IFW 2023 Ajak Desainer Muda Kreasikan Kain Tenun Karawo Khas Gorontalo


Seorang peserta sedang merapikan desainnya di manekiin. (Foto: MP/Ronggo)
SEORANG peserta perempuan sibuk mengatur lipatan juga sisi luar busana gubahannya saat dipasang pada manekin. Ia menyusur sisi luar begitu tekun memastikan semua benang jahitan rapih, begitu pun pada bagian kain Karawo khas Gorontalo nan menjadi outer.
Busananya nan mengusung motif floral ditambah kain bebat pinggang warna biru merupakan representasi keindahan alam Gorontalo. Dua koleksi tersebut dipresentasikan di hadapan para juri pada gelaran Indonesia Young Fashion Designer Competition (IYFDC) bagian dari rangkaian perjalanan menuju helatan akbar Indonesia Fashion Week (IFW) 2023.
Pada momentum spesial penyelenggaraan ke-10, IFW 2023 tak hanya hanya akan menampilkan koleksi terbaru dari 200 lebih desainer muda dan senior, saban gelaran turut pula menghelat IYFDC sebagai ajang pencarian desainer muda berbakat dari seluruh Indonesia.
"IFW 2022 melalui IYFDC menjadi tempat bagi desainer muda tumbuh dan menjadi besar," kata Ketua Umum Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Poppy Dharsono, di konferensi pers IYFDC 2023, di Roemah Djan Jakarta Pusat, Kamis (16/12).

Berkat kemunculan para desainer muda bertalenta tersebut, sambung Poppy Dharsono, diharapkan pula dapat lahir produk fesyen baru nan bukan hanya segar tetapi juga berkualitas sehingga membuka peluang besar mendongkrak sektor ekonomi dan pariwisata sekaligus.
"Industri fesyen salah satu nan menjadi prioritas di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Bukan hanya Ekraf telah nan menjadi salah satu dari penghasil terbesar pemasukan untuk negara, industri fashion pun terbukti menyerap banyak sekali tenaga kerja," paparnya.
Kain Karawo asal Gorontalo, lanjut Poppy, dipilih sebagai sorot penting selain memang IFW senantiasa mengangkat tradisi lokal juga ingin mendorong penguatan ekonomi lewat fesyen nan secara tidak langsung mengerek pariwisata dan kegiatan ekonomi lainnya.
Dari kain Karawo, menurut Ketua Dekranasda Provinsi Gorontalo Drg. Damaria Purnamawati Monoarfa, masyarakat luas bisa lebih jauh mengenal tradisi kain tenun, wisata, dan produk unggulan Gorontalo lainnya.
Baca juga:
'Modest Fashion', Gaya Berbusana Stylish dan Elegan yang Sopan di JFW 2023

"Senang sekali Karawo diangkat dalam penyelenggaraan ini sehingga menjadi kehormatan untuk para pelaku tenun lokal di Gorontalo," kata Damaria. "Kami juga sedang berusaha agar kain tenun Karawo bisa menjadi Warisan Tak Benda UNESCO".
Dalam sehelai Karawo, sambung Damaria, terdapat proses panjang dari mulai rancang desain, iris, cabut benang, ikat, dan sulam nan dikerjakan begitu terampil di tangan para pengrajin lokal di Gorontalo sehingga membuatnya menjadi wastra dengan craftmanship tinggi.
Meski begitu, menurut desainer & Bendahara Umum APPMI Naniek Rachmat, masih banyak pekerjaan rumah agar Karawo bisa naik kelas seperti salah satu paling fundamental bagaimana para pengrajinnya beradaptasi dengan bisnis digital.
Saat berkunjung dan menjadi pendamping bagi para pengrajin Karawo, Naniek mendapati banyak para pengrajin lebih memilih menjadi pengupas bawang ketimbang menenun sebab upahnya lebih besar. "Kalau tidak dibenahi dari segi kualitas dan aspek bisnisnya bisa ditinggalkan nantinya. Tak ada pengrajin Karawo lagi," kata Naniek.
Dengan mengusung Karawo, lanjut Naniek, diharapkan tak cuma bisa meningkatkan level kain tenun tetapi juga menyejahterakan para pengrajinnya. Kesempatan Karawo sebagai bahan utama dalam desain para peserta IYFDC 2023, tambahnya, memberi khazanah baru dari intepretasi desainer-desainer muda dalam melihat kain tenun khas Gorontalo tersebut.
IYFDC 2023 nan turut pula disokong Roemah Djan dan Wardah telah memasuki fase semi final. Dari 600 peserta, tersaring 50 semifinalis asal pelbagai kota nan hadir secara langsung ke Jakarta membawa karya terbaiknya untuk dinilai para juri.
Baca juga:
Mahasiswa Indonesia Tampil di Thailand Fashion Week Spring-Summer '23
Juri akan menilai segi kreatif desainer saat membuat karya dengan menyelaraskan tema IFW 2023 SAGARA DARI TIMUR, pembuatan pola, kerapihan menjahit, pengenalan akan bahan, dan penerapan praktik fesyen berkelanjutan.
"Desain para peserta kali ini di luar ekspektasi sebab unik, segar, dan baik dari segi storinya," kata salah satu juri Misan Kopaka kepada merahputih.com.
Para peserta, lanjut Misan, berani bermain dengan warna-warna cerah, bahkan tak terpaku harus selalu dengan mengandalkan kain tenun tetapi mengambil motifnya saja lalu dikreasikan pada material lain sehingga tampil lebih segar.
Pemenang IYFDC 2023 selain akan mendapatkan beasiswa ke Koefia Academy Roma dan Lasalle College International Jakarta dan hadiah hiburan lainnya, mereka juga akan mendapatkan keanggotaan di APPMI secara gratis.
"Pada saat itulah mereka akan mendapatkan kesempatan untuk belajar, berlatih, dan terekspos produk-produk karya fashionnya di panggung nasional bahkan internasional," Poppy Dharsono. (*)
Baca juga:
Tingkatkan Kesadaran Sustainable Fashion, APR Gandeng 5 Jenama Lokal di JFW 2023
Bagikan
Yudi Anugrah Nugroho
Berita Terkait
Adidas dan Tim Audi F1 Umumkan Kerja Sama, Koleksi Terbaru Debut 2026

Wondherland 2025: Fashion & Fragrance Festival dengan Pengalaman Belanja Paling Personal

Giorgio Armani Meninggal Dunia, Selebritas Kenang sang Ikon Fesyen sebagai Legenda

Desainer Legendaris Italia Giorgio Armani Meninggal Dunia

Chloe Malle Resmi Diumumkan sebagai Pengganti Anna Wintour Pimpin Vogue

Moscow Fashion Week Perkuat Relasi dengan Indonesia

Sepatu Nyaman Jadi Tren, Bisa Dipakai di Segala Acara

ASICS Gel Cumulus 16 Dukung Gerak Aktif dalam Balutan Gaya, Dilengkapi Teknologi Terkini untuk Kenyamanan Pengguna

The Best Jeans For Every Body: Koleksi Denim Terbaru UNIQLO Hadir Lebih Lengkap

Tampil di BRICS+ Fashion Summit in Moscow, Indonesia Soroti Industri Manufaktur Berkelanjutan
