Indonesia Desak Perubahan Tata Kelola Dunia Dalam Sidang PBB

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi berbicara dalam “Global Refugee Forum”, yang diselenggarakan di Kantor PBB di Jenewa, Swiss, pada Rabu (13/12/2023). (ANTARA/HO-Kemlu RI)
MerahPutih.com - Forum Summit of The Future dilakukan pada Sidang ke-79 Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat, Senin (23/9).
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan, urgensi bagi reformasi tata kelola global agar mampu menyasar tantangan zaman.
Menurut Retno, kondisi rivalitas geopolitik dunia saat ini yang dibarengi dengan suramnya pemulihan ekonomi, serta krisis iklim dan energi membuat masyarakat global harus bersama dalam kolaborasi.
"Sayangnya, kita melihat kebalikannya. Kepercayaan dalam multilateralisme terus memudar dan efektivitasnya juga perlu dipertanyakan," katanya.
Baca juga:
Bali Jadi Tuan Rumah Asian World Model United Nation, Simulasi Sidang PBB untuk Anak Muda
Oleh karena itulah, dunia memerlukan tatanan global yang inklusif, adaptif, dan efektif, yang salah satunya bisa dilakukan dengan melakukan reformasi di tubuh Dewan Keamanan PBB serta arsitektur keuangan internasional.
"Kita (dunia) tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Kita harus mendorong reformasi yang sesungguhnya. Reformasi yang mendengarkan suara negara-negara berkembang dan menyasar keluhan mereka,” ujar Retno.
Retno menyampaikan dua hal lain yang ia rangkum dalam “Solusi Multilateral untuk Masa Depan yang Lebih Baik” tersebut.
Kesatu, menciptakan perdamaian dunia secara nyata, yang dapat ditarik ke konteks saat ini di Palestina.
Baca juga:
Menggaungkan seruan-seruan dunia saat ini, Retno menyebut bahwa “genosida yang dilakukan Israel harus segera dihentikan.”
Kedua, menjaga hak setiap bangsa untuk menjalankan pembangunan. Hal ini berarti pula siapa saja, termasuk Dunia Selatan (The Global South), mesti terbebas dari diskriminasi perdagangan dan jebakan utang. Jika tidak, akan ada mereka yang tertinggal.
Retno menegaskan bahwa isu-isu krusial tersebut tidak boleh menjadi angin lalu.
"Summit of The Future menjadi momentum mengukir masa depan dunia yang berkelanjutan untuk semua orang," katanya. (*)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Menlu Sampaikan Permohonan Maaf Langsung Presiden Prabowo ke Xi Jinping Batal Hadir di KTT SCO dan Parade Militer

Eropa Mulai Bersuara Keras, Para Menteri Luar Negeri Desak Israel Akhiri Kelaparan di Gaza

Pulau Galang Dipilih Jadi Lokasi Penampungan Warga Gaza Palestina Korban Agresi Israel, Menlu: Pernah Dipakai sebagai Tempat Perawatan COVID-19

Jadi Sekjen Gerindra, Sugiono Ucapkan Terima Kasih ke Ahmad Muzani

Lingkungan Kemlu Syok Berat Pasca Tragedi Arya Daru, Ada Tekanan Mental di Balik Tirai Kedutaan?

Raker Menteri Luar Negeri Sugiono dengan Komisi I DPR Bahas Perlindungan WNI di Wilayah Konflik

Ungkap Duka Jatuhnya Pesawat Air India, Pemerintah Indonesia Doakan Para Korban Tewas

Di Depan Pemerintah AS, Indonesia Janji Pulangkan 1.000 Warga Gaza Palestina setelah Dievakuasi

Menlu Pastikan Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia Hanya Sementara, Bukan untuk Relokasi

Menlu Pastikan Tidak Ada WNI Jadi Korban Gempa di Myanmar
