Jejak Kaki Kura-Kura Purba Ungkap Kondisi Ekologi Zaman Kapur di China

Dwi AstariniDwi Astarini - Rabu, 11 September 2024
Jejak Kaki Kura-Kura Purba Ungkap Kondisi Ekologi Zaman Kapur di China

Jejak dinosaurus kecil di China Barat Laut.(foto: Xinhua)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MERAHPUTIH.COM - JEJAK kaki kura-kura yang ditemukan bertumpuk dengan jejak kaki burung serta dinosaurus mengungkap kondisi ekologi Zaman Kapur Awal di wilayah Yongjing, Prefektur Otonom Etnis Hui Linxia, Provinsi Gansu, China.

Tim peneliti mengungkap penemuan itu pada Sabtu (7/9). Fosil tersebut terkubur di batu pasir merah yang berasal dari Zaman Kapur Awal di wilayah China Barat Laut. Seperti dilaporkan ANTARA, pada rentang 2020 dan 2022, staf sebuah museum dinosaurus di salah satu objek wisata Sungai Kuning menemukan enam situs fosil jejak kaki yang berharga. Lima situs berisi jejak burung purba, termasuk satu situs yang terdapat jejak kaki kura-kura, sedangkan satu situs lainnya berisi jejak dinosaurus theropoda.

Penemuan itu telah dipublikasikan di jurnal Cretaceous Research. Dalam jurnal tersebut, para ilmuwan menyoroti bahwa fosil-fosil itu memberikan bukti pertama dari jejak kaki kura-kura di China, serta bukti koeksistensi kura-kura dan burung.

Salah seorang peneliti dalam penemuan ini, yang juga seorang profesor bidang paleontologi di Universitas Pertanian Gansu, Yongjing, Li Daqing mengatakan wilayah itu merupakan situs fosil terkenal. Di sana, para ilmuwan menemukan banyak tulang dinosaurus, jejak kaki, dan fosil-fosil penting lainnya yang terpelihara dengan baik yang berasal dari 145 juta tahun silam, awal Zaman Kapur.

Kali ini, tim peneliti tersebut menemukan sepasang jejak kaki kura-kura berukuran kecil dan sedang yang dapat diidentifikasi sebagai jejak kaki kura-kura purba pertama yang ditemukan di China. Jejak tersebut memiliki tingkat kelestarian dan keteraturan yang lebih baik ketimbang penemuan sebelumnya.

Kepala peneliti yang juga pakar paleontologi di Universitas Geosains China, Xing Lida, mengatakan jejak kaki itu mengungkap kondisi ekologis China Barat Daya di Zaman Kapur Awal.

Baca juga:

Seorang Anak Temukan Jejak Kaki Dinosaurus Berusia 200 Juta Tahun



"Ini memberikan gambaran yang jelas tentang pemandangan ekologis purba. Kura-kura bergerak melalui perairan dangkal, meninggalkan jejak kakinya. Saat permukaan air surut, area tersebut tidak lagi tertutup air dan menarik banyak burung untuk mencari makan. Akibatnya, jejak kaki burung bertumpang tindih dengan jejak kaki yang ditinggalkan kura-kura," kata Xing.

Dalam penelitian itu, jejak kaki burung yang ditemukan memiliki panjang sekitar 3-4 cm. Jejak itu menyerupai jejak kaki Koreanaornis lii, spesies burung yang sebelumnya banyak ditemukan dan hidup pada Zaman Kapur di China.

Satu-satunya situs fosil jejak kaki yang tidak terdapat jejak kaki burung ialah jejak kaki simetris berjari tiga dengan panjang 16,6 cm. Berdasarkan karakteristik morfologisnya, jejak kaki itu amat mungkin merupakan jejak kaki ankylopollexian berukuran kecil, salah satu kelompok dinosaurus.

Penelitian itu mengungkapkan bahwa selama periode yang didominasi dinosaurus, hewan berkaki empat beradaptasi dengan kedalaman air yang berbeda-beda berdasarkan ukurannya. Penemuan itu dapat membantu para ilmuwan dalam menentukan dan mengategorikan kedalaman air purba.

"Selain itu, penemuan ini juga berkontribusi terhadap pemahaman kita tentang fauna dinosaurus di Yongjing pada Zaman Kapur Awal dan menawarkan materi berharga untuk mempelajari ekosistem purba di area tersebut," imbuh Xing.

Sejak akhir 1990-an, lebih dari 2.000 jejak kaki dinosaurus telah ditemukan di daerah tersebut. Baru-baru ini, daerah itu mendapat perhatian media karena temuan fosil dinosaurus yang terus-menerus.

Pada awal Agustus, tim Xing mengungkap koleksi lima fosil jejak kaki kecil milik dinosaurus dari Zaman Kapur yang ditemukan di Prefektur Otonom Etnis Hui Linxia. Temuan itu diyakini sebagai salah satu jejak kaki dinosaurus terkecil yang pernah tercatat di dunia.

