Implikasi Politis Gus Yahya Jadi Ketum PBNU

Andika PratamaAndika Pratama - Senin, 27 Desember 2021
Implikasi Politis Gus Yahya Jadi Ketum PBNU

Ketua Umum PBNU terpilih Yahya Cholil Staquf (tengah) saat Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama (NU), di Universitas Lampung, Lampung, Jumat (24/12/2021). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Terpilihnya Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bakal mempunyai implikasi politis. Kepemimpinan pria yang karib disapa Gus Yahya itu diharapkan akan diarahkan untuk menjaga netralitas dan independensi NU.

"Sebagaimana yang dijanjikan Gus Yahya selama proses sosialisasi kepada PWNU, PCNU dan PCI-NU, orientasi Khittah 1926 menjadi janji politik yang harus dipenuhi oleh Kiai Yahya," kata Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina, Khoirul Umam, Senin (27/12).

Baca Juga

Gus Yahya Diharapkan Jaga NU dari Politik Praktis

Kendati demikian, kata dia, PBNU tetap memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga arah politik dan demokrasi Indonesia, dengan memainkan peran strategis dalam konteks politik kebangsaan.

"NU tidak boleh terjebak dalam politik praktis," imbuhnya.

Menurut Khoirul, salah satu yang perlu dijadikan prioritas dalam politik kebangsaan adalah, terus menjaga tegaknya Islam wasathiyah (toleran dan moderat) dalam ruang demokrasi Indonesia.

Pasalnya, pada sejumlah PIlkada dan Pemilu 2019 lalu, demokrasi Indonesia mendapatkan tantangan serius dari kekuatan ekonomi-politik yang memanfaatkan sentimen Islam konsevatif dan fundamentalis.

"NU menjadi jangkar, pengayom, sekaligus tempat bertemunya (melting point) seluruh kekuatan Islam moderat di Indonesia, agar eksploitasi politik identitas yang digarap melalui hoaks, fake news dan hate speach yang membanjiri ruang demokrasi digital di Tanah Air, bisa dinetralisir dengan optimal," ujarnya.

Jelang Pemilu 2024, kata Khoirul, PBNU harus mampu untuk merevitalisasi dan mereposisi perannya sebagai kekuatan civil society yang berpengaruh dalam politik nasional.

Baca Juga

Muhammadiyah Harap Gus Yahya Perkuat Kerja Sama Antar-Ormas Islam

"Kedekatan NU dengan pemerintah memang memiliki nilai positif, misalnya NU bisa menyampaikan aspirasi akar rumput secara lebih mudah ke pengambil kebijakan publik," ujarnya.

Namun di sisi yang lain, kata Khoirul, peran NU sebagai kekuatan civil society semakin kehilangan daya kritisnya. Akibatnya dalam sejumlah kontroversi terkait proses politik legislasi UU Cipta Kerja dan UU KPK yang ditolak jutaan buruh dan mahasiswa, PBNU justru bersikap netral atau bahkan mendukung.

Bahkan, dikatakan Khoirul, muncul juga statemen mendukung Pilpres dikembalikan ke MPR, bukan lagi dipilih langsung oleh rakyat. Menurutnya, semua itu membutuhkan reorientasi arah politik kebangsaan NU, yang diharapkan bisa semakin clear dilakukan di bawah kepemimpinan Rois Amm KH Miftakhul Ahyar dan Ketum PBNU yang baru terpilih Gus Yahya.

"Terkait isu-isu negatif yang mulai dihembus pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, tentang relasi keterpilihan Gus Yahya sebagai Ketum PBNU dengan potensi normalisasi hubungan Indonesia-Israel, maka hal itu harus tegas diluruskan," kata dia.

Gus Yahya sendiri juga sudah jelas mengklarifikasi bahwa kehadirannya di forum internasional di Tel Aviv, Israel tahun 2018 lalu itu, sebagai ikhtiar lain untuk mengadvokasi masyarakat Paslestina.

"Dengan menyampaikan aspirasi Muslim dunia dan juga desakan langsung pada pengambil kebijakan Israel, di forum tersebut," imbuhnya.

Selain itu, Khoirul melanjutkan, sejak awal sikap PBNU untuk mendukung kaum Mustadafin Palestina sudah jelas dan tidak perlu diperdabatkan. Jadi, tidak ada kaitan sama sekali antara keterpilihan Gus Yahya sebagai Ketum PBNU yang baru dengan wacana normalisasi Indonesia-Israel.

