Ini Kata Psikolog Soal Fenomena 'Panic Buying' Saat PPKM

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Selasa, 06 Juli 2021
Ini Kata Psikolog Soal Fenomena 'Panic Buying' Saat PPKM

Masyarakat tidak perlu panik hingga memborong berbagai bahanan makanan dan obat-obatan di masa PPKM (Foto: pixabay/alexas_Fotos)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

BELAKANGAN ini fenomena panic buying terjadi di Indonesia. Melihat hal itu, Psikolog klinis dewasa dari Universitas Indonesia, Mega Tala Harmukthi, berpedapat bahwa ada hal-hal yang menyebabkan fenomena tersebut.

Pertama, yaitu dengan adanya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat di Jawa dan Bali pada 3 Juli - 20 Juli 2020, masyarakat tidak perlu menanggapinya dengan panik.

Baca Juga:

Menelusur Dampak PPKM Darurat Bagi Industri Otomotif

Karena, kebijakan yang dijalankan paska setahun lebih pandemi COVID-19, memiliki tujuan untuk menekan angka penyebaran kasus COVID-19 di Indonesia.

Menurut Tala, masyarakat sebetulnya sudah memiliki pengalaman dibatasi kegiatannya pada tahun lalu, yakni pada kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Saat itu keadaan baik-baik saja selama aturan dipatuhi.

Hindari panic buying di masa PPKM (Foto: pixabay/engin_akyurt)

Pada saat PPKM kali ini, seharusnya masyarakat tidak perlu panik, hingga menimbulkan persepsi yang akan terjadi bahwa produk-produk kebutuhan sehari-hari atau obat-obatan akan langka di masa mendatang, hingga mendorong keinginan memborong atau panic buying.

"Kondisi ini kita hanya dibatasi untuk tidak keluar kalau tidak ada kepentingan. Ini untuk kebaikan kita dan keluarga. Sebenarnya kita tahu kebutuhan bulanan keluarga apa saja, kita punya list-nya, semisal vitamin, makanan, cukup ikuti list itu, jadi tidak perlu bersikap cemas sampai panik," ujar Tala, seperti yang dikutip dari laman Antara.

Padahal, menurut Tala, memborong barang belum tentu membuat seseorang merasa lebih baik. Namun, tindakan tersebut justru dapat menyebabkan kelangkaan produk, yang seharusnya tak perlu terjadi. Atau bahkan barang tersedia, namun harga melambung tinggi.

Masyarakat sebaiknya jangan khawatir berlebihan di tengah masa pandemi COVID-19 (Foto: pixabay/antonio_cansino)

Adapun fenomena masyarakat yang membeli beragam barang dalam jumlah besar, seperti belanja keperluan medis seperti masker, obat-obatan khusus COVID-19, oximeter, tabung oksigen, produk makanan, hinggak produk minuman seperti susu berlogo beruang yang viral baru-baru ini.

Selain karena PPKM, terjadinya panic buying lantaran masyarakat sangat khawatir pada angkat kasus COVID-19 yang kian melonjak tajam dalam sebulan terakhir ini.

Namun, menurut Tala, panic buying yang terjadi belakangan ini baginya tidak logis atau benar-benar irasional.

"Seperti nyari vitamin saja susah, bahkan oximeter harganya jadi melambung, dan akhirnya karena tidak semua berpikir positif dan baik. akhirnya ada pihak-pihak yang memanfaatkan peluang ini untuk menjadi sebuah peluang bisnis," ujar Tala.

Baca Juga:

PPKM Darurat, Temukan Produk Kesehatan Terkurasi di E-Commerce

Bagi Tala, tak hanya orang yang sakit, orang yang sehat pun banyak yang terserang mentalnya. Seperti halnya, banyak orang yang cemas terpapar COVID-19.

Misalnya, ketika mengalama sakit kepala, dia otomatis berpikir tentang gejala COVID-19, padahal bisa jadi karena terbiasa tidur arut malam.

Hingga akhirnya hal tersebut menimbulkan meningkatnya kecemasa, serta membuat sistem imun turun dan terkena COVID-19, seperti apa yang dia pikirkan.

Menurut Tala, pada kondisi 'second wave' ini bukan hanya sakit fisik, namun sakit mental bertambah. Sakit mental itulah yang jelas psikosomatis, atau kecemasan meningkat.

