Jangan 'Overthinking', Banyak Efek Negatifnya


Kebanyakan berpikir bikin tidak kreatif. (Foto: Pexels/Pixabay)
KEBANYAKAN berpikir tidak baik buat seseorang. Semua obsesi yang berlebihan dan terlalu merenungkan sesuatu akan memberi dampak negatif untuk kamu secara fisik dan mental.
Melansir dari laman huffpost, studi dari University of Michigan menemukan bahwa 73% orang dewasa yang berusia antara 25 hingga 35 tahun terlalu banyak berpikir, seperti halnya 52% dari 45 hingga 55 tahun.
Baca Juga:
Yang menarik, penelitian itu menemukan bahwa banyak overthinkers ini percaya bahwa mereka sudah melakukan kebaikan yang sebenarnya hanya berputar-putar dalam pikiran saja. Kenyataannya, terlalu banyak berpikir adalah permainan berbahaya dengan banyak konsekuensi negatif pada kesejahteraan seseorang.
Huffpost menuliskan, David Spiegel, direktur Pusat Stres dan Kesehatan di Stanford Health Care, mengatakan ada kalanya kamu mengkhawatirkan tentang masalah yang jauh lebih buruk lainnya daripada masalah yang sedang kamu pikir secara berlebihan itu.
Pilihan yang tepat

Terlalu banyak berpikir menciptakan begitu banyak pilihan dan skenario sehingga akhirnya membuat kamu tidak dapat mengambil keputusan. Ini merupakan sebuah konsep yang disebut analysis paralysis.
Rajita Sinha, direktur Yale Stress Center, mengatakan seseorang bisa terjebak dalam konsekuensi yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Celakanya kemudian merembet pada eksekusi yang lamban atau sama sekali tidak pernah dilakukan.
Karena terjebak dalam kebingungan, alih-alih menyelesaikan masalah malah mengambil keputusan yang salah. Ini diakibatkan karena kebingungan dengan semua pikiran yang saling bersaing.
Laure Price, asisten profesor klinis di departemen psikiatri di NYU Kesehatan Langone, mengatakan perasaan atau naluri menjadi tergantikan karena memiliki begitu banyak masukan. Akibatnya, seseorang tidak dapat membuat pilihan yang tepat dan baik.
Kehilangan kreativitas

Studi di Inggris mengungkapkan ketika bagian-bagian tertentu dari otak dan proses kognitif hening, biasanya seseorang menjadi lebih kreatif.
Pemikiran berlebihan yang dapat mengarah pada ‘kebiasaan mental’, yang pada dasarnya dapat menyebabkan terjebak pada kondisi kehabisan ide atau solusi baru.
Meskipun demikian sebenarnya beberapa pemikiran yang berlebihan dapat mengarah pada ide-ide baru dan segar. Sayangnya dapat menjadi bumerang dan menciptakan hambatan mental yang membuatnya sulit untuk berpikir kretif dan inovatif.
Baca Juga:
Energi menurun

Berpikir berlebihan mengonsumsi energi dalam jumlah banyak. Otak memproses banyak sinyal yang masuk dan tidak benar-benar mengarah ke sesuatu yang produktif.
Price mengatakan energi tanpa semacam outlet fisik benar-benar dapat membuat tubuh kelelahan. Karena seseorang hanya menghabiskan begitu banyak waktu di kepalanya sendiri.
Hormon kortisol akan lebih banyak keluar ketika seseorang berpikir berlebihan. Untungnya seiring waktu berjalan, pelepasan kortisol yang konstan dapat menipis namun menyebabkan kelelahan.
Analoginya seperti saat kamu menjalankan mobil di gigi yang salah. Mobil kamu memang dapat berjalan, tetapi mobil kemudian kehilangan banyak bahan bakarnya.
Nafsu makan

Terlalu banyak berpikir bisa berdampak besar pada selera orang. Umumnya bagi sebagian orang, ini dapat meningkatkan nafsu makan atau sebaliknya.
Spiegel menyebut ini sebagai kondisi worry eating. Kemudian seseorang akan merasa tenang jika makan. Namun adapula yang merasa terganggu dengan makanannya. Orang yang merasa tenang ini biasanya cenderung mencari hal-hal yang paling lezat dan tidak sehat ketika mereka stres. Spiegel mencatat ada alasan mengapa makanan tinggi lemak dan manis disebut comfort foods.
Menurut Universitas Harvard, hormon kortisol cenderung dapat memotivasi dan meningkatkan nafsu makan. (arb)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
6 Tanda Seseorang Dikelilingi Energi Positif

4 Cara Efektif Hilangkan Pikiran Negatif
