Kepala BMKG: Wilayah Jawa Barat Rawan Gempa Bumi


Warga membersihkan material reruntuhan bangunan rumah pasca gempa bumi di Kota Tasikmalaya (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)
MerahPutih.Com - Dalam kurun waktu beberapa jam saja, wilayah Jawa Barat, Jumat (15/12) malam diguncang gempa hebat. Gempa pertama terjadi di Sukabumi kemudian disusul gempa kedua dengan kekuatan 7,3 SR di bagian barat daya Tasikmalaya. Fakta ini menjadi sinyalemen bahwa wilayah Jawa Barat termasuk kawasan rawan gempa bumi.
Berdasarkan catatan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung, secara tektonik wilayah Jawa Barat merupakan lokasi seismik aktif atau masuk dalam daerah rawan gempa.
"Wilayah Jawa Barat memang rawan gempa bumi," ujar kepala BMKG Bandung, Toni Agus Wijaya, dalam siaran tertulisnya, Sabtu (16/12).
Toni Wijaya sebagaimana dilansir Antara menjelaskan, Jawa Barat sangat berpotensi diguncang gempa bumi kuat akibat aktivitas subduksi lempeng yang terdapat di Samudera Hindia sebelah selatan Jawa Barat, dan sesar aktif yang tersebar di daratan.
"Sehingga tidak heran jika di Jawa Barat beberapa kali terjadi gempa bumi kuat dan merusak," katanya.
Catatan sejarah gempa bumi menunjukkan di zona gempa selatan Jawa Barat sudah beberapa kali terjadi gempa bumi kuat, merusak, dan memicu tsunami.
Ia menyontohkan, gempa bumi Banten dengan kekuatan 8,1 SR pada 27 Februari 1903 menimbulkan kerusakan di wilayah Banten dan Jawa Barat. Gempa bumi kuat 7,8 SR pada 17 Juli 2006 memicu terjadinya tsunami Pangandaran, dan gempa bumi Tasikmalaya 7,0 SR pada 2 September 2009 menimbulkan kerusakan banyak bangunan rumah dan korban jiwa.
Untuk gempa 6,9 Skala Richter yang mengguncang pada Jumat malam, ia menjelaskan ditinjau dari kedalaman hiposenternya, merupakan jenis gempa bumi menengah.
"Di zona ini Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah Lempeng Eurasia dengan laju 70 mm pertahun," katanya.
Hasil analisis mekanisme sumber keluaran BMKG menunjukkan gempa bumi itu memiliki mekanisme pergerakan yang merupakan kombinasi pergerakan dalam arah mendatar dan naik (oblique sinistral).
Dengan melihat lokasi episenter, kedalaman hiposenter, dan mekanisme sumbernya, maka diperkirakan pembangkit gempa bumi dikarenakan deformasi batuan pada zona Benioff bagian atas dari lempeng samudra yang tersubduksi (subducted plate).
"Satu hal yang menarik bahwa pusat gempabumi yang terjadi tadi malam lokasinya berjarak sekitar 50 km arah utara dari pusat gempa merusak tahun 2009," pungkas Toni Agus Wijaya.(*)
Bagikan
Berita Terkait
Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Parigi, Rangkaian Susulan Gempa Magnitudo 4,8

Gempa Dangkal Parigi Moutong Terasa Hingga Palu dan Poso, BKMG Pastikan Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,0 Landa Parigi Moutong Sulteng Pagi Tadi, Sekolah Langsung Diliburkan

Gempa Afghanistan, Uni Eropa Nyatakan akan Kirim Bantuan meskiJaga Jarak dari Taliban

Gempa Afghanistan, Korban Tewas Bertambah Jadi 900, Tim Penyelamat Sisir Pegunungan Cari Penyintas

Diguncang Gempa Magnitude 6, Desa-Desa di Afghanistan Timur Hancur, 800 Orang Tewas, dan 2.500 Terluka

Gempa Magnitudo 4,3 Guncang Tasikmalaya Pagi Ini

Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Lampung Pagi ini, BMKG Jamin Tak Berpotensi Tsunami

Warga Bandung Catat! Ini 6 Titik Evakuasi Jika Terjadi Gempa Dahsyat Sesar lembang

Ratusan Orang Terdampak Gempa Bekasi, 37 Rumah Rusak di Karawang
