Invasi Rusia ke Ukraina, PBB Gelar Pemungutan Suara dalam Waktu Dekat

Zulfikar SyZulfikar Sy - Selasa, 22 Maret 2022
Invasi Rusia ke Ukraina, PBB Gelar Pemungutan Suara dalam Waktu Dekat

Gedung markas besar PBB difoto dengan logo PBB di wilayah Manhattan, New York City, New York, AS, 1 Maret 2022. (ANTARA/REUTERS/Carlo Allegri/as)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (MU-PBB) diperkirakan menggelar pemungutan suara pekan ini, kata para diplomat, untuk mempertanyakan invasi Rusia ke Ukraina yang hingga menimbulkan kondisi kemanusiaan "mengerikan".

Rancangan resolusi soal kritik terhadap Rusia itu juga berisi desakan agar akses bantuan dibuka dan agar pemerintah negara itu menghentikan pertempuran serta menarik pasukannya dari Ukraina.

Pemungutan suara tersebut akan menjadi yang kedua kalinya diadakan di MU-PBB, yang beranggotakan 193 negara, soal krisis Ukraina sejak Rusia pada 24 Februari meluncurkan invasi ke Ukraina.

Baca Juga:

Puan Sebut Usulan Resolusi Konflik Rusia-Ukraina di IPU Sesuai Semangat RI

Rusia menyebut, penyerbuan tersebut sebagai "operasi militer khusus" untuk menghancurkan infrastruktur militer Ukraina.

Ukraina, Amerika Serikat, dan negara-negara sekutu berusaha meningkatkan suara dukungan untuk menentang "agresi terhadap Ukraina" oleh Rusia.

Dalam pemungutan suara pertama di MU-PBB pada 2 Maret terhadap rancangan resolusi serupa, ada 141 negara yang mendukung rancangan tersebut.

Rancangan 2 Maret itu ditolak lima negara: Rusia, Belarus, Eritrea, Korea Utara, dan Suriah. Sebanyak 35 negara, termasuk Tiongkok, abstain.

Sementara itu, menurut para diplomat, Afrika Selatan telah mengajukan rancangan resolusi tandingan soal kondisi kemanusiaan di Ukraina.

Rancangan itu, yang sempat dibaca Reuters, tidak menyebut-nyebut soal Rusia.

Belum ada kejelasan apakah Afsel berencana membawa naskah rancangannya itu ke pemungutan suara. Perutusan tetap Afrika Selatan untuk PBB tidak menanggapi permintaan komentar.

Resolusi Majelis Umum PBB bersifat tidak mengikat, namun punya bobot politis. Pemungutan suara pada 2 Maret memberikan gambaran bahwa masyarakat internasional mengucilkan Rusia atas invasi yang dilakukannya ke Ukraina.

Baca Juga:

Gubernur Sevastopol Klaim Tewaskan Panglima Armada Laut Hitam Rusia

Rusia memiliki veto di Dewan Keamanan PBB, yang beranggotakan 15 negara. Namun di MU-PBB, tidak ada negara yang punya hak seperti itu sehingga tidak ada yang bisa mengadang pengesahan resolusi.

Rancangan resolusi, yang diajukan Ukraina dan sejumlah negara sekutu untuk kemungkinan dibawa ke forum pemungutan suara pekan ini, memusatkan perhatian pada kondisi kemanusiaan.

Rancangan itu juga memuat tuntutan soal pelindungan bagi kalangan warga sipil, personel medis, petugas bantuan, jurnalis, rumah sakit, serta infrastruktur sipil.

Rancangan Ukraina dan Barat itu, yang dibaca Reuters, juga menuntut agar pengepungan di kota-kota dihentikan, terutama di Mariupol.

Ukraina dan negara-negara Barat sekutunya telah menuding Moskow tanpa pandang bulu menggempur warga sipil. Rusia membantah menyerang warga sipil.

Ukraina menolak desakan Moskow agar pasukannya meletakkan senjata sebelum Senin (21/3) subuh di Mariupol.

Di kota yang terkepung itu, ratusan ribu warga sipil sedang berlindung dari bombardemen Rusia yang menghancurkan kota.

