Kesehatan Nakes Jadi Ancaman di Tengah Lonjakan Omicron, Ini Cara Mengatasinya


Peneliti Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK (Foto Ist)
ANGKA Bed Occupancy Rate (BOR) atau persentase pemakaian tempat tidur rumah sakit pada satu waktu tertentu meningkat sampai 60%, begitu juga dengan peningkatan pasien COVID-19 yang masuk ICU sebesar 30%.
Gelombang ketiga dari COVID-19 ini tentunya membuat para tenaga kesehatan menjadi kewalahan dan bisa terjadi burnout. Maka dari itu, dibutuhkan pemantapan ketahanan nakes supaya mempercepat pandemi di setiap negara.

"Aspek yang tidak boleh terlewatkan pandemi saat ini yaitu dukungan psikologis pada ketahanan nakes. Selain tentu saja penting bagi manajemen melakukan riset hazard analysis dan intervensi pendukung lainnya" ujar Dr Ray Wagiu Basrowi selaku Founder dan Chairman Health Collaborative Center.
Baca juga:
Dikutip dari studi literatur terbaru yang dipublikasikan pada The Indonesian Journal of Community and Occupational Medicine (IJCOM), cara mengoptimalkan kesehatan para nakes adalah dengan cara melakuakan embagian tugas yang efisien untuk mengurangi beban kerja serta mengutamakan prioritas kebutuhan keselamatan nakes.

“Aspek psikososial di pusat kesehatan bisa dilakukan diantaranya dengan melakukan intervensi psikologis oleh tenaga terlatih atau konselor mental health. Langkah ini terbukti efektif dilakukan oleh sejumlah negara. Selain itu, pemerintah dan manajemen juga harus memastikan dukungan health and safety yang memadai selama pandemi terutama memasuki gelombang ketiga ini,” tambah praktisi kedokteran komunitas yang sering memberi edukasi melalui akun Instagram @ray.w.basrowi.
Baca juga:
Di sisi lain, perlu diimbau kepada masyarakat untuk tidak perlu merasa panik ketika tes PCR menunjukkan hasil positif. Jika tanpa gejala atau gejala tidak gawat dan mendesak, gunakan jasa telemedicine atau konsultasi kedokteran online seperti Halodoc, Alodokter, Get Well, Good Doctor, KlikDokter, SehatQ, YesDok, dan sebagainya.
Ray mengatakan bahwa telemedicine ini bisa menjadi media untuk memonitor dan screening awal agar kondisi pasien tidak memburuk sebelum dirujuk ke rumah sakit.
Manajemen Rumah Sakit juga wajib menyegarkan hazard assessment dan pandemic management system, yang artinya melakukan analisis kembali potensi risiko kesehatan pada nakes, termasuk terinfeksi virus selama menangani pasien.

"Mitigasi bahaya psikososial di faskes (terutama rumah sakit) yang paling penting adalah jaminan keamanan bekerja bagi nakes selama pandemi. Semua alat perlindungan diri, intervensi hidrasi dan nutrisi harus dipenuhi agar nakes fokus pada penanganan medis tanpa khawatir tertular dari pasien,” ungkap Ray.
Maka dari itu, pihak rumah sakit harus melakukan penilaian kembali skala prioritas kerja, jadwal dan pembagian kerja, dan memperhatikan kesehatan mental dan jaminan kesehatan para nakes. (SHN)
Baca Juga:
Varian Corona Omicron Miliki 50 Mutasi, Apa Dampaknya Bagi Tubuh?