Inspiratif! Mahasiswi Ini Buat Masker Khusus untuk Komunitas Tuli


Ashley Lawrence seorang mahasiswi yang buat masker untuk bantu komunitas tuli (Foto: Go Fund Me)
MASKER saat ini jadi bagian penting dari diri kita. Kalau pergi ke luar, sepertinya lebih baik enggak bawa 'handphone' daripada enggak memakai masker. Namun, bagaimana dengan komunitas tuli? Mereka pasti merasa sangat kesulitan dalam berkomunikasi. Soalnya mereka perlu membaca gerak bibir dalam berkomunikasi. Sedangkan masker menutup mulut.
Nah, berangkat dari masalah ini, seorang mahasiswi asal Kentucky menciptakan masker dengan bagian depan yang diganti dengan plastik bening agar mulut tetap terlihat. Dilansir dari laman People, ini dia sosok pahlawan inspiratif itu:
Baca juga:
Luangkan Waktu Berjemur di Bawah Sinar Matahari, Dapatkan 3 Manfaat Ini!
1. Ashley Lawrence buat masker untuk membantu mereka yang kesulitan dalam mendengar

Ashley Lawrence adalah seorang mahasiwi yang mempelajari pendidikan untuk mereka yang tuli. Ia tahu mereka perlu melihat wajah dan bibir lawan bicaranya karena harus membaca gerakan bibir atau ekspresi wajah gerakan isyarat.
Namun, pandemi Corona akhirnya mengharuskan masyarakat untuk menggunakan masker agar dapat memberikan perlindungan dari virus COVID-19. Tentunya hal tersebut menyulitkan mereka yang kesulitan mendengar untuk membaca facial expression dan gerakan bibir.
Oleh karena itu, Lawrence dan ibunya akhirnya melakukan project untuk menghasilkan masker wajah yang reusable. Bagian tengah masker diganti dengan plastik bening, sehingga bagian bibir dan mulutnya tetap terlihat.
Masker ini pun dibuat dengan bahan sederhana yaitu seprai kasur dan plastik. Enggak hanya itu, mereka memodifikasinya untuk bisa diikat di bagian kepala atau leher, agar mereka yang menggunakan alat bantu dengar tidak perlu memakainya di bagian telinga.
2. Tujuan dari pembuatan masker ini

Melalui laman GoFundMe, Lawrence mengatakan saat ini banyak orang membuat masker reusable yang disetujui oleh CDC. Namun, ada satu grup yang tidak diikutsertakan yaitu para kaum tuli.
Sebagai mahasiswi yang belajar Education for the Deaf and Hard of Hearing, Ashley melihat bahwa mereka yang mengandalkan lip reading atau gerakan isyarat jadi sulit untuk berkomunikasi ketika memakai masker biasa.
"Saya melihat orang-orang membuat masker di Facebook dan saya berpikir bagaimana dengan mereka yang kesulitan dalam mendengar? Solusinya jelas yaitu dengan membuat masker yang bisa mengadaptasi kebutuhan mereka," ungkap gadis berumur 21 tahun ini.
Melalui wawancaranya dengan WLEX, Lawrence juga menegaskan dalam situasi seperti ini, penting sekali bagi banyak orang untuk tetap bisa berkomunikasi.
Baca juga:
3. Pembuatan dan penggalangan dana masker

Mahasiswi dari Universitas Eastern Kentucky ini mengatakan dia berencana untuk memproduksi dan mendistribusikan masker 'handmade' ini secara gratis buat semua orang yang membutuhkan.
Lawrence mengaku ia sudah mendapat lusinan order dari enam negara bagian hanya dalam hitungan hari.
Akhirnya dua hari yang lalu melalui laman GoFundMe, Lawrence menjelaskan maksud dan tujuannya serta meminta donasi untuk bahan pembuatan dan ongkos kirim masker spesial ini. Sampai artikel ini dibuat sudah terkumpul $3,387 atau setara dengan Rp 56 juta.
Nantinya kelebihan uang yang tidak digunakan untuk pembuatan masker akan disumbangkan kepada lembaga non profit bernama Hands & Voices yang mendukung keluarga dari anak yang kesuiltan mendengar.
Lalu kemarin tanggal 2 April 2020, ia menutup penggalangan dana karena donasinya sudah mencapai target. Enggak lupa, Lawrence menyarankan mereka yang tetap ingin menyumbang untuk mengirimkannya kepada lembaga-lembaga yang memberi bantuan kepada komunitas tuli.
Selain itu, Ashley juga mengatakan ia membuat video tutorial di akun YouTube untuk semua orang yang ingin ikut membuatnya. Kalau ada waktu contoh nih gerakan positif Lawrence. (sam)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat

Aktris Tuli 'Godzilla x Kong: The New Empire' Beri Pesan Semangat ke Kawan Disabilitas

COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan

Mengenal Budaya Berkomunikasi Teman Tuli
