[Hoaks atau Fakta]: Vaksin Tidak Efektif Kendalikan COVID-19

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Minggu, 08 Agustus 2021
[Hoaks atau Fakta]:  Vaksin Tidak Efektif Kendalikan COVID-19

Vaksinasi COVID-19. (Foto: Antara)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Beredar postingan di Facebook oleh akun bernama anticovid di grup “JOKOWI PRESIDEN GAGAL”.

Postingan tersebut membagikan sebuah video berdurasi 30 detik, memperlihatkan seorang bernama Dr. Johan Denis, yang diketahui sebagai dokter medis dan pengobatan alternatif dari Belgia.
Johan Denis mengklaim bahwa vaksin Covid-19 tidak terbukti aman dan efektif.

Ia juga menyebut pandemi Covid-19 adalah palsu, selain itu Denis juga mengklaim bahwa Covid-19 memiliki tingkat bahaya, tingkat kematian, dan tingkat penyebaran yang sama dengan infuenza.

Baca Juga:

[Hoaks atau Fakta]: BPJS Kesehatan Berikan Bantuan Rp 78 Juta

FAKTA

Setelah dilalukan penelusuran fakta Mafindo, klaim Johan Denis adalah hoax. Pandemi Covid-19 bukan rekayasa atau palsu. Sebuah penyakit dikatakan menjadi pandemi dikarenakan sudah mewabah dan serempak terjadi dimana-mana, meliputi daerah geografis yang luas (seluruh Negara/benua). Penyakit tersebut sudah menjadi permasalahan bersama seluruh warga dunia.

Bersumber dari worldometers.info, hingga 06 Agustus 2021 tercatat sudah 201 juta kasus positif global dengan total 4 juta kematian.

Johan Denis adalah dokter umum dari Antwerp, Belgia, yang status profesi dokternya ditangguhkan karena memberikan sertifkasi pembebasan penggunaan masker bagi pasien yang tidak mengalami gejala pernapasan. Selain itu ia juga memiliki riwayat menyebarkan hoax dan konspirasi Covid-19, seperti vaksin dapat mengubah DNA, dan konspirasi jaringan 5G yang dihubungkan-hubungkan dengan pandemi.

Tingkat bahaya, tingkat kematian, dan tingkat penyebaran Covid-19 yang disamakan dengan Influenza juga tidak benar. Menurut Andrew Pekosz, Ph.D, ahli virologi terkemuka yang berpengalaman menangani Influenza dan Covid-19 sekaligus Profesor dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Johns Hopkins, menerangkan bahwa Covid-19 membawa tingkat keparahan dan tingkat mortalitas lebih tinggi ketimbang Influenza.

Sejak Desember 2020, Covid-19 membunuh lebih banyak orang di Amerika Serikat daripada Influenza dalam 5 tahun terakhir.

Selain itu alasan Covid-19 lebih berbahaya dari Influenza adalah efek jangka panjang yang diterima penyintas Covid, yakni mereka merasakan permasalahan kesehatan yang lebih banyak daripada peyintas Influenza, di antaranya yakni lemah fisik, sesak napas, kesulitan fokus, dan dalam beberapa kasus terjadi gagal ginjal dan jantung.

Covid-19 juga memiliki tingkat penularan lebih tinggi dan cepat ketimbang Influenza. Tidak seperti Influenza, belum ada vaksin untuk Covid-19 sebelumnya dan infeksi terhadap SARS-CoV-2 yang minim sehingga banyak orang yang tidak memiliki kekebalan terhadap virus Corona.

Terkait dengan keamanan dan efektivitas vaksinasi, sudah pernah dibahas sebelumnya di salah satu artikel turnbackhoax.id yang berjudul “[SALAH] Vaksin Mengandung Racun Berbahaya”.

Dijelaskan oleh Kementrian Kesehatan bahwa vaksin yang banyak digunakan di Indonesia yakni Sinovac dan AstraZeneca, telah memenuhi standar WHO untuk keamanan, efikasi, dan pembuatan. WHO dan BPOM juga telah memasukkan Sinovac ke Daftar Penggunaan Darurat (EUL) bersama vaksin AstraZeneca, Pfizer, Moderna dan Sinopharm.

Tangkapan layar hoaks.
Tangkapan layar hoaks.

Vaksin juga terbukti efektif. Negara-negara yang sudah melakukan vaksinasi lebih dari 50% warganya juga mengalami tren penurunan kasus positif seperti di Amerika Serikat. Dilansir dari The New York Times, Amerika Serikat mengalami tren penurunan jumlah kematian akibat Covid-19 dari bulan April hingga Juli 2021.

