Hoaks Bikin Hujan Buatan Pakai Air Garam, BMKG: Proses Fisisnya Tidak Ada
Ilustrasi hujan (Foto: Ist)
Merahputih.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan pesan berantai di WhatsApp Grup mengenai cara memunculkan hujan buatan di tengah musim kemarau adalah hoaks.
"Sebenarnya isi pesan Broadcast WhatsApp di atas sudah sering diluruskan, tapi masih berlanjut saja, hoaks itu," ujar Kepala Stasiun Meteorologi BMKG, Citeko, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Asep Firman Ilahi, Minggu (15/9).
Baca Juga:
Jelang Musim Penghujan, Dinas SDA Lakukan Pengecekan Pompa Air yang Rusak
Dari sisi keilmuan, kegiatan memunculkan hujan buatan menggunakan air garam yang dijemur itu tidak mendasar.
Dia menganggap, dari kegiatan tersebut juga tidak menghasilkan perubahan suatu zat atau biasa disebut proses fisis. "Dari sisi keilmuan, kegiatan tersebut sangat tidak mendasar. Proses fisis-nya tidak ada," kata Asep.
"Setelah itu bergulir posisinya di selatan ekuator. Posisi matahari sekarang, menyebabkan di utara masih hangat, sehingga angin masih bergerak dari selatan, dimana angin selatan atau tenggara cenderung lebih kering, sulit terjadi hujan," paparnya.
Namun, khusus di daerah Bogor, karena faktor geografis pegunungan, maka masih memungkinkan hujan lokal. Tapi, ketika matahari sudah berada di selatan pada Oktober sampai Februari, hujan akan lebih intensif karena selatan lebih hangat dibandingkan dengan utara.
"Kita bersabar saja, ini ujian dari Allah. Yang penting kita tetap sabar dan tawakal. Ketika hujan kita berdoa agar jadi berkah bukan bencana. Mari kita berpikir lebih cerdas dengan media sosial," tuturnya.
Baca Juga:
Pesan seruan untuk menciptakan hujan buatan yang sempat beredar di beberapa WhatsApp Group seperti berikut:
"Darurat Kemarau Panjang !! Sediakan baskom air yang dicampur garam dan diletakkan di luar rumah, biarkan menguap, jam penguapan air yang baik adalah sekitar pukul 11.00 - jam 13.00, dengan makin banyak uap air di udara semakin mempercepat kondensasi menjadi butir air pada suhu yang makin dingin di udara.
Dengan cara sederhana ini diharapkan hujan makin cepat turun, semakin banyak warga yang melakukan ini di masing-masing rumah, ratusan ribu rumah maka akan menciptakan jutaan kubik uap air di udara.
Lakukan ini satu rumah cukup satu ember air garam, Sabtu pukul 10 pagi serempak..
Mari kita sama-sama berusaha untuk menghadapi kemarau kian parah ini..
Mohon diteruskan..kesemua group Terima kasih." (*)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Mayoritas Kota di Indonesia Bakal Diguyur Hujan Ringan pada Selasa 22 Desember 2025
Prakiraan Cuaca BMKG Minggu (21/12): Jakarta Dikepung Awan Tebal Pagi Ini, Siang Hingga Sore Giguyur Hujan
BMKG Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem di Sumatera Utara 8-15 Desember, Simak Wilayah yang Berpeluang Diguyur Hujan dengan Intensitas Sangat Lebat
Prakiraan Cuaca BMKG Jakarta Minggu (7/12): Hujan Sore Hingga Malam Hari
Hujan di Wilayah Bogor Sejak Siang Bikin Debit Bendung Katulampa Sempat Naik dan Berada di Level Siaga 3
Prakiraan BMKG, 28 November 2025: Mayoritas Kota Besar Diguyur Hujan Ringan Sampai Sedang, Siap-Siap Payung dan Jas Hujan
Air Hujan Solo Terkontaminasi Microplastic, Pemkot Solo Lakukan Riset Mandiri
Prakiraan BMKG: Mayoritas Kota Besar di Indonesia Diguyur Hujan Ringan pada Kamis, 27 November 2025
Prakiraan BMKG: Hujan Guyur Sebagian Wilayah Jakarta pada Kamis, 27 November 2025 pada Sore hingga Malam
Prakiraan BMKG: Sebagian Besar Kota di Indonesia Diguyur Hujan Rabu, 26 November 2025