Kala Ratu Shima Menyambangi Festival Ragam Nusantara


Drama tari "Shima". (Foto: MP/Ikhsan Digdo)
PADA hari terakhir Festival Ragam Nusantara, panitia menyelenggarakan drama tari "Shima". Drama tari ini berhasil menarik perhatian para pengunjung. Tidak sedikit pengunjung yang antusias memotret pertunjukan berdurasi 15 menit itu.
Sebanyak sembilan pemain sukses mementaskan drama tari "Shima". Sebenarnya, pementasan ini berdurasi panjang, mencapai 90 menit. "Waktu itu kita pentas di Gedung Museum Jakarta selama 1,5 jam," terang penggagas dan sutradara drama tari, Putut Budi Santosa, kepada Merahputih.com di Gedung Kerta Niaga, Kota Tua, Jakarta.
Namun, kali ini pertunjukan diperpendek durasinya. Drama tari berkisah tentang seorang ratu bernama Shima yang berasal dari Kerajaan Kalingga. Pada abad keenam, Ratu Shima disegani rakyatnya sehingga mereka selalu taat pada peraturan kerajaan.
Di Kerajaan Kalingga terdapat peraturan bahwa barang yang bukan dimiliki seseorang tidak boleh disentuh. Jika dilanggar, sang pelanggar akan dihukum potong jari.
Suatu ketika ada rakyat yang melanggar peraturan tersebut. Ternyata sang pelanggar adalah anak sang ratu. Hal ini membuat Ratu Shima menjadi bimbang untuk menjatuhkan hukuman lantaran pelanggarnya adalah anaknya sendiri.
Namun, sang ratu tetap menunjukkan kewibawaan sebagai pemimpin yang taat peraturan. Di akhir cerita, Ratu Shima tetap menghukum anaknya, sesuai peraturan. Jari sang anak dipotong atas kesalahan yang dilakukan. Pesan moral yang disampaikan melalui drama tari ini amat jelas. Mengajak penonton menjauhi korupsi, kolusi dan nepotisme. (Ikh)
Simak artikel lain mengenai Festival Ragam Nusantara di sini: Serunya Workshop Batik di Festival Ragam Nusantara.
Bagikan
Berita Terkait
Dewi Gita dan Denada Tampilkan Seni Tari Jaipong di Galeri Indonesia Kaya

Ken Dedes, Ibu dari Raja-raja Nusantara
