Hoax dan Adu Domba Bisa Hancurkan Peradaban
Ketua Tim Kajian Wantimpres Prof Dr Azyumardi Azra (Foto: fdi.uinjkt.ac.id)
MerahPutih.Com - Hoax dan adu domba yang belakangan marak di pelbagai media sosial menjadi ancaman disintegrasi bangsa.
Dalam cakupan yang lebih luas, menurut Profesor Azyumardi Azra, Guru Besar Sejarah dan Peradaban Islam, UIN Syarif Hidayatullah hoax dan adu domba bisa menghacurkan peradaban.
"Terlebih jika adu domba tersebut kemudian dibungkus menggunakan ayat dan hadits untuk melakukan pembenaran atas apa yang dilakukan," kata Azyumardi Azra di Jakarta, Selasa (14/11).
Oleh karena itu, peraih gelar The Commander of the Order of British Empire dari Ratu Elizabeth II itu, menegaskan bahwa hoax dan adu domba harus ditangkal.
Untuk berita adu domba yang dibungkus dengan ayat ataupun hadits, Azyumardi Azra sebagaimana dilansir Antara menyarankan agar masyarakat tidak langsung percaya dan meminta penjelasan kepada kiai atau ulama.
"Kiai Haji Nazaruddin Umar (Imam Besar Masjid Istiqlal), K.H. Said Aqil Siroj (Ketua Umum PBNU), ataupun kiai-kiai kampung merupakan kiai yang mempunyai kedalaman ilmu agama dan merekalah yang mempunyai otoritas terkait penafsiran suatu ayat maupun hadits," kata Azyumardi.
Berita hoax dan adu domba yang dapat memecah belah antarperorangan, antarkelompok, institusi bahkan antara masyarakat dengan pemerintah menyebar luas ke masyarakat seiring dengan kemajuan teknologi informasi.
Untuk itu, kata Azyumardi, masyarakat harus dapat mengenali berita hoaks dan berita adu domba.
Biasanya, berita palsu tidak pernah ada di media arus utama dan yang diberitakan adalah hal yang tidak masuk akal baik itu terhadap pejabat, lembaga, maupun institusi tertentu.
"Saya kira kita semua yang memegang gadget harus hati-hati, kalau ada berita yang ganjil jangan serta merta diviralkan karena akan merusak karena itulah yang diharapkan oleh yang membuat berita adu domba tersebut," katanya.
Pada bagian lain, Azyumardi mengatakan untuk menangkal munculnya radikalisme harus dimulai dari keluarga, terutama dalam memberikan pengertian untuk saling menghormati perbedaan agama, budaya, dan suku.
"Itu yang harus ditumbuhkan mulai dari keluarga, lalu ke sekolah, hingga ke masyarakat karena Indonesia memang majemuk dan beragam," pungas Azyumardi Azra yang juga Ketua Tim Kajian Watimpres ini.(*)
Bagikan
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Indonesia tak Mampu Lunasi Utang Whoosh, China Ambil Alih Kepemilikan Natuna Riau
Mafindo Catat 1.593 Kasus Hoaks Infeksi RI Tahun Ini, Terbanyak Isu Politik Kedua Lowongan Kerja
[HOAKS atau FAKTA]: Istri Menkeu Purbaya Diteror Paket Berisi Darah Segar oleh Orang tak Dikenal
[HOAKS atau FAKTA]: Luhut Yakin Ekonomi Indonesia Melebihi AS jika Jokowi Jadi Presiden Lagi
[HOAKS atau FAKTA]: Bahlil Menangis karena Dicopot Prabowo dari Kursi Menteri ESDM
[HOAKS atau FAKTA]: Tak Punya BPJS, Korban Keracunan MBG Tanggung Biaya Pengobatan Sendiri
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
[HOAKS atau FAKTA]: Menkeu Purbaya Minta Rakyat Sumbang Uang jika Mau Ekonomi Maju
Waspada Hoax! Polisi Belum Temukan Bukti Meteor Jatuh di Cirebon
[HOAKS atau FAKTA] : Gubernur Aceh Putus Kerja Sama Perdagangan dengan Medan