"Karena amanah pendiri NU dan Muktamirin di Muktamar ke-34 sudah sangat jelas, mewujudkan keadilan dan pedamaian global merupakan cita-cita besar Nahdlatul Ulama," tutup dia. (Pon)

Baca Juga

Nahdliyin Menanti Kreasi Nyata Gus Yahya

#PBNU #Ketua Umum PBNU
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Berita Terkait

Indonesia
Gus Yahya Tolak Hasil Rapat Pleno, Ingatkan Tertib Anggaran Dasar
Penegasan tersebut disampaikan Gus Yahya dalam pernyataan sikap resmi PBNU yang ditandatangani langsung olehnya pada 13 Desember 2025.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 15 Desember 2025
Gus Yahya Tolak Hasil Rapat Pleno, Ingatkan Tertib Anggaran Dasar
Indonesia
Gus Yahya Tidak Masalah Muktamar NU Mau Digelar Besok, Asal Syarat Terpenuhi
Gus Yahya menegaskan syarat muktamar NU yang sah wajib dihadiri Rais Aam dan Ketua Umum PBNU.
Wisnu Cipto - Jumat, 12 Desember 2025
Gus Yahya Tidak Masalah Muktamar NU Mau Digelar Besok, Asal Syarat Terpenuhi
Indonesia
Konsesi Tambang Picu Perpecahan PBNU, Gus Yahya Rela Kembalikan ke Negara dengan Syarat
KH Said Aqil Siradj sampai meminta agar hak konsesi tambang dikembalikan kepada pemerintah untuk menyelesaikan konflik internal di tubuh PBNU.
Wisnu Cipto - Kamis, 11 Desember 2025
Konsesi Tambang Picu Perpecahan PBNU, Gus Yahya Rela Kembalikan ke Negara dengan Syarat
Indonesia
Pleno Syuriyah Tunjuk Zulfa Mustofa Pj Ketum PBNU, Gus Yahya Bantah Ada Kubu-kubuan
Gus Yahya menekankan PBNU tidak melihat penunjukkan Zulfa Mustofa Pj Ketum sebagai konflik antarkubu.
Wisnu Cipto - Kamis, 11 Desember 2025
Pleno Syuriyah Tunjuk Zulfa Mustofa Pj Ketum PBNU, Gus Yahya Bantah Ada Kubu-kubuan
Indonesia
Rais Aam Tidak Hadir, Rapat Pleno PBNU Kubu Gus Yahya Ditunda
Pertemuan yang sedianya berlangsung sebagai rapat pleno PBNU itu diubah statusnya menjadi Rapat Koordinasi.
Wisnu Cipto - Kamis, 11 Desember 2025
Rais Aam Tidak Hadir, Rapat Pleno PBNU Kubu Gus Yahya Ditunda
Indonesia
Gelar Pleno PBNU Besok, Gus Yahya Bakal Undang KH Zulfa Mustofa
Gus Yahya menyatakan penunjukan KH Zulfa Mustofa sebagai Pj Ketum PBNU tidak sah
Wisnu Cipto - Rabu, 10 Desember 2025
Gelar Pleno PBNU Besok, Gus Yahya Bakal Undang KH Zulfa Mustofa
Indonesia
Menag Tegaskan Pemerintah tak Campuri Penunjukan Zulfa Mustofa sebagai Pj Ketum PBNU
Imam Besar Masjid Istiqlal itu mengatakan kehadirannya dalam rapat pleno bukan sebagai pejabat negara, melainkan sebagai Rais Syuriyah NU.
Dwi Astarini - Rabu, 10 Desember 2025
Menag Tegaskan Pemerintah tak Campuri Penunjukan Zulfa Mustofa sebagai Pj Ketum PBNU
Indonesia
PBNU Pastikan Keputusan Pleno Final, Ini Amanat Prof Nuh untuk Pj Ketum Zulfa Mustofa
Prof Mohammad Nuh menegaskan rapat pleno PBNU sah dan final menetapkan KH Zulfa Mustofa sebagai Pj Ketua Umum.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 10 Desember 2025
PBNU Pastikan Keputusan Pleno Final, Ini Amanat Prof Nuh untuk Pj Ketum Zulfa Mustofa
Indonesia
Zulfa Mustofa Resmi Jabat Pj Ketum PBNU, Serukan Khidmah dan Kekompakan Organisasi
Pj Ketum PBNU K.H. Zulfa Mustofa menegaskan pentingnya persatuan NU dan meminta dukungan seluruh jajaran untuk menuntaskan amanah hingga Muktamar mendatang.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 10 Desember 2025
Zulfa Mustofa Resmi Jabat Pj Ketum PBNU, Serukan Khidmah dan Kekompakan Organisasi
Indonesia
Redakan Konflik Internal PBNU, Zulfa Mustofa Tawarkan Pertemuan dengan Gus Yahya
Zulfa Mustofa telah menawarkan pertemuan dengan Gus Yahya. Hal itu dilakukan demi meredakan konflik internal di PBNU.
Soffi Amira - Rabu, 10 Desember 2025
Redakan Konflik Internal PBNU, Zulfa Mustofa Tawarkan Pertemuan dengan Gus Yahya
Bagikan