Jaga Netralitas Pilpres, Jokowi Diminta Berhenti Jadi Presiden
Diskusi di Media Center Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud di Rumah Cemara 19, Jakarta, Senin (30/10). (Foto: MP/Ponco)
MerahPutih.com - Pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan tiga bakal capres Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan, yang dibalut dengan makan siang bersama di Istana Negara, mendapat respons negatif.
Menurut Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama, Ari Junaedi, apa yang ditampilkan Jokowi di panggung depan dengan belakang jauh berbeda.
Baca Juga:
Hal itu disampaikan Ari dalam diskusi bertajuk "Nasib Demokrasi Indonesia ke Depan", yang digelar Media Center Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud di Rumah Cemara 19, Jakarta, Senin (30/10).
"Kemunafikan Jokowi sudah jelas. Saat ini kita sudah liat semua suprastruktur negara digunakan untuk kepentingannya," ujarnya.
Diketahui, Jokowi merestui putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka untuk berkontestasi dalam Pilpres 2024 sebagai cawapres pendamping Prabowo Subianto:
Ari mengkritik apa yang dilakukan Jokowi saat ini dengan menggunakan suprastruktur negara untuk kepentingan keluarganya. Karena itu, ia mengusulkan agar Jokowi mengundurkan diri untuk menjaga netralitasnya.
"Jokowi sudah tidak bisa pisahkan kepentingan umum dengan kepentingan pribadi. Ini soal masa depan demokrasi, dibajak," ujarnya.
Baca Juga:
Gibran Angkat Bicara Soal Pernyataan PDIP Beri Keistimewaan Pada Keluarga Jokowi
Ari mengaku dahulu dirinya punya harapan besar terhadap Jokowi.
"Namun saat ini saya tidak bisa lagi lihat bermimpi anak tukang ojol jadi capres atau cawapres kecuali dia adalah anak seorang presiden," kata Ari.
Ari juga mengaku sudah bekeliling daerah, dan mulai melihat fenomena di masyarakat, di mana ada aksi warga yang menggambarkan Presiden Jokowi dijadikan keranda mayat dan cawapres Gibran digambarkan sebagai pocong.
Menurut Ari, fenomena itu memperlihatkan bahwa apa yang disampaikan Jokowi sudah tidak bisa dipercaya lagi. Sebab Apa yang diucapkan berbeda dengan apa yang dilakukan.
"Saat ini kita sudah harus kibarkan bendera setengah tiang atas matinya demokrasi. Jokowi mundur saja dan jadikan KH Maruf Amin jadi presiden," tutup Ari. (Pon)
Baca Juga:
Gibran Angkat Bicara Soal Pernyataan PDIP Beri Keistimewaan Pada Keluarga Jokowi
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Polda Metro Gelar Perkara Khusus Tunjukkan Ijazah Asli, Jokowi: soal Maaf Urusan Pribadi
[HOAKS atau FAKTA]: Anies Gelar Syukuran setelah Roy Suryo Dipenjara atas Kasus Dugaan Hoaks Ijazah Palsu Jokowi
Amien Rais, Refly Harun, dan Rismon Datangi PN Solo untuk Sidang Ijazah Palsu
[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Ditetapkan sebagai Bencana Nasional oleh Pemerintah
[HOAKS atau FAKTA] : Jokowi Pilih Langsung Rektor UGM untuk Beking Dirinya dari Tudingan Ijazah Palsu
Gelar Perkara Khusus Kasus Dugaan Ijazah Palsu, Kubu Jokowi Minta Tersangka Segera Disidang
Temui Jokowi di Solo, Dato Tahir Bocorkan Tanggal Peresmian Museum Sains dan Teknologi
[HOAKS atau FAKTA]: Presiden ke-7 RI Joko Widodo Ditugaskan BRIN jadi Ketua Gugus Tugas Penanggulangan Bencana
[HOAKS atau FAKTA]: Ingin Dicap sebagai Pahlawan, Jokowi Datangi Lokasi Bencana di Sumatra
[HOAKS atau FAKTA] : Prabowo Larang Jokowi Pergi ke Luar Negeri karena Kasus Dugaan Ijazah Palsu