IATA Buat 'Paspor Kesehatan Digital'


Aplikasi yang dikembangkan IATA akan memudahkan perjalanan. (Foto: Unsplash/Kira auf der Heide)
PANDEMI COVID-19 membuka jalan bagi kenormalan baru di berbagai sendi kehidupan manusia. Salah satunya pada perjalanan yang mengharuskan semua orang menjalankan prokes.
Hal ini kemudian mendorong berbagai pihak menjadi lebih kreatif dalam koridor kesehatan. Ini yang kemudian memunculkan konsep aplikasi yang dibuat oleh International Air Transport Association (IATA) yang mencegah penyebaran COVID-19 lebih luas. Aplikasi itu memungkinkan pemerintah dan maskapai penerbangan untuk mengumpulkan, mengakses, berbagi informasi tes COVID-19 dan status vaksinasi para penumpang.
Baca Juga:

Dilansir dari CNBC, IATA yang memiliki anggota 290 maskapai penerbangan itu, menyebutkan dengan aplikasi itu prosedur menjadi lebih efektif dan efisiensi dalam menjalankan pemeriksaan kesehatan. Aplikasi yang terus disempurnakan itu merupakan langkah dalam mempercepat proses pemulihan sektor perjalanan.
“Ini tentang mendigitalkan proses yang ada,” kata Nick Careen, wakil presiden senior IATA, kepada CNBC pada
hari rabu (24/02).
Kabarnya Singapore Airlines akan menjadi maskapai pertama yang mengoperasikan aplikasi ini pada rute ke London, Inggris. Nantinya tiga puluh maskapai penerbangan lainnya, seperti Air New Zealand, Emirates, dan Etihad akan melakukan uji coba hingga bulan Maret dan April tahun ini.
Baca Juga:
Penyebab Harga Tiket Wisata Lokal dan Asing Berbeda di Negeri Aing

IATA tidak sendirian dalam mengembangkan 'paspor kesehatan digital' ini yang dimaksudkan untuk memulai kembali perjalanan lintas negara. Agensi internasional, pemerintah, dan perusahaan teknologi ikut serta dalam langkah ini.
Careen berharap aplikasi ini akan menetapkan minimum set of requirements untuk memungkinkan adanya interoperabilitas yang lebih besar. Dengan aplikasi baru ini disertai vaksin yang berkesinambungan, asosiasi maskapai penerbangan global itu, memperkirakan bahwa perjalanan dapat mencapai sekitar 50% dari level di tahun-tahun sebelum terjadi pademi.
Para pelaku bisnis perjalanan mengharapkan peningkatan yang lebih besar dalam perjalanan di awal tahun 2021. Sayangnya pandemi masih terus menjadi ancaman bahkan memunculkan strain baru. Ini yang kemudian membuat sektor perjalanan tertahan kembali, meskipun tidak terhenti total. Careen mengatakan hal ini baru merupakan perkiraan ekonominya saja, masih banyak variabel lain yang berperan di dalamnya.(ans)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Rilis Terbatas Oktober, Samsung Galaxy Z Trifold Jadi Ponsel Lipat Terunik Berkat G Dual-infold

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Teaser Samsung Galaxy S25 FE Sudah Dirilis, Resmi Meluncur 4 September 2025

Apple Bakal Rombak Desain hingga 2027, iPhone 17 Jadi Seri Pertama yang Berevolusi

Bocoran Baru Samsung Galaxy S25 FE, Dipastikan Pakai Chipset Exynos 2400 dan Baterai 4.900mAh

Bocoran Terbaru Samsung Galaxy S26 Ultra: Bawa Kapasitas Baterai 5.000mAh dan Fast Charging 60W
