Jajanan Kue Putu Mulai Hilang Terkikis Waktu


Kue Putu (Foto: MerahPutih/Win)
Ukuran:
14
Font:
Audio:
MerahPutih Kuliner - Bagi masyarakat sudah tak asing lagi mendengar nama kue putu. Biasanya, kue tersebut dijajakan oleh pedagang dengan menggunakan sepeda atau gerobak dengan mengelilingi perkampungan.
Uniknya, saat pedagang putu itu melintas terdengar suara lengkingan mirip kereta api. Sehingga, tak heran jika inilah yang menjadi salah satu ciri khas keberadaan kue putu.
Namun, seiring berjalannya waktu keberadaan pedagang kue putu mulai tersisihkan. Bahkan, sudah sangat jarang ditemui pedagang tersebut.
Uniknya, saat pedagang putu itu melintas terdengar suara lengkingan mirip kereta api. Sehingga, tak heran jika inilah yang menjadi salah satu ciri khas keberadaan kue putu.
Namun, seiring berjalannya waktu keberadaan pedagang kue putu mulai tersisihkan. Bahkan, sudah sangat jarang ditemui pedagang tersebut.
Jika dilihat, kue ini berasal dari tepung beras yang diapatkan di sebuah bambu. Guna menambah rasa manis, di tengahnya terdapat isi, yakni potongan gula merah atau yang sering dikenal dengan gula jawa. Setelah matang, diatas adonan kue tersebut diberi parutan kepala.

Tak heran, jika mendengar nama kue putu seolah teringat kembali memori masa kecil dahulu. Dimana, makanan ini menjadi kegemaran kita sewaktu kecil.
Salah seorang pedagang kue putu, Bagyio (54). Ia mengakui sudah menjual kue putu sejak tahun 90an. Bisa dibilang Bagyio merupakan satu diantara sejumlah pedagang yang bertahan berjualan putu.
Meski seiring berjalannya waktu sudah tak diminati, namun ia tetap akan terus berjualan kue putu. (Win)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Kuliner
Mengicip Itak Pohul-Pohul khas Sumatra Utara, Kehangatannya Bawa Ingatan akan Rumah
Itak Pohul-Pohul sering disajikan dalam acara adat Batak, Marhusip.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 19 Desember 2024

Kuliner
Mencicip Sedapnya Manis Legit Bika Ambon Khas Medan
Tidak seperti namanya, jajanan ini sama sekali tidak ada pengaruh kebudayaan apapun dari Ambon.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 19 Desember 2024