Kepala BNPB Pastikan Pencarian Korban Tanah Longsor Pekalongan Dilakukan Semaksimal Mungkin Sesuai Perintah Presiden


Kepala BNPB Suharyanto tinjau bencana tanah longsor di Pekalongan/ dok BNPB
MerahPutih.com- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto meminta tim gabungan mencari korban yang hilang dalam peristiwa tanah longsor di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Menurut Suharyanto, upaya pencarian dan pertolongan ini harus menjadi prioritas utama.
“Karena keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi,” jelas Suharyanto di Pekalongan, Jawa Tengah dikutip Kamis (23/1),
Dia mempercayakan kepada lembaga yang memang berwenang untuk memimpin operasi pencarian dan pertolongan, yakni Basarnas sebagai leading sektor, sesuai standar operasional prosedur yang berlaku selama tujuh hari.
“SOP dari Basarnas itu 7x24 jam. Nanti jika sudah enam hari pencarian tidak ketemu, maka kita hubungi pihak keluarganya apakah bisa ikhlas sudah merelakan baru boleh dihentikan,” kata Suharyanto.
Kendati demikian, jika dalam kurun waktu tujuh hari masih belum ditemukan, maka pihak keluarga diberikan pilihan untuk meminta upaya pencarian lanjutan.
“Kalau keluarganya tetap minta dicari sampai ketemu ya kita harus cari. Ini sesuai dengan perintah bapak Presiden Prabowo Subianto sebagai aparat kita harus berusaha semaksimal mungkin,” imbuhnya.
Baca juga:
Prabowo Perintahkan BNPB Gerak Cepat Tangani Longsor Pekalongan
Dia juga menyoroti wilayah Jawa Tengah yang telah masuk dalam siaga darurat bencana hidrometeorologi basah.
Ada lima wilayah di Jawa Tengah yang terdampak bencana seperti Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang dan Kabupaten Demak.
“Selain korban jiwa, bencana tersebut juga telah menimbulkan kerusakan infrastruktur hingga mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat,” kata Suharyanto.
Menurut Suharyanto, bencana dapat terjadi dan berdampak kepada siapa saja, kapan saja dan di mana saja.
“Jawa Tengah sudah ada lima terkena bencana hidrometeorologi,” jelas Suharyanto.
Kepala BNPB meminta Pemerintah Kabupaten Pekalongan agar segera melakukan pembukaan akses jalan yang tertutup material longsor.
"Jangan sampai masyarakat yang terdampak ini terganggu,” ucap Suharyanto.
Terkait infrastruktur seperti jembatan yang rusak, BNPB meminta dukungan kepada TNI dan Polri untuk segera membangun jembatan belly. Mantan Pangdam Brawijaya ini meminta Mabes TNI untuk mendukung dalam proses pemasangannya.
Baca juga:
Brimob Turun Langsung Bantu Cari hingga Evakuasi Korban Tanah Longsor di Pekalongan
Di sisi lain, jembatan dapat dibangun secara permanen melalui program rehabilitasi dan rekonstruksi BNPB.
“Saya akan memohon dukungan ke Mabes TNI nanti. Jadi nanti dipasang dulu. Apakah nanti mau permananen nanti melalui program RR BNPB,” jelas Suharyanto yang juga jenderal TNI bintang tiga ini.
Sekadar informasi, per Rabu (22/1), jumlah korban meninggal dunia akibat tanah longsor di Pekalongan mencapai 21 orang. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Banjir Bali Disebabkan Kerusakan Lingkungan, AHY Khawatirkan Sektor Pariwisata Jadi Terganggu

Drainase Diduga Jadi Penyebab Banjir di Bali, DPR: Jika Dibiarkan Bisa Rugikan Masyarakat

Bali Dilanda Banjir, Denpasar Terparah: 5 Korban Meninggal, 2 Orang Hilang Masih dalam Pencarian

Diharapkan Hujan Tidak seperti di Bali hingga Sebabkan Banjir, BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca di Jawa Timur

Hampir 1000 Orang Meninggal Akibat Banjir di Pakistan, 1 Juta Penduduk Kehilangan Tempat Tinggal

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Parigi, Rangkaian Susulan Gempa Magnitudo 4,8

Gunung Ibu Erupsi Setinggi 700 Meter, PVMBG Naikkan Status Menjadi Waspada

Tanah Longsor Tewaskan Lebih dari 1.000 Orang di Sudan, hanya 1 Orang yang Selamat

Diguncang Gempa Magnitude 6, Desa-Desa di Afghanistan Timur Hancur, 800 Orang Tewas, dan 2.500 Terluka

Gunung Marapi Kembali Erupsi, Waspada Lahar Dingin Mengancam Warga
