Kisah di Balik Kepahlawanan Pitung

JIKA mendengar kata Betawi, pasti terlintas dalam benak Anda tokoh si Pitung. Ya, tokoh ini adalah pahlawan masyarakat Betawi pada masa penjajahan Belanda. Namanya harum terdengar berkat perjuangannya layaknya Zorro yang merebut kembali hak warga yang telah dirampas.

Ada berbagai versi mengenai kisah Pitung. Salah satu kisah yang beredar ialah ia akhirnya dapat dikalahkan dengan peluru emas karena dia memiliki kekuatan khusus. Peluru emas inilah yang membuatnya pergi untuk selama-lamanya. Banyak orang menduga Pitung adalah satu tokoh, padahal faktanya Pitung terdiri dari tujuh orang.

Setelah meninggal, mereka dikuburkan secara terpisah. Namun, cerita yang beredar mereka dapat bersatu kembali bila ada yang menyatukan.

Muhammad Eky yang akrab dipanggil Eky Pitung, Sekretaris Acara Lebaran Betawi ke-10, menuturkan, "Sebenarnya (Pitunga) matinya normal, tapi karakter dia itu adalah karakter yang tidak ingin terekspose orang. Kalau dia berjuang ya berjuang, jadi gak ada pencitraan," tutur Eky di Museum Pusaka Betawi, Setu Babakan, Jagakarsa, Minggu (30/7).

Eky juga mengatakan "Pitung" bukanlah nama orang, melainkan nama suatu gerakan masyarakat Betawi yang melawan kolonial Belanda. Pitung singkatan dari Pituan Pitulung yang berarti tujuh orang yang suka menolong.

"Yang dijuluki dan dipanggil Pitung itu pimpinannya. Ketika mereka menyamar, dua orang dua orang menyebar. Dia (Pitung) merampas barang yang dirampas tuan tanah belanda," ujar pria yang diidentikan dengan topi merah layaknya topi Pitung ini.

Eky Pitung juga meluruskan berbagai kekeliruan yang ada di benak masyarakat tentang tokoh Pitung yang diidentikkan dengan kekuatan supranatural dan semacamnya.

"Bukan karena ngilang, tapi Pitung adalah satu kata sandi mereka. Ketika dibagiin (jarahan) lagi ke masyarakat, dari mana? Ya dari pitung, kelompok pitung," pungkas Eky.

Sebelum membaca artikel ini, Anda menduga Pitung satu atau tujuh orang seperti faktanya? (Bing)

Baca juga berita terkait: Tari Lenggang Nyai, Inspirasi Perjuangan Kebebasan Wanita Betawi