Headline

Hasil Survei Mayoritas Publik Khawatir dengan Maraknya Hoaks

Eddy FloEddy Flo - Selasa, 23 Oktober 2018
Hasil Survei Mayoritas Publik Khawatir dengan Maraknya Hoaks

Pahamilah alur hoax. (Foto: gatewaynaturalmedicine)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA melakukan survei persepsi publik terhadap hoaks atau berita bohong. Dari hasil survei tersebut, mayoritas masyarakat khawatir dengan berita bohong atau hoaks yang masif beredar di media sosial.

"Dari survei kami sebesar 75 persen publik menyatakan kekhawatiran mereka karena semakin maraknya berita hoaks yang beredar di media sosial," kata peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (23/10).

Masloman mengatakan responden yang menyatakan tidak khawatir dengan berita hoaks jumlahnya dibawah 10 persen yaitu lebih tepatnya 8,7 persen.

Menurut dia, dari responden yang khawatir itu,sebesar 74,5 persen menyatakan mereka ingin hoaks di media sosial dibersihkan atau ditertibkan.

hoaks atau berita bohong mulai mengkhawatirkan
Ilustrasi. (Foto: Ist)

"Mereka yang setuju bahwa media sosial harus dibersihkan dari hoaks merata di semua segmen pemilih," ujarnya.

Dia menjelaskan hal itu terlihat dari tingkat pendidikan tinggi maupun rendah, masyarakat kecil maupun ekonomi mapan, merata di pendukung partai politik, pendukung capres hingga para pengguna media sosial.

Menurut Ikrama Masloman sebagaimana dilansir Antara, di segmen pendidikan, responden yang lulus SD atau dibawahnya sebesar 67,3 persen yang menyatakan setuju media sosial harus dibersihkan dari berbagai ujaran kebencian dan hoaks.

"Bahkan di segmen pemilih terpelajar tingkat persetujuan terhadap pembersihan media sosial dari hoaks lebih tinggi lagi yaitu 91,1 persen," ucapnya.

Di segmen pemilih parpol, menurut dia, mayoritas pendukung parpol tersebut menyatakan persetujuan agar media sosial bersih dari informasi hoaks.

Dia mengatakan hal sama juga terlihat dari para pendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, mayoritas setuju bahwa media sosial harus bersih dari hoaks.

Survei dilakukan pada tanggal 10-19 Oktober 2018 melalui wawancara langsung menggunakan kuesioner. Survei menggunakan metode "multistage random sampling" dengan 1200 responden dan "margin of error" sebesar 2,9 persen.

Survei dilaksanakan di 34 provinsi di Indonesia dan pihak LSI Denny JA juga melengkapi survei dengan penelitian kualitatif dengan metode analisis media, FGD, dan wawancara mendalam.(*)

Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Presiden Jokowi Ingatkan Masyarakat Waspadai Politikus Sontoloyo, Siapa yang Dimaksud?

#Berita Hoax #Media Sosial #Hasil Survei
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
DPR Usul Buzzer Bisa Langsung Diusut Tanpa Aduan, Revisi UU ITE Kembali Diungkapkan
Agar dilakukan revisi terhadap Undang-Undang ITE, agar konten dari buzzer yang berpotensi memicu kerusuhan dapat ditindak tanpa harus melalui delik aduan.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 08 Desember 2025
DPR Usul Buzzer Bisa Langsung Diusut Tanpa Aduan, Revisi UU ITE Kembali Diungkapkan
Indonesia
Indonesia Resmi Atur Anak di Ruang Digital, Sanksi Bagi Platform Tengah Dirumuskan
PP Tunas juga tidak hanya mengatur media sosial, tetapi juga mengatur seluruh penyelenggara sistem elektronik (PSE) mengingat semua platform digital juga memiliki fitur komunikasi dengan orang tidak dikenal.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 08 Desember 2025
Indonesia Resmi Atur Anak di Ruang Digital, Sanksi Bagi Platform Tengah Dirumuskan
Indonesia
Menkomdigi Tegaskan Batas Usia Pengguna Medsos Wajib Dipatuhi, PSE Siap Kena Sanksi
Meutya Hafid menegaskan batas usia anak untuk akun media sosial dalam PP Tunas. PSE wajib mematuhi aturan atau menerima sanksi dari pemerintah.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 08 Desember 2025
Menkomdigi Tegaskan Batas Usia Pengguna Medsos Wajib Dipatuhi, PSE Siap Kena Sanksi
Dunia
Larangan Medsos di Australia, Meta Mulai Keluarkan Anak-Anak dari Instagram dan Facebook
Diperkirakan, 150 ribu pengguna Facebook dan 350 ribu akun Instagram akan terdampak.
Dwi Astarini - Kamis, 04 Desember 2025
 Larangan Medsos di Australia, Meta Mulai Keluarkan Anak-Anak dari Instagram dan Facebook
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: KTP Warga Aceh Disebut 'Kebal Pinjol' berkat Kebijakan Pemprov
KTP warga Aceh disebut kebal pinjol atas kebijakan Pemprov Aceh. Lalu, apakah informasi tersebut benar?
Soffi Amira - Jumat, 28 November 2025
[HOAKS atau FAKTA]: KTP Warga Aceh Disebut 'Kebal Pinjol' berkat Kebijakan Pemprov
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Indonesia Tenggelamkan 31 Kapal Asal China di Natuna, Masuk secara Ilegal
Indonesia dikabarkan menenggelamkan 31 kapal asal China. Kapal itu masuk ke perairan Indonesia secara ilegal.
Soffi Amira - Rabu, 26 November 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Indonesia Tenggelamkan 31 Kapal Asal China di Natuna, Masuk secara Ilegal
Indonesia
Penyebab KRL Tanah Abang-Serpong Alami Gangguan Hari ini, Dipicu Hoax soal Rel yang Patah
KRL relasi Tanah Abang-Serpong sempat mengalami gangguan pada Selasa (25/11) pagi. Hal itu dipicu adanya hoax soal rel kereta yang patah.
Soffi Amira - Selasa, 25 November 2025
Penyebab KRL Tanah Abang-Serpong Alami Gangguan Hari ini, Dipicu Hoax soal Rel yang Patah
Indonesia
Buntut Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Pramono Kaji Pembatasan Medsos Bagi Siswa
Pemprov akan menerapkan sanksi bagi pelaku pelanggaran dan menegakkan aturan secara konsisten.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 19 November 2025
Buntut Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Pramono Kaji Pembatasan Medsos Bagi Siswa
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Larang Jokowi Bepergian ke Luar Negeri terkait Kasus Ijazah Palsu
Presiden RI, Prabowo Subianto, kabarnya melarang Jokowi untuk bepergian ke luar negeri. Hal itu terkait kasus ijazah palsu yang menimpanya.
Soffi Amira - Rabu, 19 November 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Larang Jokowi Bepergian ke Luar Negeri terkait Kasus Ijazah Palsu
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Gibran Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Dianggap Lebih Berjasa dari Soekarno dan Soeharto
Wapres RI, Gibran Rakabuming Raka, diusulkan menjadi pahlawan nasional. Jasanya dianggap lebih besar dibanding Soekarno dan Soeharto.
Soffi Amira - Sabtu, 15 November 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Gibran Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Dianggap Lebih Berjasa dari Soekarno dan Soeharto
Bagikan