Invisible Hand Dorong Airlangga Mundur dari Ketum Golkar


Airlangga Hartarto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (8/11/2023). ANTARA/Mentari Dwi Gayati
MERAHPUTIH.COM - MUNDURNYA Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum Partai Golkar dinilai tak lepas dari kuatnya benturan antarkekuatan di internal Partai Beringin.
?
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (INDOSTRATEGIC) Ahmad Khoirul Umam menyebut faksi-faksi besar di internal Golkar mulai berbenturan sejak jelang Pilpres 2024. "Faksi-faksi kekuatan di internal Golkar memiliki agenda kepentingan ekonomi-politik yang beragam," kata Umam dalam keterangannya, Senin (12/8).
?
Ia menjelaskan ada yang mencoba untuk mempertahankan kedaulatan politik partai dari intervensi eksternal. Di lain sisi, ada yang mencoba bersimbiosis dengan kekuatan eksternal yang dekat dengan kekuasaan untuk memengaruhi dan mengendalikan keputusan politik strategis Golkar.
?
"Benturan ini sempat terlihat ketika Golkar tengah utak-atik koalisi Pilpres 2024. Saat itu, Golkar sempat hampir mendekat dengan PDIP," ujarnya.
Baca juga:
Airlangga Mundur, Golkar Solo Pastikan Solid Jelang Pilkada 2024
?
Hal itu, kata Umam, diyakini sejumlah kalangan sebagai alasan Airlangga sempat diperiksa Kejaksaan Agung terkait dengan kasus minyak goreng. Manuver Airlangga dianggap tidak firmed dengan agenda kepentingan penguasa.
?
"Kali ini, the invisible hand tampaknya kembali bergerak karena langkah dan keputusan Airlangga di sejumlah pilkada dianggap kurang tegas dan sering memunculkan ketidakpastian," ungkapnya.
?
Oleh karena itu, menurutnya, operasi politik berjalan hingga memunculkan informasi spekulatif adanya pergerakan pemeriksaan lanjutan oleh Kejagung atas isu lama yang belum ada kejelasan informasinya.
?
"Setelah mundurnya Airlangga, gabungan dua gerbong kekuatan yang dibawa Bahlil Lahadalia dan Agus Gumiwang Kartasasmita bergabung menjadi satu," imbuhnya.
?
Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina ini memprediksi Agus Gumiwang yang dikabarkan sempat berseteru dengan kekuatan Airlangga akan menduduki posisi Ketua Umum Partai Golkar.
?
"Bahkan, keberadaan Agus Gumiwang dan Bahlil bisa menjadi jembatan yang memfasilitasi bagi Jokowi dan keluarganya setelah purnatugas pada 20 Oktober mendatang," ujarnya.
?
Kendati demikian, Umam menyebut, jika pada akhirnya Airlangga kalah dalam pertarungan internal Golkar, kepemimpinan Airlangga selaku Ketum Golkar tetap patut diapresiasi.
?
"Ia mampu menorehkan prestasi gemilang dengan memperoleh 102 kursi parlemen nasional atau meningkatkan 17 kursi atau setara dengan 18 persen kekuatan parlemen," pungkasnya. (Pon)
Baca juga:
Airlangga Mundur dari Ketum Golkar, PAN: Tidak Berpengaruh pada KIM
?
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Vakumnya Posisi Menpora dan Menko Polkam, Golkar Prediksi Reshuffle Kabinet Akan Ada Tahap Lanjutan

Transaksi Harbolnas 2025 Ditarget Tembus Rp 35 Triliun, Pemerintah Janjikan Diskon Besar-besaran

Golkar Bantah Adanya 'Barter' Posisi Menteri di Reshuffle Kabinet Hari Ini

Airlangga Hartarto: PHK Bertentangan dengan Semangat Tidar

Golkar Nilai Prabowo Berhasil Redam Eskalasi Demonstrasi dengan Pendekatan Tegas Sekaligus Adil

Jadi Perdebatan Publik, Golkar Tegaskan Anggota DPR Nonaktif tak Terima Gaji dan Tunjangan

Demi Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Bentuk Dewan Kesejahteraan dan Satgas Pencegahan PHK untuk Perlindungan Pekerja

Ekonomi Indonesia Diklaim di Jalur yang Benar, Menko Airlangga Minta Pengusaha dan Investor tak Panik

Muhammad Sarmuji Minta Kader DPRD Golkar Utamakan Kebijakan Pro Rakyat

Golkar Ingatkan Kritik Terhadap DPR Wajar Tapi Jangan Sampai Berubah Menjadi Kebencian yang Bisa Perlebar Jurang Perpecahan Bangsa
