Kampung Pelangi 200 Destinasi Wisata Anyar di Bandung


Kampung Pelangi 200 destinasi anyar di Bandung. (Foto: instagram@sanlexid)
BANDUNG tak sekedar memiliki destinasi berbelanja saja. Ada kampung yang berwarna-warni dan terlihat di kejauhan. Kampung Pelangi 200 namanya yang berada di Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, tidak jauh dari gedung Sabuga.
Kampung ini baru diresmikan bulan Agustus 2018 lalu. Kampung warna-warni yang asyik buat dijelajahi dan melakukan kegiatan fotografi. Laman Arah Destinasi menuliskan kampung warna-warni menempati tanah berkontur bukit dengan tingkat kemiringan yang justru menambah indah ketika diabadikan.

Di dalam kampung ini warna cerah adalah keharusan. Gang-gang kecil yang menjadi penghubung di dalam kampung terlihat eksotis setelah diberi warna dari sponsor salah satu perusahaan cat. Di dalam kampung juga bisa ditemui anak-anak tangga cukup tinggi mengikuti kontur tanah. Sangat cantik untuk memuaskan hobi berfoto.
Waktu yang tepat untuk datang ke kampung ini adalah pada pagi atau sore hari. Kamu akan melihat kehidupan di kampung ini. Melihat aktivitas ibu-ibu menyapu, bapak-bapak memandikan burung atau ayam, dan anak-anak yang berlarian sepanjang jalan kampung.
Seperti pemukiman padat lainnya, kampung ini terkesan kumuh pada awalnya. Namun program CSR sebuah pabrik cat mengubah kampung ini menjadi indah dan nyaman untuk dikunjungi. Nama kampungnya pun berubah menjadi Kampung Pelangi 200. Untuk mencapai Kampung Pelangi 200, bisa dari Cikapundung atau jalan Sangkuring Dago.

Konon, menurut laman Arah Destinasi, nama Kampung Pelangi 200 diambil dari nilai ganti rugi pendudukanya yang tergusur dari rusunawa seputaran ITB. Mereka kabarnya menerima ganti rugi sebesar Rp200 ribu.
Kampung Pelangi 200 adalah kampung warna-warni kedua setelah Kampung Warna-Warni yang berada di Gang Cibunut Gang Cibunut, Kelurahan Kebon Pisang, Kecamatan Sumur. Kampung ini tak hanya dihiasi dengan warna beragam, melainkan dengan mural kreasi warganya.
Karena lokasinya berada di pusat kota, Kampung Warna-Warni selalu mendapat pengunjung. Apalagi di kampung itu, penduduk lantas berkreasi membuka kafe dan warung. Setelah lelah menjelajah, sangat asyik bisa bersantai minum kopi, teh, makan camilan atau pun makan berat di kawasan tersebut. Serius di kampung ini terasa seperti berada di pedesaan di Eropa utara (*)
Bagikan
Berita Terkait
KAI Tambah Kapasitas KA Lodaya Relasi Solo - Bandung Mulai 19 September 2025

Ledakan LPG 3 Kg di Bandung: 2 Rumah Hancur, 4 Warga Masuk RS Hasan Sadikin

Macan Tutul Kabur Dari Lembang Park and Zoo ke Gunung Tangkuban Parahu Bahayakan Nyawa Warga

Polisi Bantah Tembak Gas Air Mata ke Unisba, Dalihnya Tertiup Angin Masuk Kampus

Warga Bandung Catat! Ini 6 Titik Evakuasi Jika Terjadi Gempa Dahsyat Sesar lembang

Sindikat di Bandung dan Bogor Jual Beras ‘Oplosan’ Kualitas Medium dengan Harga Premium, Konsumen Rugi Sampai Miliaran Rupiah

Bangunan Liar Tanpa Izin Ganggu Operasional Whoosh, KCIC Lakukan Penertiban

Rayakan 20 Tahun “Berdiri Teman”, Closehead Hadirkan Semangat Baru dengan Pulangnya Aido

Viral Ada Pembagian Bir di Ajang Pocari Sweat Run 2025, Pemkot Panggil Komunitas Pelari

Modus Sindikat Jual Bayi ke Singapura: Dipul di Bandung, Transit Pontianak Urus Dokumen
