Kolaborasi Unik Indonesia-Afrika Selatan di Industri Mode


Kolaborasi dua negara; Indonesia dan Afrika Selatan (Foto: Istimewa)
INDUSTRI fesyen tanah air naik ke tingkat yang lebih lanjut. Kali ini sejumlah desainer Indonesia unjuk gigi di tanah Afrika tepatnya di Afrika Selatan.
KBRI Pretoria bersama Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Johannesburg meluncurkan kegiatan kolaborasi desain fesyen Indonesia-Afrika Selatan dengan tajuk Stories of Hope: Indonesia-South Africa Fashion Design Collaboration Incubation di kanal YouTube KBRI Pretoria.
Baca Juga:

Selama lima pekan ke depan tiga desainer dari Indonesia dan 3 desainer dari Afrika Selatan diberikan tantangan untuk menghasilkan 6 desain pakaian. Masing-masing 2 desain (laki- laki dan perempuan). Sementara tema yang dipilih yakni casual wear, semi-formal wear, dan formal wear.
Tantangan tersebut tidak mudah karena para desainer terpisah jarak ribuan kilometer dan hanya dapat berdiskusi dan merancang desain melalui saluran-saluran komunikasi digital. Setelah desain disepakati, mereka masih harus memproduksi pakaian jadi dari desain tersebut.
Hal unik lainnya dari kegiatan ini adalah penggunaan kain-kain tradisional kedua negara dalam karya-karya para desainer. Kain Indonesia yang akan digunakan adalah kain batik, sementara kain Afrika Selatan yang akan digunakan adalah ShweShwe.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, KBRI Pretoria dan ITPC Johannesburg menggandeng Indonesian Fashion Chamber (IFC) sebagai mitra dari pihak Indonesia. Sementara untuk mitra dari pihak Afrika Selatan mereka mengajak The Foschini Group/TFG (perusahaan retail besar Afrika Selatan). Mereka juga turut bekerja sama dengan the Imprint Luxury dari Afrika Selatan sebagai fasilitator kegiatan ini.
Duta Besar Indonesia untuk Afrika Selatan, Salman Al Farisi menjelaskan bahwa kegiatan tersebut ditujukan untuk meningkatkan interaksi antarwarga negara dan mempromosikan budaya serta ekonomi kreatif.
Salman menuturkan tema kegiatan ini terinspirasi dari perjuangan kedua negara yang sama-sama mengalami penjajahan di masa lalu hingga sama-sama tumbuh menjadi negara paling berpengaruh dan disegani di kawasan masing-masing di masa sekarang ini. “Pencapaian-pencapaian kedua negara dilandasi oleh api harapan untuk bisa terus maju,” jelas Salman.
Baca Juga:
Girls, Kreasikan Bahan Denim Untuk Ciptakan 4 Gaya Berpakaian Berbeda

“Menarik untuk melihat interpretasi para desainer akan kisah-kisah harapan dalam sejarah hubungan bilateral kedua negara dalam hasil karya mereka,” lanjutnya.
Sementara itu, Jacquii Sussmann, Kepala Desain dan Merchandise TFG menyatakan bahwa kegiatan ini melengkapi berbagai upaya atas komitmen TFG untuk mendukung generasi muda dan masa depan mereka khususnya di bidang fesyen.
“Selamat kepada para desainer yang berpartisipasi di program Stories of Hope ini. Kami senang menjadi bagian dari kegiatan pengembangan talenta pemuda dan tantangan kreatif ini,” tutur Jacquii.
Dia juga menjelaskan bahwa pada tahun ini TFG telah menginvestasikan 13,7 juta Rand (sekitar Rp13,7 miliar) untuk pengembangan pemuda.
Di antaranya dengan memberikan kesempatan kepada hampir 1000 pemuda yang tidak memiliki pekerjaan untuk belajar dan magang di Pusat Desain TFG. Banyak diantara pemuda tersebut kemudian berhasil menjadi pegawai tetap di TFG.
Baca Juga:

Ali Charisma, Ketua Nasional Indonesian Fashion Chamber mengekspresikan kegembiraannya karena asosiasi yang dipimpinnya dapat berpartisipasi pada kegiatan ini.
“Terima kasih KBRI Pretoria yang telah mengajak dan memberikan kepercayaan kepada IFC untuk ikut serta dalam program kolaborasi ini” kata Ali.
Dia menilai dampak dari program tersebut sangat bagus untuk industri fesyen Indonesia. Indonesia bisa lebih memperkenalkan batik kepada publik Afrika Selatan.
Di saat bersamaan Indonesia bisa mengenal lebih dalam pasar Afrika untuk kepentingan komersial ke depannya. Program ini juga memberikan kesempatan kepada UMKM untuk membuka jaringan dan akses ke retailer besar di Afrika Selatan.
Para desainer Indonesia yang terlibat dalam kegiatan ini adalah para anggota dari IFC antara lain Irmasari Joedawinata, Raegita Oktora, dan Weda Githa. Sementara, dari pihak Afrika Selatan, para desainer yang terlibat adalah desainer-desainer di bawah naungan TFG, antara lain Bianca Malan, Nabeela Francis, dan Lisakhanya Matya. (avia)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Gerhana Bulan Total Minggu (7/9) Malam, Umat Islam Diimbau Salat Khusuf

Fenomena Gerhana Bulan Total Terlihat Langit Indonesia 7-8 September 2025, Bisa Nonton Live Stream Loh di Link Ini

Gerhana Bulan Total Minggu (7/9) Malam, ini Jadwal dan Lokasi Pengamatannya

Giorgio Armani Meninggal Dunia, Selebritas Kenang sang Ikon Fesyen sebagai Legenda

Desainer Legendaris Italia Giorgio Armani Meninggal Dunia

Chloe Malle Resmi Diumumkan sebagai Pengganti Anna Wintour Pimpin Vogue

Diplomat di KBRI Lima Peru Tewas Ditembak, Komisi I DPR Desak Pemerintah Usut Tuntas

Moscow Fashion Week Perkuat Relasi dengan Indonesia

Sepatu Nyaman Jadi Tren, Bisa Dipakai di Segala Acara

ASICS Gel Cumulus 16 Dukung Gerak Aktif dalam Balutan Gaya, Dilengkapi Teknologi Terkini untuk Kenyamanan Pengguna
