Isu Patriarki dan Kurang Kasih Sayang dalam Drakor 'The Story of Park's Marriage Contract'


Walau tidak pusing bayar cicilan rumah dan kendaraan, keluarga konglomerat juga punya masalah sendiri. (Foto: Viu)
MerahPutih.com - Tak selamanya hidup jadi konglomerat dan bangsawan itu enak. Bergelimang harta, jelas. Namun, banyaknya harta juga sebanding dengan masalah mereka.
Drakor The Story of Park’s Marriage Contract, yang telah menyelesaikan season 1 di VIU, mengangkat dua masalah rakyat jelata yang ternyata juga dialami oleh bangsawan dan konglomerat: patriarki dan kurang kasih sayang.
"Walau tidak pusing bayar cicilan rumah dan kendaraan, keluarga konglomerat juga punya masalah sendiri," tulis VIU lewat keterangan pers yang dikirimkan kepada Merahputih.com.
Drakor ini menceritakan Kang Tae-ha (diperankan Baek In-hyuk) dan Park Yeon-woo (diperankan Lee Se-young). Yeon-woo adalah perempuan bangsawan dari era kerajaan Joseon yang melakukan lompatan waktu ke era modern.
Baca juga:
Serba Bisa, Ini Peran Bae In-hyuk sebelum di 'The Story of Park's Marriage Contract'
Yeon-wo menikah dengan Kang Tae-ha, pria baik yang pernah ia temui secara tidak sengaja. Malang, Tae-ha memiliki penyakit jantung dan meninggal dunia saat malam pertama mereka.
Dalam masa berduka, Yeon-woo diculik dan dilempar ke dalam sumur oleh orang tidak dikenal. Rupanya sumur itu menghubungkannya dengan dunia modern.
Di era modern, Yeon-woo kembali bertemu Tae-ha. Di sini Tae Ha adalah seorang pewaris perusahaan konglomerat yang tidak tertarik untuk menikah.
Demi membujuk kakeknya agar mau menjalani operasi penting, ia menggelar pernikahan palsu. Saat itulah Yeon-woo muncul dan menjadi pengantinnya.
Tae-ha dan adiknya dari kecil sudah diatur untuk meneruskan bisnis keluarga. Hubungan dengan keluarga pun cenderung karena urusan bisnis sehingga mereka kurang kasih sayang dan tidak paham nilai-nilai keluarga yang utuh.
Tae-ha tumbuh jadi bos yang dingin, sementara adiknya hanya menilai orang-orang menghargai dirinya karena harta yang dimilikinya.
Sementara isu partriarki diangkat lewat latar perbandingan era Goryeo dengan Joseon. Pada masa Goryeo, perempuan memiliki kebebasan dalam banyak hal termasuk dalam pemerintahan, tetapi pada era Joseon gerak-gerik mereka sangat dibatasi.
Yeon-woo yang hidup pada masa Joseon lebih terbatas kehidupannya. Walau ia anak menteri, ia hanya boleh belajar di rumah. Ia tidak boleh menunjukkan wajahnya sembarangan di tempat umum, apalagi bekerja sebagai pembuat baju.
Meski ahli dalam menyulam dan menjahit, Yeon-woo tak bebas berkarya. Keahliannya menyulam dan menjahit baru bisa dinikmati masyarakat luas ketika ia melompat ke era modern.
Pada masa modern perempuan Korea sudah tidak lagi seperti pada zaman Joseon. Yeon-woo bercita-cita melihat dunia luas dan bebas berkarya begitu bahagia tinggal pada masa modern. (dru)
Baca juga:
Dave Grohl Tuliskan Perjalanan Hidupnya di ‘The Storyteller’
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Pelan tapi Pasti, ‘Genie, Make a Wish’ Puncaki Daftar Serial Non-Inggris Netflix

’Genie, Make a Wish’, Absurd dan Lucu di Awal tapi Menghayutkan hingga Akhir

Lee Do Hyun hingga Shin Si Ah Siap Bintangi Series Terbaru Netflix 'Grand Galaxy Hotel'

Serial 'As You Stood By' Tayang di Netflix November 2025, Kisahkan Persahabatan 2 Perempuan Melawan Kekerasan

Cinta Tumbuh di Tengah Badai Krisis, Lee Jun ho 2PM dan Kim Min Ha Bersatu di 'Typhoon Family'

Jang Ki Yong Rela Jadi Bucin 'Mama Palsu' Ahn Eun Jin di Dynamite Kiss, Bikin Jomblo Iri

Lee Jun-ho kembali dalam K-Drama ’Typhoon Family’ yang Tayang 10 Oktober, ini nih 3 Alasan Kamu Harus Nonton

'What’s Up with Secretary Kim' Diadaptasi Jadi Film Versi Indonesia, Intip Sinopisis hingga Deretan Pemainnya

Drama Korea-Jepang 'Romantics Anonymous', Ketika Cinta dan Cokelat Jadi Obat untuk Rasa Takut

Lirik Lagu 'Stay With Me' Huh Gak, OST K-Drama Populer 'Bon Appétit, Your Majesty'
