekerja saat mengangkat beras dari gudang Bulog (HO/Antara)
MerahPutih.com - Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2024 tercatat sebanyak 24,06 juta orang, atau turun sebanyak 1,16 juta orang dibandingkan dengan Maret 2024.
Tingkat kemiskinan pada September 2024 mengalami penurunan sebesar 0,46 basis poin dibandingkan dengan Maret 2024, yakni menjadi 8,57 persen dari sebelumnya 9,03 persen.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menuturkan, beras merupakan komoditas dengan kontribusi tertinggi terhadap Garis Kemiskinan di wilayah perkotaan maupun perdesaan.
“Peranan komoditas makanan terhadap Garis Kemiskinan ini tentunya jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas non-makanan,” ujar Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Rabu.
Baca juga:
Tingkat Kemiskinan Diklaim Menurun, Pekerja di Sektor Formal Membaik
Secara nasional, kontribusi komoditas makanan mencapai 74,5 persen, sementara kontribusi komoditas non-makanan sebesar 25,5 persen terhadap Garis Kemiskinan.
Sedangkan secara kewilayahan, kontribusi komoditas makanan mencapai 73,59 persen di perkotaan dan 75,97 di perdesaan. Sementara komoditas non-makanan berkontribusi sebesar 26,41 persen di perkotaan dan 24,03 di perdesaan.
Pada September 2024, komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemisinan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, pada umumnya hampir sama.
"Beras masih memberi sumbangan terbesar, yakni sebesar 21,01 persen di perkotaan dan 24,93 persen di perdesaan,” kata Amalia.
Selain itu, rokok kretek filter menjadi kontributor terbesar kedua dari sektor komoditas makanan terhadap Garis Kemiskinan di perkotaan maupun perdesaan, masing-masing dengan angka 10,67 persen dan 9,76 persen.
Komoditas makanan lainnya yang berkontribusi secara signifikan adalah daging ayam ras (4,61 persen di perkotaan dan 3,48 persen di perdesaan), telur ayam ras (4,44 persen dan 3,62 persen), mie instan (2,36 persen dan 1,97 persen), serta gula pasir (1,72 persen dan 2,36 persen).
Komoditas non-makanan yang memberikan sumbangan terbesar adalah perumahan (8,41 persen di perkotaan dan 8,47 persen di perdesaan), bensin (4,24 persen dan 4,09 persen), listrik (2,99 persen dan 1,86 persen), pendidikan (1,81 persen dan 1,14 persen), serta perlengkapan mandi (1,18 persen dan 1,05 persen).
Garis Kemiskinan adalah nilai yang menjadi dasar penentuan status kemiskinan penduduk. Garis Kemiskinan perkotaan mencapai Rp 615.763 per kapita per bulan, lebih tinggi dari Garis Kemiskinan pedesaan yang tercatat sebesar Rp 566.655 per kapita per bulan. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
3,9 Juta Nelayan Masuk Miskin Ekstrem, DPR Desak Program KNMP Jadi Solusi
Digitalisasi Bansos Diklaim Bakal Kurangi 34 juta orang miskin, Data BPS Orang Miskin 23,85 juta Orang
Prabowo Sebut Lulusan Sekolah Rakyat Bisa Angkat Keluarga Keluar dari Kemiskinan
Pertumbuhan Ekonomi 2026 Diprediksi Capai 5,4 Persen, Prabowo Pede Angka Pengangguran dan Kemiskinan Turun
DPRD Bersyukur Jakarta Tidak Masuk 10 Provinsi Termiskin, Akui Program Pemprov Tepat Sasaran
Angka Kemiskinan Jakarta Year On Year Turun, Gubernur Klaim Berhasil Kendalikan Inflasi
Jumlah Penduduk Miskin di Jakarta Tembus 464 Ribu Jiwa, Begini Respons Pramono Anung
Penduduk Miskin Jakarta Naik, Gubernur Pramono Cari Penyebabnya
Angka Kemiskinan Jakarta Mendadak Meroket, Gubernur Pramono Anung Ungkap Fakta Mengejutkan
Alasan BPS Belum Adopsi Penghitungan Jumlah Penduduk Miskin Ala Bank Dunia