Kota New York yang sempat menjadi episentrum virus Corona di Amerika Serikat mulai melonggarkan aturan pembatasan jarak sosial, hal itu dikarenakan terjadi penurunan kasus positif dan banyaknya warga yang sudah divaksin.

KESIMPULAN

Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Johan Denis adalah tidak benar dan termasuk kategori konten yang menyesatkan. (Knu)

Baca Juga:

[Hoaks atau Fakta]: Link Pengecekan Penerima Bansos dengan NIK E-KTP

##HOAKS/FAKTA #Penyebar Hoaks
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Menkeu Purbaya Sidak ke Bandara IMIP Morowali Temukan 3,5 Kilogram Emas Tengah Tertimbun
Menkeu Purbaya temukan emas 3.5 ton yang tertimbun di bandara IMIP Morowali. Cek Faktanya!
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 11 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Menkeu Purbaya Sidak ke Bandara IMIP Morowali Temukan 3,5 Kilogram Emas Tengah Tertimbun
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Dikepung Siklon 97s, Badai Besar dan Hujan Ekstrem bakal Terjadi di Pulau Jawa
Beredar informasi Siklon 97s bakal mengepung pulau Jawa. Cek kebenaran informasi cuaca via BMKG.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 11 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Dikepung Siklon 97s, Badai Besar dan Hujan Ekstrem bakal Terjadi di Pulau Jawa
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA ]: Menkeu Purbaya Usulkan Gaji Guru Setara Anggota DPR
Beredar informasi yang menyebut Menkeu Purbaya akan menaikkan gaji guru setara dengan anggota DPR. Simak faktanya!
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 10 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA ]: Menkeu Purbaya Usulkan Gaji Guru Setara Anggota DPR
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Presiden ke-7 RI Joko Widodo Ditugaskan BRIN jadi Ketua Gugus Tugas Penanggulangan Bencana
Joko Widodo Ditugaskan BRIN Jadi Ketua Taskforce Penanggulangan Bencana, cek faktanya.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 09 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Presiden ke-7 RI Joko Widodo Ditugaskan BRIN jadi Ketua Gugus Tugas Penanggulangan Bencana
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA] : Dirut BPJS Kesehatan Minta Prabowo ‘Restui’ Penaikan Tarif Iuran 50 Persen
Hingga saat ini tidak ada kenaikan iuran ataupun perubahan regulasi terkait penyesuaian iuran BPJS Kesehatan.
Dwi Astarini - Jumat, 05 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA] : Dirut BPJS Kesehatan Minta Prabowo ‘Restui’ Penaikan Tarif Iuran 50 Persen
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Ingin Dicap sebagai Pahlawan, Jokowi Datangi Lokasi Bencana di Sumatra
Beredar video yang menampilkan Presiden ke-7 RI Joko Widodo tengah mengunjungi lokasi bencana alam Sumatra. Cek fakta lengkapnya.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 05 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Ingin Dicap sebagai Pahlawan, Jokowi Datangi Lokasi Bencana di Sumatra
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA] : Prabowo Bagikan Bansos Rp 50 Juta Akhir Tahun ini untuk Biaya Sekolah dan Bayar Utang
Tidak ditemukan sumber resmi pemerintah maupun pernyataan kredibel yang memverifikasi klaim tersebut.
Dwi Astarini - Kamis, 04 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA] : Prabowo Bagikan Bansos Rp 50 Juta Akhir Tahun ini untuk Biaya Sekolah dan Bayar Utang
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Menteri ESDM Bahlil Lelang Gunung Lawu untuk Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Menteri ESDM Balil Lahadalia disebut melelang Gunung Lawu untuk Proyek Tenaga Panas Bumi, Cek Faktanya!
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 04 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Menteri ESDM Bahlil Lelang Gunung Lawu untuk Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Dunia Tetapkan Status Bencana Internasional untuk Indonesia
Beredar informasi di media sosial yang menyebut: Dunia tetapkan status bencana internasional untuk Indonesia. Cek Faktanya!
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 03 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Dunia Tetapkan Status Bencana Internasional untuk Indonesia
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Efek Banjir Sumatra Barat, Ikan Hiu Sampai Masuk ke Pemukiman Warga di Padang
Beredar video di media sosial yang menampilkan ikan hiu masuk ke pemukiman warga. Hal ini disebut efek dari banjir yang terjadi di Sumbar. Cek Faktanya!
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 02 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Efek Banjir Sumatra Barat, Ikan Hiu Sampai Masuk ke Pemukiman Warga di Padang
Bagikan