Kelom Geulis, Sandal Kayu dari Tasikmalaya yang Mendunia

ALAS kaki sudah jadi barang wajib pakai sehari-hari. Biasanya alas kaki terbuat dari karet atau kulit. Namun, ada juga loh yang terbuat dari kayu. Alas kaki ini dinamakan kelom geulis.

Kelom geulis adalah sandal yang terbuat dari kayu dan biasanya digunakan oleh perempuan supaya lebih anggun atau cantik (geulis). Kelom geulis awalnya terinspirasi dari bakiak atau terompah kayu.

"Kelom' diperkirakan diambil dari bahasa Belanda ‘kelompen’ yang artinya sandal kayu, sedangkan 'geulis' berasal dari bahasa Sunda yang artinya 'cantik'. Jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, kelom geulis berarti sandal kayu yang cantik," sebut Ria Andayani S. dalam "Kelom Geulis, Oleh-oleh Khas Tasikmalaya", termuat di kebudayaan.kemdikbud.go.id.

Bentuk kelom geulis bermacam-macam. Ada yang berhak tinggi, ada pula yang tidak. Sandal ini umumnya memiliki ukiran dan lukisan cat yang berwarna-warni.

Baca juga:

Destinasi Wisata Curug Seeng Tasikmalaya, Pesona Alam Tanah Sunda

Kelom geulis berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat. Tepatnya di wilayah Gobras. Kelom geulis adalah usaha dan kerajinan rumahan yang telah muncul sejak dekade 1950-an. Usaha ini dimulai ketika ada 4 orang yang Pohar, Suryo, Ujer, dan Acep Umar yang mencoba membuat sandal berbahan dasar kayu yang polos tanpa ukiran.

Mereka kemudian mencoba untuk menjualnya di Bandung. Sandal ini menarik perhatian orang. Beberapa kemudian memesan khusus dan minta ditambahkan lukisan di atas kelom tersebut. Ternyata, setelah dijual bersamaan, kelom geulis yang memiliki motif lukisan lebih disenangi oleh konsumen. Kelom geulis pun mulai dicoba dijual ke luar kota seperti Jakarta.

Sejak saat itu, kelom geulis menjadi salah satu item fesyen khas dari Tasikmalaya. Warga Gobras pun banyak yang memulai usaha kelom geulis di rumahnya dan menghasilkan alas kaki dengan banyak motif lukisan seperti jenis-jenis bunga.

Kelom geulis pun menjadi salah satu mata pencarian utama warga di sana. Bahkan, salah satu motif kelom geulis yang paling poluer waktu itu adalah motif barongsai dan dijual lebih mahal.

Baca juga:

Jangan Buang Sandal Jepit Putus, Limbahnya Bikin Kreasi Unik Saja!

Saat ini, kelom geulis masih terbilang unik karena bahan dasarnya yang terbuat dari kayu dan memiliki ukiran khas. Bahkan ada juga yang memiliki motif batik. Ini tradisi turun temurun dan konsisten sejak dulu.

Popularitas kelom geulis cepat naik. Meskipun begitu, popularitas kelom geulis sempat turun ketika sandal dan alas kaki produksi pabrik menjamur dengan harga yang lebih murah.

Akhirnya, untuk mempertahankan popularitas kelom geulis, para pengrajin kelom geulis mengatasinya dengan melapisi kelom geulis dengan lembaran-lembaran tripleks di bagian atasnya.

Kini kelom geulis tak lagi hanya sekadar usaha rumahan biasa. Kelom geulis sudah diekspor hingga ke luar negeri seperti Jepang, Korea Selatan, dan Belanda. Di Tasikmalaya sendiri, pengrajin kelom geulis sudah meluas ke daerah lain selain Gobras, loh. Sebut saja Dusun Ciledug, Nyemplong, Sukamaju, dan di Kecamatan Cibeureum. (mcl)

Baca juga:

Ekosistem Pembiayaan Terintegrasi Dorong UMKM Naik Kelas