Penemuan itu memperluas koleksi jejak kaki dinosaurus serta mendongkrak nilai budaya dan pariwisata area tersebut.(*)

Baca juga:

Asal-usul Asteroid yang Musnahkan Dinosaurus 66 Juta Tahun Lalu Ditemukan

#China #Dinosaurus
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Indonesia
Menhan Pastikan Indonesia Beli Pesawat Tempur Chengdu J-10 Buatan China
Berdasarkan media Prancis Intelligenceonline yang dikutip oleh akun instagram ISDS dijelaskan kontrak pembelian J-10 sempat tertunda karena masalah pendanaan. Kini, kontrak tersebut akan dilanjutkan melalui skema pembayaran dari China.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 15 Oktober 2025
Menhan Pastikan Indonesia Beli Pesawat Tempur Chengdu J-10 Buatan China
Indonesia
Perang Dagang AS dan China Makin Panas, Menperin Sebut Trump Ingin Investasi Lebih
Kebijakan Trump terkait dengan tarif impor baru juga bertujuan untuk menjaga keseimbangan Neraca Perdagangan AS dengan para mitra dagang.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 14 Oktober 2025
Perang Dagang AS dan China Makin Panas, Menperin Sebut Trump Ingin Investasi Lebih
Indonesia
Perang Dagang AS-China, Menkeu: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung
Presiden AS Donald Trump baru saja menetapkan tarif impor sebesar 100 persen terhadap produk asal China mulai 1 November 2025
Wisnu Cipto - Senin, 13 Oktober 2025
Perang Dagang AS-China, Menkeu: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung
Dunia
Rayakan Hari Ulang Tahun ke-76 Republik Rakyat China, Xo Jinping Tegaskan Satu Negara, Dua Sistem
"Dengan tegas menentang tindakan separatis 'kemerdekaan Taiwan' serta campur tangan kekuatan luar, dan dengan tegas membela kedaulatan negara serta keutuhan wilayah," tambah Presiden Xi.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 01 Oktober 2025
Rayakan Hari Ulang Tahun ke-76 Republik Rakyat China, Xo Jinping Tegaskan Satu Negara, Dua Sistem
Dunia
Melemah, Topan Ragasa masih Jadi Ancaman Besar di Guangdong
Badan Meteorologi China melaporkan kecepatan angin maksimum mencapai 176 km/jam dengan embusan hingga 268 km/jam.
Dwi Astarini - Rabu, 24 September 2025
Melemah, Topan Ragasa masih Jadi Ancaman Besar di Guangdong
ShowBiz
1 Kalimat dari K-Drama ‘Tempest’ Bikin Marah Warganet China, Jun Ji-hyun Langsung Kena Cancel
Banyak dari warganet China menyeru kepada berbagai merek agar memutuskan kerja sama dengan aktris Korea tersebut.
Dwi Astarini - Rabu, 24 September 2025
1 Kalimat dari K-Drama ‘Tempest’ Bikin Marah Warganet China, Jun Ji-hyun Langsung Kena Cancel
Indonesia
Warga Sukabumi Jadi Korban Sindikat Pengantin Pesanan Warga China
Meski investigasi kasus tersebut masih berlanjut, Reni menjadi korban dari sindikat pengantin pesanan yang memang sudah beberapa kali terjadi di Tiongkok.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 22 September 2025
Warga Sukabumi Jadi Korban Sindikat Pengantin Pesanan Warga China
Dunia
China Tahan Kapal Milik Filipina, Bakal Bangun Cagar Alam 3.500 Hektare di Laut China Selatan
Kapal-kapal China kerap berpatroli dan terkadang bersitegang dengan kapal Filipina di dekat beting yang disengketakan di kawasan itu.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 September 2025
China Tahan Kapal Milik Filipina, Bakal Bangun Cagar Alam 3.500 Hektare di Laut China Selatan
Kuliner
Remaja China Kencingi Kuah Hotpot, Diharuskan Ganti Rugi Rp 4,7 Miliar
Pengadilan juga menyatakan orangtua remaja tersebut gagal menjalankan kewajiban pengawasan sehingga merekalah yang harus menanggung ganti rugi.
Dwi Astarini - Selasa, 16 September 2025
Remaja China Kencingi Kuah Hotpot, Diharuskan Ganti Rugi Rp 4,7 Miliar
Dunia
NASA Larang Warga Negara China Kerja di Program Antariksa, Antisipasi Tindakan Spionase
Beberapa kasus dugaan spionase yang melibatkan warga negara China juga muncul belakangan ini di AS.
Dwi Astarini - Kamis, 11 September 2025
NASA Larang Warga Negara China Kerja di Program Antariksa, Antisipasi Tindakan Spionase
Bagikan