Ingatan Pertama Kali Bus Tingkat Pariwisata Mengaspal Jalanan Ibu Kota
Uji coba dilakukan untuk menjajal rute dan membiasakan petugas pada tugas-tugasnya. (Foto: Antara/Zabur Karuru)
SAAT ini bus bertingkat bukan lagi pemandangan umum yang biasa dilihat. Masyarakat lebih familiar dengan ojek daring, MRT, atau LRT. Kilas balik sewindu lalu, Gubernur DKI Jakarta saat itu, Joko Widodo baru saja meresmikan bus tingkat wisata di ibu kota. Tepatnya tanggal 18 Februari 2014, lima unit bus tingkat pariwisata yang dibeli dari Tiongkok meluncur ke Bundaran HI untuk uji coba.
Baca Juga:
Pengembangan Kota Tua dan Jakarta Barat Sebagai Tempat Pariwisata
Didominasi warna hijau dan ungu, bus pariwisata itu mulai terlihat di jalanan. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Arie Budhiman mengaku dua warna ini dipilih sebagai pembeda. Tujuannya agar tidak sama dengan merahnya Transjakarta, hijau Kopaja, atau oranye Metromini. Biar semakin semarak, bus tersebut dihiasi dengan gambar khas Batavia. Mulai dari Monas, patung Pancoran, ondel-ondel, patung Selamat Datang, dan sebagainya. Sementara bagian dalamnya memiliki kapasitas kursi untuk 40 orang, pendingin udara, pengeras suara, dan pemandu. Bedanya dengan double decker di London dan kota lainnya adalah atap paling atasnya tidak terbuka. Alasannya, cuaca Jakarta yang panas dan terik. Selain itu, pemerintah lebih berfokus pada unsur keselamatan.
Uji coba juga dilakukan untuk membiasakan pengemudi, kondektur, pemandu wisata, serta polisi pariwisata sebelum resmi beroperasi. Setelahnya, pada 24 Februari bus mulai beroperasi melintasi Jalan Thamrin, Jalan Merdeka Barat, Harmoni, Jalan Juanda, Jalan Veteran 3, dan Jalan Medan Merdeka Selatan. Atau lebih tepatnya dimulai dari Bundaran Hotel Indonesia, Sarinah, Museum Nasional, Halte Santa Maria, Pasar Baru, Gedung Kesenian Jakarta, Masjid Istiqlal, Istana Merdeka, Monas, Balaikota, Sarinah, dan kembali ke Bundaran HI.
Bus tingkat ini melaju selama 12 jam dari pukul 09:00 sampai 21:00 WIB. Waktu tempuhnya sekitar 15 menit per bus dengan kecepatan 10-20 km per jam. Tujuannya agar bisa berjalan-jalan mengelilingi kota Jakarta dari sudut pandang berbeda, sesuai dengan tulisan yang menghiasi bagian sampingnya: Wisata Keliling Ibukota dan City Tour Jakarta. (sam)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Puslabfor Kembali Olah TKP Kebakaran Terra Drone, Apa yang Kurang?
Pemprov DKI Tanggung Biaya Pemakaman Korban Kebakaran Toko Drone
Percepat Identifikasi Korban, Keluarga Bisa Datang ke Posko RS Polri dan TKP Terra Drone
22 Jenazah Korban kebakaran Terra Drone Berhasil Dievakuasi, Mayoritas Perempuan
20 Kantong Jenazah Tiba di RS Polri, Keluarga Korban Kebakaran Terra Drone Jatuh Pingsan
Korban Tewas Kebakaran Terra Drone Tambah Jadi 17 Orang, Masih Ada Karyawan Terjebak
Tipu 87 Orang, Pemilik dan Staf WO Ayu Puspita Jadi Tersangka
Setelah Kemalingan, Museum Louvre Alami Kebocoran yang Merusak Koleksi Buku
Ajak Warga Lapor Resto-Pasar Jual Daging Anjing, Pemprov Jakarta Jamin Identitas Cepu Aman
Restoran di Jakarta Jangan Nekat Masih Jual Daging Anjing, Banyak Cepu Berkeliaran