Kerugian Bencana Alam di Bitung Mencapai Rp 166,8 Miliar
Suasana pasca bandang dan tanah longsor di Kelurahan Tandurusa, Aertembaga, Bitung. (FOTO Antara/Adwit B Pramono)
Pemerintah Kota Bitung mencatat, kerugian akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor di wilayah tersebut diperkirakan mencapai Rp 166,8 miliar.
"Kerugian mencapai Rp166,8 miliar, warga yang terdampak bencana sebanyak 932 kepala keluarga," kata Wali Kota Bitung Maximillian Lomban, seperti dilansir Antara, Senin (20/2).
Lomban juga mengatakan, warga yang terdampak banjir dan tanah longsor sebagian sudah kembali ke rumahnya. Namun demikian, masih ada yang berada di pengungsian. "Sampai saat ini ada 385 jiwa yang mengungsi di berbagai tempat seperti gereja-gereja, sekolah-sekolah dan gedung pemerintah," ujarnya.
Dalam memenuhi kebutuhan pangan pengungsi setiap harinya di tempat-tempat pengungsian, kata Lambon, Pemkot Bitung menyediakan dapur umum. Wakil Wali Kota Bitung periode sebelumnya itu juga mengungkakan, Pemkot Bitung bekerja sama dengan alumni Universitas Indonesia yang diketuai Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Steven Kandouw membantu memulihkan psikologis warga pascabencana.
"Alumni UI membantu mengurangi dan menghilangkan gangguan psikologis yang sedang dialami atau trauma healing. Para pengungsi juga dihibur komedian Mongol Stress," ucapnya.
Ditambahkannya, pascabencana 12 Februari lalu, sekitar 80 persen korban bencana sudah teratasi dan rumah yang terkena dampak sudah dibersihkan. "Mereka yang masih tinggal di tempat pengungsian adalah warga yang rumahnya rusak parah," pungkasnya.
Bagikan
Widi Hatmoko
Berita Terkait
Pintu Air Angke Hulu Meresahkan, Warga Jakarta Barat Siap-Siap Kedatangan 'Tamu' dari Luapan Air
BPBD Cianjur Jelaskan soal Penetapan Status Siaga Bencana Hidrometeorologi selama 7 Bulan
Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, Warga Diminta Waspada Guguran Lava dan Awan Panas
Kekuatan Gempa Susulan Menurun, BPBD Minta Warga Nabire Jangan Panik
Pemerintah Diminta Bangun Sistem Peringatan Dini Banjir Canggih Berbasis Integrasi Data
Status Tanggap Darurat Bali Dicabut, BPBD Ingatkan Warga Tetap Waspada Bencana
Kemensos Gelontorkan Santunan Rp 15 Juta untuk Korban Meninggal akibat Banjir Bandang Bali
Bali Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem Hingga 21 September 2025, BBMKG Ungkap Penyebabnya
Cuaca Ekstrem Diperkirakan Terjadi di Sumatera Selatan 15-18 September, Waspada Potensi Banjir dan Tanah Longsor
Prabowo Langsung ke Bali dari Abu Dhabi, Dengarkan Curhat Korban Banjir