Kisah Perayaan Peh Cun: Kenang Menteri Tiongkok Kuno yang Bunuh Diri


Dalam prosesi perayaan Peh Cun, Senin (29/5), warga ikut memandikan perahu. (Foto: MP/Arie Prijono)
Hari ini, Selasa (30/5) tepat merupakan tanggal 5 bulan 5 di kalender Imlek atau Khongcu-lek. Tepat di tanggal ini, Qu Yuan (340-278 SM) bunuh diri. Beliau adalah seorang menteri paling berpengaruh di negara Chu (kini provinsi Hubei dan Hunan) sekaligus pujangga patriotik di era perpecahan Tiongkok.
Dahulu, Tiongkok memang terpecah menjadi 7 negara. Salah satu negara, yaitu Qin (kini provinsi Shaanxi), kian kuat dan mengancam keamanan 6 negara lainnya. Qu Yuan kemudian berhasil mempersatukan keenamnya untuk menyerang Qin.
Orang-orang Qin menyerang balik dengan menyebarkan fitnah terhadap Qu Yuan. Fitnah menyebar di kalangan negarawan, di antaranya para pejabat korup yang tidak menyukai Qu Yuan. Dampak dari fitnah ini membawa Qu Yuan, menteri yang telah berjasa besar, diusir dari negerinya. Selama masa pengasingan, ia banyak menulis puisi patriotik.
Kemudian di tahun 278 SM, ia mendengar kabar bahwa Chu telah ditaklukkan oleh Qin. Dalam tangis dan amarah, setelah sembahyang Twan Yang, Qu Yuan membacakan sajaknya berjudul "Li Sao" (Jatuh dalam Kesukaran) di depan banyak orang. Mereka tertegun mendengar sajak Qu Yuan yang berisi curahan perasaan cintanya terhadap tanah air dan rakyat.
Usai membacakan sajak, Qu Yuan pergi ke Sungai Bek Lo atau Mi Luo (di provinsi Hunan) dengan perahu. Setelah jauh dari keramaian, ia menenggelamkan diri ke dalam sungai berarus deras itu. Beberapa orang datang mencarinya. Mereka melempar nasi dibungkus daun bambu (bacang) agar ikan-ikan di sungai tidak menggerogoti jenazah Qu Yuan. Namun, pencarian mereka gagal. Sang negarawan tidak dapat ditemukan.
Pada tahun kedua perayaan Twan Yang (setiap tanggal 5 bulan 5), Gi Hu, seorang nelayan, membawa tempurung bambu berisi beras lalu menyebarkannya ke sungai sebagai bentuk penghormatan terhadap Qu Yuan.
Rakyat lalu mengadakan lomba Liong Cun (perahu naga) di tahun-tahun berikutnya sebagai bentuk peringatan kembali atas usaha mencari jenazah Qu Yuan. Tradisi inilah yang kemudian menjadi cikal-bakal lomba perahu naga saat perayaan Peh Cun. Istilah Peh Cun ini berasal dari dialek Hokkian Selatan, yang artinya mendayung perahu.
Baca juga artikel cerita rakyat lainnya di sini: Legenda dan Mitos di Balik Pesona Telaga Remis.
Bagikan
Berita Terkait
Kisah Legenda Tiongkok di Balik Warna Merah dalam Perayaan Imlek

Cerita Rakyat Danau Toba Tentang Pentingnya Menjaga Janji

Cerita Cinta dan Pengorbanan dari 'Sibontar Mudar' Asal Sumatra Utara

Asal Usul Mahkluk Penunggu Perairan 'Banyu' dari Sumatra Selatan

Apa Itu Skinwalker? Makhluk Mitos Menyeramkan dari AS

Maluku Punya 'Batman' Bernama 'Orang Bati'

Ubekguam, Mahkluk Penjaga Hutan di Riau

Kalumba, Makhluk Mitologi Penjaga Hutan Gorontalo

Teror Menyeramkan dari Hantu Kuyang Asal Kalimantan Selatan

Menilik Asal Usul Hantu Perempuan Welwok asal Jawa Timur
