Karakteristik Anti Ribet Para Konsumen di Era Digital

PADA era digital ini orang semakin dimudahkan dengan informasi dan interaksi yang lebih fleksibel dan anti ribet.
Kapan pun dan dimana pun kamu akan mudah mendapatkan layanan berbasis teknologi. Berdasarkan survei Facebook dan Bain Company memperkirakan pertumbuhan konsumen digital di Indonesia pada akhir 2021 mencapai 165 juta konsumen digital, bertambah 21 juta dibandingkan dengan akhir 2020 yang hanya mencapai 144 juta tahun lalu.

Pakar pemasaran memperhatikan bahwa pelacakan perilaku dan kebiasaan konsumen digital memberikan informasi penting untuk keberhasilan kampanye.

Industri digital sangat bergantung pada data pengguna dan menawarkan beragam alat dan saluran untuk merampingkan data yang menyangkut bagaimana setiap konsumen berperilaku online. Hal ini memungkinkan kesempatan para pebisnis untuk meningkatkan bagian-bagian dari produk atau layanan mereka yang tidak beresonansi dengan baik dengan target audiens.

Baca Juga:

Tanggapi Keluhan Pelanggan dengan Cara yang Tepat

Keringanan

Seiring kemajuan teknologi digital, perilaku konsumen juga berubah. Ya, orang akan selalu membutuhkan cara yang cepat dan mudah untuk mendapatkan produk atau layanan tertentu.

Namun, seiring perubahan teknologi, begitu pula cara kita membeli tugas secara online, memesan sepatu terlebih dahulu, atau mendaftar ke layanan streaming video. Dengan mengingat hal ini, penting untuk diketahui bahwa perilaku konsumen digital dapat berubah dengan mudah. Perubahan yang bervariasi mulai dari dampak politik global hingga inovasi perangkat lunak terbaru yang berkaitan dengan strategi bisnis kamu.

Oleh karena itu, mengetahui bahwa perilaku konsumen digital dapat keluar jalur begitu cepat, penting untuk terus memantau grafik metrik penjualan dan mencoba memprediksi bagaimana keadaan akan berubah di kemudian hari.

Jika kamu tidak yakin dengan visi selanjutnya, kamu dapat melacak metrik perilaku pengguna yang dapat menyebabkan perubahan sehingga kamu dapat membuat rencana cadangan.

Interkonektivitas

Menurut statistik teknologi digital terbaru, sejak Januari 2021, lebih dari 300 juta pengguna internet, dengan lebih dari 250 juta menjadi pengguna reguler media sosial. Pengguna media sosial terbagi pada TikTok, Instagram, Twitter dan Facebook. Para pengguna medsos ini menemukan fakta dapat berbagi postingan begitu luas sehingga saat ini mulai mempublikasikan bisnisnya disemua media sosial.

Pengguna berharap untuk berkomunikasi di Facebook semudah mereka menggunakan fitur chat pada situs web atau layanan telepon. Hal yang sama berlaku untuk acara khusus, diskon, dan pengumuman lain yang ingin disampaikan pada followers kamu.

Sehingga saat ini platform media sosial menjadi kebutuhan bisnis. Berkat fitur belanja Facebook dan Instagram, semakin banyak konsumen saat ini mengharapkan bisnis kamu menawarkan pengalaman belanja yang mudah dan anti ribet.

Baca Juga:

Tips Meningkatkan Keamanan Siber

Penggunaan AI

Artificial Intelligence (AI) sangat luas di pasar saat ini, mulai dari transportasi, belanja, bahkan layanan streaming yang berjalan pada perangkat lunak berbasis Artificial Intelligence. Di dunia digital, pengguna mengharapkan AI untuk membantu mereka mencari, saran produk, dan fasilitasi keseluruhan pengalaman pengguna.

Kecerdasan buatan ini memungkinkan konsumenmu untuk mencari produk bahkan jika mereka tidak tahu persis nama produk tersebut. Selain itu, perangkat lunak pengenalan suara dan pemprosesan bahasa alami memungkinkan pengguna yang berbicara dalam berbagai bahasa dapat menggunakan platformmu dengan mudah. Layanan pelanggan yang digerakkan oleh AI sangat dihargai, dengan chatbot modern yang memahami dan menjawab masalah manusia menggunakan suara.

Beberapa karakteristik dari perilaku konsumen menjadi paling menonjol di dunia online kini. Sangat penting untuk kamu untuk mengawasi perubahan-perubahannya dan menjaga bisnis untuk tetap bertahan. (dgs)

Baca Juga:

Pandemi COVID-19 Membentuk Tipe Konsumen Baru