Klenteng Cu An Kiong Lasem Dihuni oleh 36 Dewa

Widi HatmokoWidi Hatmoko - Sabtu, 28 Januari 2017
Klenteng Cu An Kiong Lasem  Dihuni oleh 36 Dewa

Gapura pada bagian depan Klenteng Cu An Kiong di Lasem. (MP/Widi Hatmoko)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

Kalau berkunjung ke Klenteng Cu An Kiong Lasem, hendaklah berhati-hati, dan tidak boleh sembrono apalagi membawa pikiran buruk. Karena diyakini bisa membawa celaka. Jika pengunjung mempunyai hobi memotret, juga tidak boleh memotret sembarangan tanpa seizin "yang mbahu rekso" penunggu klenteng, atau pengelola yang dituakan di klenteng ini.

Hal ini disampiakan oleh salah seorang pengelola tiga klenteng, yaitu Klenteng Cu An Kiong, Poo An Bio dan In Hok Kiang di Lasem, Sie Hwie Djan atau Pak Gandor saat berbincang dengan para wartawan dari berbagai kota pada saat persiapan malam Imlek, di Klenteng Cu An Kiong, Jalan Dasun No 19 Lasem, Kabupaten Rembang, Jumat (27/1).

"Ini ada beberapa yang tidak boleh difoto, dan semua harus seizin penunggu, atau kita yang mengelola. Karena pernah ada kejadian, ada yang memotret tanpa izin tahu-tahu mengalami celaka," ungkap Pak Gandor.

Ornamen ukiran kayu jati yang usianya sudah lebih dari 500 tahun di Klenteng Cu An Kiong Lasem. (MP/Widi Hatmoko)

Pak Gandor juga mengungkapkan, Klenteng Cu An Kiong ini dihuni atau didiami oleh 36 dewa. Delapan belas berada di sebelah kanan dinding klenteng, delapan belas lainnya berada di dinding sebelah kiri.

"Ada tiga puluh enam dewa di sini, delapan belasa di sebalah kanan dan delapan belas ada di sebalah kiri. Makanya, yang diizinkan untuk masuk atau memotret, kecuali untuk beribadah itu hanya kepentingan penelitian, kepentingan jurnalis atau kepentingan pemerintahan. Kepentingan politik, atau sekadar untuk memaparkan visi misi calon apapun dalam politik, itu tidak saya izinkan," papar Pak gandor.

Pada masa kekuasaan VOC, atau penjajah Belanda, sekitar tahun 1800-an, klenteng ini juga pernah dijarah, dan semua dokumen yang ada dibawa oleh Belanda. Dari situlah, pasca peristwa ini Klenteng Cu An Kiong ditambah bangunannya pada bagian depan, dengan memasang sepasang patung singa seperti dalam lambang kerajaan Belanda. Hal ini bertujuan supaya klenteng tersebut tidak lagi diganggu oleh VOC.

#Klenteng Tertua #Lasem #Wisata Lasem #Tionghoa
Bagikan
Ditulis Oleh

Widi Hatmoko

Menjadi “sesuatu” itu tidak pernah ditentukan dari apa yang Kita sandang saat ini, tetapi diputuskan oleh seberapa banyak Kita berbuat untuk diri Kita dan orang-orang di sekitar Kita.

Berita Terkait

Berita Foto
Umat Buddha Gelar Buka Puasa Bersama untuk Umat Muslim saat Ramadan 1446 H di Vihara Dharma Bakti
Umat membagikan makanan untuk buka puasa bagi umat muslim di Vihara Dharma Bakti, Petak Sembilan, Jakarta Barat, Senin (10/3/2025).
Didik Setiawan - Senin, 10 Maret 2025
Umat Buddha Gelar Buka Puasa Bersama untuk Umat Muslim saat Ramadan 1446 H di Vihara Dharma Bakti
Berita Foto
Warga Etnis Tionghoa Berburu Pernak-pernik Jelang Perayaan Imlek 2025
Warga Etnis Tionghoa memilih berbagai pernak-pernik Imlek di Kawasan Pecinan Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat, Senin (20/1/2025).
Didik Setiawan - Senin, 20 Januari 2025
Warga Etnis Tionghoa Berburu Pernak-pernik Jelang Perayaan Imlek 2025
Indonesia
Komunitas Tionghoa Curhat ke RIDO, Jakarta Harus Punya Gedung Opera Kesenian
Ridwan Kamil dan Suswono (RIDO), menerima masukan dari Komunitas Tionghoa terkait gedung Chinese Opera
Frengky Aruan - Rabu, 23 Oktober 2024
Komunitas Tionghoa Curhat ke RIDO, Jakarta Harus Punya Gedung Opera Kesenian
Indonesia
Bertemu Komunitas Tionghoa, Ridwan Kamil Pamer Punya 20 Karya di China
Ridwan Kamil (RK) atau Bang Emil blusukan di Kawasan Glodok, Jakarta Barat, Rabu (23/10).
Frengky Aruan - Rabu, 23 Oktober 2024
Bertemu Komunitas Tionghoa, Ridwan Kamil Pamer Punya 20 Karya di China
Lifestyle
Memahami Makna di Balik Angka 8 dalam Kepercayaan Masyarakat Tionghoa
Masyarakat Tionghoa memiliki sejumlah nilai filosofis yang kaya, dan salah satunya adalah keyakinan terhadap angka 8.
Pradia Eggi - Rabu, 24 Januari 2024
Memahami Makna di Balik Angka 8 dalam Kepercayaan Masyarakat Tionghoa
Indonesia
Lampion dan Dekorasi Naga Warnai Kota Solo
Beberapa kegiatan, di antaranya karnaval, bazar kuliner, dan panggung hiburan dan grebeg Sudiro sendiri merupakan bagian dari perayaan Imlek di Solo.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 23 Januari 2024
Lampion dan Dekorasi Naga Warnai Kota Solo
Travel
Arsip Bersejarah Lasem Diajukan sebagai Memori Kolektif Bangsa
Arsip yang akan diajukan sebagai Memori Kolektif Bangsa merupakan arsip penting Lasem yang belum pernah diungkap sebelumnya.
Dwi Astarini - Jumat, 01 Desember 2023
Arsip Bersejarah Lasem Diajukan sebagai Memori Kolektif Bangsa
Travel
Makam Kapitan Tionghoa Tertua Ditemukan di Lasem
Struktur makam itu masih utuh walaupun bongpainya retak.
Dwi Astarini - Senin, 11 September 2023
Makam Kapitan Tionghoa Tertua Ditemukan di Lasem
Tradisi
Menyelamatkan Nisan Tionghoa Kuno Lasem
Dilakukan dengan mengumpulkan nisan tak bertuan, tidak memiliki ahli waris, juga makam nan telah hancur atau hilang karena telah menjadi permukiman.
Dwi Astarini - Kamis, 27 Juli 2023
Menyelamatkan Nisan Tionghoa Kuno Lasem
Fashion
Kelompok Nawasena Menangi Kompetisi Desain Motif Batik Lasem 2023
Kelompok Nawasena dari Lasem yang mengembangkan motif dengan inspirasi dari Mustaka Masjid Jami Lasem.
Dwi Astarini - Minggu, 09 Juli 2023
Kelompok Nawasena Menangi Kompetisi Desain Motif Batik Lasem 2023
Bagikan