"Misal, karena begadang misal karena bekerja terus pegal, dia langsung asosiasikan itu dengan gejala COVID-19, yang akhirnya membuat imunnya drop dan jadi sakit beneran," tutupnya. (Ryn)

Baca Juga:

Tips Membuat Suasana Harmonis di Rumah Saat PPKM

#PPKM #PPKM Darurat
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Indonesia
700 Juta Pergerakan Wisatawan Bakal Terjadi di Libur Lebaran 2023
Pencabutan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) akan mendongkrak pertumbuhan industri perhotelan pada 2023.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 14 Februari 2023
700 Juta Pergerakan Wisatawan Bakal Terjadi di Libur Lebaran 2023
Fun
Pencabutan PPKM Jadi Momentum Baik Bagi Bisnis Pertunjukan
Pencabutan PPKM memberikan apa yang telah hilang selama dua tahun.
Andreas Pranatalta - Minggu, 05 Februari 2023
Pencabutan PPKM Jadi Momentum Baik Bagi Bisnis Pertunjukan
Indonesia
Jokowi Minta Anak Buahnya Manfaatkan Momentum Pencabutan PPKM
Presiden Joko Widodo meminta para menteri kabinet Indonesia Maju untuk menggenjot aktivitas ekonomi setelah pencabutan PPKM.
Zulfikar Sy - Senin, 30 Januari 2023
Jokowi Minta Anak Buahnya Manfaatkan Momentum Pencabutan PPKM
Indonesia
Masyarakat Lebih Memilih Menggunakan Masker Meski PPKM Telah Dicabut
Dari hasil survei, mayoritas masyarakat menyatakan setuju masker harus tetap digunakan meskipun kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat telah dicabut.
Mula Akmal - Senin, 23 Januari 2023
Masyarakat Lebih Memilih Menggunakan Masker Meski PPKM Telah Dicabut
Indonesia
Menkes Klaim Kondisi COVID-19 di Indonesia Stabil Pasca PPKM Dicabut
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut kondisi COVID-19 di Indonesia sejak PPKM dicabut relatif terkendali.
Mula Akmal - Selasa, 17 Januari 2023
Menkes Klaim Kondisi COVID-19 di Indonesia Stabil Pasca PPKM Dicabut
Indonesia
Kasus COVID-19 Melandai di Awal Tahun Ini
Penerima vaksinasi dosis penguat atau booster 1 meningkat dari 29,04 persen menjadi 29,13 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 16 Januari 2023
 Kasus COVID-19 Melandai di Awal Tahun Ini
Indonesia
Booster dan Pakai Masker Masih jadi Syarat Naik Kereta Api
"Masker masih dan vaksinasi penguat tetap diwajibkan di seluruh layanan KAI. Jika ada perubahan dari pemerintah akan segera kami sosialisasikan," kata Manajer Humas KAI Daop 3 Cirebon Ayep Hanapi
Andika Pratama - Sabtu, 07 Januari 2023
Booster dan Pakai Masker Masih jadi Syarat Naik Kereta Api
Indonesia
Pemprov DKI Serukan Warga Wajib Pakai Masker saat Naik Angkutan Umum
Pemerintah memutuskan untuk mencabut status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada akhir 2022 kemarin. Penghentian PPKM ini dianggap Indonesia sudah sangat baik mengendalikan COVID-19.
Mula Akmal - Jumat, 06 Januari 2023
Pemprov DKI Serukan Warga Wajib Pakai Masker saat Naik Angkutan Umum
Indonesia
Pelaku Wisata Jangan Sampai Kehilangan Momentum Pencabutan PPKM
Kebijakan pembebasan tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap beberapa sektor, di antaranya pariwisata Indonesia.
Zulfikar Sy - Jumat, 06 Januari 2023
Pelaku Wisata Jangan Sampai Kehilangan Momentum Pencabutan PPKM
Indonesia
Pemerintah Tidak Lagi Keluarkan Aturan Anyar Setelah PPKM Dicabut
Di seluruh dunia, intervensi terbaik dalam penanganan endemi dari diri masyarakat sendiri.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 03 Januari 2023
Pemerintah Tidak Lagi Keluarkan Aturan Anyar Setelah PPKM Dicabut
Bagikan