Kemenhan Bolehkan Eks Anggota ISIS Gabung ke Komponen Cadangan, Pengamat: Asjep

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (12/11) (Desca Lidya Natalia)
Merahputih.com - Pengamat politik dari Muhammad AS Hikam mengkritik statemen juru bicara Menteri Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak yang sempat menyebut bahwa eks kelompok ISIS asal Indonesia bisa ikut bergabung dalam komponen cadangan pertahanan di Indonesia, dengan catatan lulus dalam program deradikalisasi.
Hanya saja statemen itu justru diralat lagi oleh Dahnil karena persoalan spesifikasi yang ketat untuk menjadi bagian dari komponen cadangan pertahanan Indonesia itu.
Baca Juga
Menhan Prabowo Bicara Peluang Serang Negara Lain di Komisi I DPR
“Sekarang Dahnil Anzar bilang tidak bisa, sebab program Komcad menuntut syarat yang ketat agar bisa mengikuti proses pelatihan dan akan diseleksi oleh TNI,” ujar Hikam dalam keterangan persnya, Senin (24/2).
Dari statemen dan sikap Dahnil, menteri era Gus Dur itu pun menyebut bahwa saat ini banyak sekali pejabat publik yang asal ngucap tanpa mematangkan dulu apakah statemennya itu sesuai atau tidak.
“Kayaknya asal njeplak alias Asjep para pejabat dan atau pembantunya lagi ngetren, karena mereka merasa nggak ada konsekuensi apa-apa. Makanya virus pekokisme pun ikut menjalar di kalangan elit Pemerintahan,” tutup mantan jubie Presiden keempat Abdurahman Wahid ini.

Apalagi ralat itu disampaikan Dahnil setelah publik banyak mempersoalkan statemen kaki tangan Prabowo Subianto di bidang informasi itu. “Lho, masa sih seorang jubir Menhan nggak paham soal elementer seperti itu? Saya kok nggak percaya,” ungkap dia.
Perlu diketahui, bahwa Juru Bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut eks ISIS yang telah menjalani deradikalisasi diperbolehkan ikut Komponen Cadangan (komcad) Pertahanan Negara.
“Kalau mereka sudah sukses deradikalisasinya kemudian program deradikalisasinya sudah sukses, mereka sudah memenuhi persyaratan, siapa saja berhak,” ujar Dahnil di kantor Kementerian Pertahanan (Kemhan), Jakarta Pusat, Kamis (20/2).
Baca Juga
Dahnil mengatakan, program deradikalisasi yang diikuti eks ISIS merupakan upaya menyadarkan pentingnya bela negara. Program ini juga diharapkan bisa membuat mereka cinta bangsa dan negara.
Pada dasarnya, program deradikalisasi merupakan upaya bela negara. Hanya saja statemen itu akhirnya ada yang diralat oleh Dahnil sendiri, yakni terkait dengan peluang eks kombatan ISIS untuk menjadi bagian dari komponen cadangan pertahahan Indonesia. (Knu)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Legislator Sarankan Komisi Reformasi Polri Langsung Diketuai Presiden Prabowo

Prabowo Undang Tokoh Gerakan Nurani Bangsa ke Istana, Romo Magnis Datang Nyaris Telat

Kursi Menko Polkam dan Menpora Masih Kosong, Prabowo: Tunggu Waktunya

Gibran Tegaskan Reshuffle Kabinet Merah Putih Sudah Diperhitungkan Matang oleh Prabowo untuk Optimalkan Kinerja Pemerintah dan Pelayanan Publik

Copot Sri Mulyani hingga Budi Arie, Pengamat Duga Prabowo Mau Lepas 'Warisan' Jokowi

Pakar Nilai Menteri Baru Harus Berhati-hati dalam Berkomunikasi dan Fokus Pada Program 'Quick Wins'

Dinilai Mengejutkan, IPR Sebut Reshuffle Kabinet Prabowo Fokus pada Ekonomi dan Politik Hukum

Arahan Prabowo untuk Anggota DPR Fraksi Gerindra: Harus Mawas Diri dan Jaga Ucapan serta Perilaku

Legislator Gerindra Malam Ini Kumpul di Kertanegara, Akses Jalan Depan Rumah Prabowo Ditutup untuk Umum

Jadi Wamen Haji dan Umroh, Dahnil Anzar Simanjuntak Punya Harta Rp 27 Miliar
