Ketum NOC Indonesia Buka Rahasia Kekuatan Olah Raga Tiongkok yang Mampu Kuasai Dunia
Ketua NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari bertemu dengan Wakil Ketua COC Zhou Jinqiang di China House, Hangzhou, Kamis (5/10). (Foto: NOC Indonesia)
MerahPutih.com - Hegemoni Tiongkok dalam panggung olah raga dunia rupanya sudah tak diragukan lagi. Buktinya, dalam gelaran Asian Games 2022 Hangzhou, perolehan medali emas mereka tak ada yang mampu mengejar.
Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) menyoroti dua hal penting yang dilakukan Tiongkok dalam membangun prestasi olahraga di kancah dunia.
Baca Juga:
NOC Indonesia Puji Perjuangan Tim Sepak Takraw di Asian Games 2022
Kedua hal itu adalah sistem kompetisi berjenjang yang beracuan dengan standar dan peraturan Federasi Internasional (IF) serta membangun olahraga melalui jalur pendidikan.
Ketua NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari mengatakan hal tersebut usai bertemu dengan Wakil Ketua COC Zhou Jinqiang di China House, Hangzhou, Kamis (5/10).
Dalam pertemuan tersebut NOC Indonesia dan COC membicarakan perkembangan olahraga Asia, termasuk potensi kerja sama antarkedua negara.
Sebagai informasi, Tiongkok merupakan salah satu negara terkuat di kancah olahraga dunia. Hingga kemarin, tuan rumah unggul di puncak klasemen sementara dengan 179 keping emas, 99 perak, 55 perunggu.
“NOC Indonesia memanfaatkan kesempatan seperti Asian Games guna mencari tahu, kenapa mereka sukses. Padahal, kulit kita sama, makanan mirip-mirip, tapi peforma jauh berbeda,” kata Okto dalam keteranganya, Jumat (6/10).
Menurut Okto, di samping peran swasta yang dominan dalam memberikan sponsor terhadap olahraga, ada dua hal penting yang dilakukan Tiongkok. Pertama adalah sekolah. Mereka memiliki sekolah olahraga yang menerapkan sistem boarding school, dan juga adanya Universitas Olahraga.
"Atlet yang menjadi juara Olimpiade langsung mendapat gelar profesor dan juara dunia mendapat gelar Associate Professor," jelas Okto.
Disamping itu, Okto mengatakan, hal terpenting adalah membangun kompetisi berjenjang yang inline dengan dengan aturan Federasi Internasional. Sebab, regulasi olahraga dunia tersebut menjadi pondasi utama untuk bersaing di level internasional.
Tiongkok memiliki multievent nasional yang sudah disesuaikan dengan kalender dan regulasi IF. Dari situ seleksi dilakukan, yang menjadi atlet pelatnas, dan dibentuk seleksi berjenjang dimulai dari regional, kontinental, serta dunia.
Baca Juga:
NOC Indonesia Puji Prestasi Balap Sepeda di Asian Games 2022
Jadi tidak heran kenapa atlet negeri Tirai Bambu itu banyak.
"Bahkan wasitnya, pelatihnya, dll. Sebab fokusnya sudah jelas yakni bersaing di kancah dunia,” kata Okto.
Ia melihat pondasi olahraga yang telah dibangun Tiongkok dapat menjadi referensi bagi Indonesia dalam merealisasikan target Indonesia emas 2045. Pemerintah sendiri telah memiliki Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang dirancang untuk merealisasikan hal tersebut.
“Target utama adalah Olimpiade, tetapi untuk menuju ke arah sana sudah tidak bisa lagi by accident, harus by design. Ini yang bersama harus kita pikirkan. Jadi kita pun harus melihat regulasi olahraga dunia jika ingin bersaing di panggung internasional,” terang Okto.
Di sisi lain, Wakil Ketua COC Zhou Jinqiang dalam pertemuan tersebut turut mengapresiasi olahraga Indonesia. Ia memuji penampilan atlet Tim Indonesia di beberapa cabang olahraga, seperti angkat besi, sport climbing, balap sepeda BMX, dan menembak.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Federasi Angkat Besi China serta Deputi Kementerian Olahraga Tiongkok mengaku COC menawarkan kerja sama dengan NOC Indonesia untuk mengembangkan olahraga kedua negara.
“Kami akan mempererat kerjasama ini dan melakukan pertukaran training camp antar kedua negara, nantinya atlet dapat mengikuti pelatihan dan bertanding di berbagai laga cabang olahraga masing-masing negara,” kata Zhou.
Ia juga mengatakan negaranya melakukan multievent nasional yang sangat kompetitif dan menjadi seleksi ketat bagi para atlet. Waktu penyelenggaraannya pun disesuaikan, yakni satu tahun setelah penyelenggaraan Olimpiade.
“Sistem kami ini mungkin juga bisa menjadi referensi bagi sistem pengembangan atlet olahraga di Indonesia,” ujar Zhou. (Knu)
Baca Juga:
Ketum NOC Indonesia Minta Atlet Bikin Gentar Lawan di Asian Games Hangzhou
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Jumlah Kontingen Indonesia ke SEA Games 2025 Bertambah jadi 1.021 Atlet, Dikasi Target 80 Emas
Thailand Dilanda Banjir, Venue Cabor SEA Games 2025 Dipindahkan ke Bangkok
Padel Masuk Cabor Resmi Asian Games 2026, Buka Jalan Dipertandingkan di Olimpiade
Turunkan 'Tim Lapis Kedua' di ISG Riyadh 2025, Indonesia Yakin Bisa Bikin Kejutan
Bahas Polemik Visa Atlet Israel dengan IOC di Lausanne, NOC Indonesia: Nasib Olahraga Indonesia Baik-Baik Saja
Fathih Cetak Sejarah, Atlet Balap Unta Pertama Indonesia Tampil di Multievent Internasional
Rijal Abdillah Sumbang Medali Emas Kedua di AYG Bahrain 2025, Targetkan Lolos ke Olimpiade LA 2028
Bintang Muda Taekwondo Indonesia Queenit Kisha Raih Perunggu di Asian Youth Games 2025, Fokus Capai Target Tampil di Youth Olympic Games
Tampil Mengesankan, Gendis Aulia Syafitri Ungkap Kunci Raih Medali di AYG Bahrain 2025
Ketum NOC Proaktif Akan Temui IOC Cari Solusi Larangan Gelar Ajang Olahraga Internasional