Pemungutan suara yang kedua tersebut di MU-PBB kemungkinan berlangsung setelah Prancis dan Meksiko merancang resolusi serupa untuk diajukan ke Dewan Keamanan.

Namun, rancangan tidak dibawa ke forum pemungutan suara Dewan Keamanan karena Prancis dan Meksiko mengatakan rancangan tersebut tetap saja akan diadang oleh Rusia.

Rusia juga sempat mengajukan rancangan resolusi soal Ukraina ke Dewan Keamanan, tetapi kemudian menarik rancangan dari pemungutan suara yang dijadwalkan pekan lalu. (*)

Baca Juga:

[HOAKS atau FAKTA] Tentara Rusia Temukan Lab Senjata Biologis di Ukraina

#PBB #Ukraina #Konflik Ukraina #Rusia
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Dunia
Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi
Momen tak terjaga itu terekam dalam siaran langsung televisi China.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Mikrofon Bocor,  Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi
Dunia
Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang
Putin menegaskan, akan mengenang pengorbanan pasukan Korea Utara yang dikerahkan untuk perang Moskow di Ukraina.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 04 September 2025
Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang
Dunia
Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina
Korea Utara telah mengirim sekitar 15.000 tentara untuk membantu Rusia dalam invasinya.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina
Dunia
Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat
Trump sehari sebelumnya menuduh pemimpin Rusia, China dan Korea Utara berkonspirasi melawan AS.
Frengky Aruan - Rabu, 03 September 2025
Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat
Indonesia
Demo Rusuh Disorot PBB, DPR Pastikan Penyelesaian Dugaan Pelanggaran HAM Tanpa Campur Tangan Asing dan Berpegang pada Kedaulatan Hukum Indonesia.
DPR selalu terbuka untuk menyerap aspirasi masyarakat dan memiliki mekanisme sendiri untuk melakukannya
Angga Yudha Pratama - Rabu, 03 September 2025
Demo Rusuh Disorot PBB, DPR Pastikan Penyelesaian Dugaan Pelanggaran HAM Tanpa Campur Tangan Asing dan Berpegang pada Kedaulatan Hukum Indonesia.
Dunia
China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II
Xi menyerukan pemusnahan akar-akar perang untuk mencegah sejarah terulang kembali.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II
Indonesia
PBB Soroti Potensi Pelanggaran HAM di Indonesia, Kemlu RI: Segera Ditangani sesuai Mekanisme Hukum
PBB menyoroti adanya potensi pelanggaran HAM di Indonesia. Hal itu terjadi usai terjadinya kericuhan saat demonstrasi. Kemlu RI pun menegaskan, bakal segera menangani sesuai mekanisme hukum.
Soffi Amira - Rabu, 03 September 2025
PBB Soroti Potensi Pelanggaran HAM di Indonesia, Kemlu RI: Segera Ditangani sesuai Mekanisme Hukum
Indonesia
Kemenlu Tanggapi PBB Terkait dengan Unjuk Rasa, Ikuti Arahan Presiden
Presiden Subianto telah berkunjung ke rumah sakit untuk menjenguk dan berdialog dengan korban unjuk rasa dan pihak kepolisian juga telah menindak personel Brimob yang melindas pengendara ojek daring.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Kemenlu Tanggapi PBB Terkait dengan Unjuk Rasa, Ikuti Arahan Presiden
Indonesia
PBB Soroti Demo di Indonesia yang Diwarnai Kekerasan, Desak Investigasi Transparan dan Menyeluruh
PBB menyoroti kekerasan demo di Indonesia. Mereka mendesak pemerintah untuk melakukan investigasi transparan dan menyeluruh.
Soffi Amira - Selasa, 02 September 2025
PBB Soroti Demo di Indonesia yang Diwarnai Kekerasan, Desak Investigasi Transparan dan Menyeluruh
Dunia
Sidang Majelis Umum PBB Diusulkan Pindah ke Jenewa Setelah AS Bakal Tolak Visa Bagi Palestina
Menteri Luar Negeri Luksemburg Xavier Bettel mengusulkan supaya diadakan sidang khusus Majelis Umum PBB di Jenewa, Swiss.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 01 September 2025
Sidang Majelis Umum PBB Diusulkan Pindah ke Jenewa Setelah AS Bakal Tolak Visa Bagi Palestina
Bagikan