Hendardi Sebut Prabowo Cuma 'Pion' Kelompok Radikal untuk Lakukan Perlawanan


Ketua Setara Institute, Hendardi (kedua kiri) Jakarta Pusat, Minggu (15/11). (Foto: MerahPutih/Yohannes Abimanyu)
MerahPutih.com - Ketua Setara Institute Hendardi menduga aktor utama atau master main dari aksi 21-22 Mei 2019 lalu adalah pensiunan tentara dan kelompok radikal.
Aktor utamanya atau mastermind aksi 21-22 Mei 2019 hanya ada dua kemungkinan; pensiunan tentara dan jaringan kelompok radikal, yang pada dasarnya simpatisan dan pendukung yang menunggangi paslon , untuk kepentingan politik mereka masing-masing.

"Kalau preman-preman bayaran itu pion saja, hanya dipakai untuk kepentingan mereka," ujar Hendardi kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (1/6).
Hendardi menilai Capres Prabowo Subianto sebenarnya tidak bisa dikatakan mampu mengendalikan aksi-aksi yang dirancang dua aktor utama aksi tersebut. Bahkan, menurut dia, tidak ada faktor yang bisa menghentikan atau mengendalikan aksi-aksi mereka
BACA JUGA: Muhammadiyah: Mustofa Nahrawardaya Lebih Aktif Dukung Prabowo-Sandi
"Karena mereka pada dasarnya punya agenda masing-masing. Prabowo juga tidak. Di tengah-tengah kelompok itu, Prabowo bukan solidarity maker. Prabowo adalah figur elite yang juga sesungguhnya 'dipionkan' sebagai simbol oleh mereka, bahwa ini seakan-akan kontestasi elektoral dalam kerangka demokrasi," terang Hendardi.
Hendardi mengakui bahwa skenario terbesar di balik aksi-aksi para perusuh pada 21-22 Mei lalu adalah memaksakan kemenangan Paslon Prabowo-Sandi, melalui dua saluran utama. Pertama, kata dia, pseudo-yuridis, dengan memaksakan kehendak kepada Bawaslu untuk mendiskualifikasi Paslon Jokowi-Ma'ruf.
"Kedua, politik jalanan dan inkonstitusional. Mereka memaksakan tindakan rusuh dengan berharap ini akan melahirkan efek domino politik seperti di Suriah. Ada martir yang dikorbankan, harapannya memicu instabilitas politik skala besar, dan diharapkan presiden tidak bisa mengendalikan situasi," ungkap dia.
Begitu juga tujuan politiknya. Kelompok-kelompok itu pun demikian. Tetapi situasinya sekarang akan berbeda. Banyak pihak sudah membedah serta menyesalkan terjadinya rusuh 21 dan 22 Mei itu.

“Aksi dua hari itu gagal total, tidak rapi, dan terlalu telanjang. Kedaulatan rakyat hanya dijadikan mainan label mereka saja. Di samping itu, aparat keamanan jauh lebih siap. Dua hari itu aparat menangani dengan baik, dan ke depan pengendalian sidang di Mahkamah Konstitusi pastinya lebih baik lagi,” ungkap Hendardi.
BACA JUGA: Rencana Pembunuhan Empat Pejabat Negara, Akademisi: Panggil Amien Rais!
Menurut Hendarid, faktor yang bisa menghentikan atau mengendalikan aksi-aksi mereka ini bisa dikatakan tidak ada. Karena mereka pada dasarnya punya agenda masing-masing. (Knu)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Legislator Sarankan Komisi Reformasi Polri Langsung Diketuai Presiden Prabowo

Prabowo Undang Tokoh Gerakan Nurani Bangsa ke Istana, Romo Magnis Datang Nyaris Telat

Kursi Menko Polkam dan Menpora Masih Kosong, Prabowo: Tunggu Waktunya

Gibran Tegaskan Reshuffle Kabinet Merah Putih Sudah Diperhitungkan Matang oleh Prabowo untuk Optimalkan Kinerja Pemerintah dan Pelayanan Publik

Copot Sri Mulyani hingga Budi Arie, Pengamat Duga Prabowo Mau Lepas 'Warisan' Jokowi

Pakar Nilai Menteri Baru Harus Berhati-hati dalam Berkomunikasi dan Fokus Pada Program 'Quick Wins'

Dinilai Mengejutkan, IPR Sebut Reshuffle Kabinet Prabowo Fokus pada Ekonomi dan Politik Hukum

Arahan Prabowo untuk Anggota DPR Fraksi Gerindra: Harus Mawas Diri dan Jaga Ucapan serta Perilaku

Legislator Gerindra Malam Ini Kumpul di Kertanegara, Akses Jalan Depan Rumah Prabowo Ditutup untuk Umum

Profil Mukhtarudin yang Dilantik Jadi Menteri P2MI, Gantikan Posisi Abdul Kadir Karding
