Jangan Buang Sandal Jepit Putus, Limbahnya Bikin Kreasi Unik Saja!


Bikin kreasi fungsional limbah sandal jepit. (Foto: Pixabay/Manfredrichter)
ENGGAK perlu patah arang dengan imbauan Kakorlantas Polri agar tak menggunakan sandal jepit saat mengendarai sepeda motor. Jika kamu ingin patuh terhadap imbauan tersebut, lalu bingung mau buat apa sandal jepit di rumah, mungkin sebaiknya mulai dengan mengkreasikannya menjadi benda fungsional lain nan unik. Jika sandal jepit tersebut putus pun juga jangan langsung dibuang. Limbahnya masih bisa jadi barang berguna.
Sandal jepit karet memang enggak selalu identik dengan kaum melarat. Sekarang, sandal jepit jadi alas kaki paling populer di semua kalangan. Bedanya, kalau orang duit cekak beli sandal jepit cap burung layang-layang dan sejenisnya. Sedangkan, orang berdompet tebal tentu menjatuhkan pilihan pada sandal jepit karet bermerek gajah atau flip-flop asal Brazil.
Baca juga:
Balada Fans K-Pop Tergila-Gila Sendal Jepit Swallow Made In Negeri Aing
Meski berbeda-beda merek dan harga, tetap saja sandal jepit karet jadi idaman banyak orang. Khusus bagi sandal jepit karet cap burung layang-layang dengan alas berwarna putih dan bagian bawah biasanya hijau, meski ada juga warna lain, punya banyak memori bagi penggunanya.
Selain murah dan mudah dijumpai, sandal jepit karet punya banyak manfaat meski di saat kondisi telah putus bagian pengaitnya.

Jika pengait sandal putus, biasanya digunakan peniti sebagai pengganti pentol bagian depan. Dengan begitu sandal masih bisa digunakan meski memang dalam pemakaian terbatas atau tidak digunakan untuk berjalan jauh. Sandal jepit dengan peniti pengganti pentol tersebut bagi umat muslim bisa menjadi alas saat mengambil air wudhu.
Selain itu, jika sandal jepit putus pada bagian pentol sementara alas bagian atas masih bagus sebaiknya jangan pula dibuang karena bisa dijadikan media lukis cukil. Sandal jepit paling populer digunakan Warga +62 biasanya alas bagian atas berwarna putih, sementara bagian bawah beraneka warna, dari hijau, oranye, kuning, ungu, merah, dan lainnya.
Bagian putih tersebut bisa dicungkil sesuai bentuk dan keinginan sehingga membentuk gambar. Bidang putih tersebut ketika sudah dicukil dan membentuk gambar kemudian bisa dipajang sebagai karya seni. Metodenya memang serupa membuat cukil kayu.

Selain jadi media untuk membuat gambar, bagian alas sandal dapat pula jadi bagian penting kreasi anak-anak dalam membuat mobil mainan berbahan kardus rokok.
Baca juga:
Bagian alas tersebut biasanya dijadikan roda untuk mainan mobil-mobilan dari bungkus rokok. Caranya sangat mudah dengan membuat empat atau dua bulatan sama persis.
Ketika sudah membentuk bulatan, bagian tengah dilubangi untuk ditancap semacam lidi kayu atau besi. Dengan bahan karet, roda dari sandal tersebut mampu menjaga manuver mobil mainan tetap stabil di segala medan.
Di samping itu, sisa bagian alasnya dapat digunakan menjadi semacam alat pemoles lem dan lainnya. Ketimbang membeli kuas, pakai alas sandal saja agar lebih murah dan mengurangi limbah, Toh, fungsinya tetap sama dengan kuas.
Bagi para generasi 90-an demen main bola plastik. Sandal sudah tak lagi bisa digunakan karena putus atau sudah rusak parah biasa dijadikan gawang. Main bola model gawang sandal harus benar-benar akurat, sebab bola tersandung sedikit tidak dihitung gol. Kesepakatannya, gol harus dengan bola geleser rebahan banget.

Sandal kan sepasang. Emang kamu sendirian! Nah, kalau salah satu sudah putus parah dan tak lagi bisa dipakai, kan masih ada bagian satunya. Kan pakai sandal beda sebelah bisa saja jadi fashion statement.
Lagian, kalau main bola plastik pasti hapal ada aja pemain harus banget pakai sandal katanya sih biar bisa banana kick alias tendangan pisang. Sandal sebelah saja bisa banget buat pemain spesialis misang.
Bagi cabang olahraga rumahan berkenaan dengan lari, semisal galaksin, lagi-lagi ada tipe orang harus menyarungkan sandal jepit karet di tangan agar konon bisa berlari secepat hyena. Entah mitos apa bukan, pokoknya sandal sebelah sangat cocok buat orang tipe begitu. Intinya, mendukung perbaikan lingkungan dengan tidak menghamburkan limbah karet. (*)
Baca juga:
Bagikan
Yudi Anugrah Nugroho
Berita Terkait
Giorgio Armani Meninggal Dunia, Selebritas Kenang sang Ikon Fesyen sebagai Legenda

Desainer Legendaris Italia Giorgio Armani Meninggal Dunia

Rilis Terbatas Oktober, Samsung Galaxy Z Trifold Jadi Ponsel Lipat Terunik Berkat G Dual-infold

Chloe Malle Resmi Diumumkan sebagai Pengganti Anna Wintour Pimpin Vogue

Moscow Fashion Week Perkuat Relasi dengan Indonesia

Sepatu Nyaman Jadi Tren, Bisa Dipakai di Segala Acara

Teaser Samsung Galaxy S25 FE Sudah Dirilis, Resmi Meluncur 4 September 2025

ASICS Gel Cumulus 16 Dukung Gerak Aktif dalam Balutan Gaya, Dilengkapi Teknologi Terkini untuk Kenyamanan Pengguna

The Best Jeans For Every Body: Koleksi Denim Terbaru UNIQLO Hadir Lebih Lengkap

Apple Bakal Rombak Desain hingga 2027, iPhone 17 Jadi Seri Pertama yang Berevolusi
