Instagram Minta Maaf Atas Gangguan Pada Story


Kepala Instagram minta maaf atas gangguan yang dialami pengguna. (Foto: The Verge/Alex Castro)
KEPALA Instagram, Adam Mosseri baru saja mencuitkan permintaan maafnya atas bug di Instagram yang menghapus unggahan story pengguna. Gangguan itu datang di waktu yang tidak tepat, yakni saat para aktivis di AS tengah mengampanyekan kesadaran tentang perempuan Pribumi yang hilang beberapa waktu lalu.
Di saat organisasi Red Dress tengah memperingati Hari Kesadaran Perempuan dan Gadis Asli yang Hilang dan Dibunuh, unggahan mereka secara tiba-tiba menghilang. Mereka mempertanyakan apakah unggahan mereka telah dihapus dengan sengaja atau tidak. Namun, menurut Instagram, bug tersebut memengaruhi fitur story, archive, dan highlight dari pengguna Instagram di seluruh dunia.
Baca juga:
Mosseri dan Instagram menanggapi dugaan penghapusan secara sengaja tersebut dengan membuat pernyataan bahwa hal itu tidak benar. Unggahan story tersebut tidak dihapus karena alasan apa pun, termasuk terkait dengan isi konten.

Mosseri secara khusus membahas keprihatinannya kepada masyarakat adat. “Hari ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah kritis ini dan mendukung komunitas Pribumi kami di Instagram,” tulis Mosseri di akun Twitter pribadinya.
“Kami meminta maaf kepada semua orang yang merasa mereka tidak dapat memperhatikan penyebab yang sangat penting ini, dan banyak lainnya di seluruh dunia,” Lanjutnya.
Para aktivis mengatakan isu tingginya tingkat kekerasan terhadap masyarakat adat, terutama pada perempuan dan anak perempuan, bukanlah salah satu topik yang sering mendapat sorotan di luar hari besarnya. Sehingga mengampanyekan kesadaran tentang hal ini menjadi sangat penting.
Baca juga:
Kepada CBC News, pengurus komunitas Kakeka Thundersky mengatakan bahwa hari-hari peringatan seperti tanggal 5 Mei merupakan hal yang penting untuk diperingati.

Karena berbagai faktor yang tidak memungkinkan untuk berkumpul, banyak orang menjadikan platform online seperti Instagram sebagai alat utama bagi para aktivis. “Banyak orang yang harus berada rumah, tidak dapat berkumpul dan dapat pergi ke demonstrasi, tidak dapat berbicara langsung dengan banyak orang,” ujar pengurus komunitas itu.
Emily Henderson, seorang penulis seni dan budaya mengatakan bahwa secara umum, ruang digital sangat-sangat penting saat ini. Media ini sangat berguna untuk menjaga hubungan antar pribadi atau komunitas. (kna)
Baca juga: