Hasil Survei Mayoritas Publik Khawatir dengan Maraknya Hoaks
Pahamilah alur hoax. (Foto: gatewaynaturalmedicine)
MerahPutih.Com - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA melakukan survei persepsi publik terhadap hoaks atau berita bohong. Dari hasil survei tersebut, mayoritas masyarakat khawatir dengan berita bohong atau hoaks yang masif beredar di media sosial.
"Dari survei kami sebesar 75 persen publik menyatakan kekhawatiran mereka karena semakin maraknya berita hoaks yang beredar di media sosial," kata peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (23/10).
Masloman mengatakan responden yang menyatakan tidak khawatir dengan berita hoaks jumlahnya dibawah 10 persen yaitu lebih tepatnya 8,7 persen.
Menurut dia, dari responden yang khawatir itu,sebesar 74,5 persen menyatakan mereka ingin hoaks di media sosial dibersihkan atau ditertibkan.
"Mereka yang setuju bahwa media sosial harus dibersihkan dari hoaks merata di semua segmen pemilih," ujarnya.
Dia menjelaskan hal itu terlihat dari tingkat pendidikan tinggi maupun rendah, masyarakat kecil maupun ekonomi mapan, merata di pendukung partai politik, pendukung capres hingga para pengguna media sosial.
Menurut Ikrama Masloman sebagaimana dilansir Antara, di segmen pendidikan, responden yang lulus SD atau dibawahnya sebesar 67,3 persen yang menyatakan setuju media sosial harus dibersihkan dari berbagai ujaran kebencian dan hoaks.
"Bahkan di segmen pemilih terpelajar tingkat persetujuan terhadap pembersihan media sosial dari hoaks lebih tinggi lagi yaitu 91,1 persen," ucapnya.
Di segmen pemilih parpol, menurut dia, mayoritas pendukung parpol tersebut menyatakan persetujuan agar media sosial bersih dari informasi hoaks.
Dia mengatakan hal sama juga terlihat dari para pendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, mayoritas setuju bahwa media sosial harus bersih dari hoaks.
Survei dilakukan pada tanggal 10-19 Oktober 2018 melalui wawancara langsung menggunakan kuesioner. Survei menggunakan metode "multistage random sampling" dengan 1200 responden dan "margin of error" sebesar 2,9 persen.
Survei dilaksanakan di 34 provinsi di Indonesia dan pihak LSI Denny JA juga melengkapi survei dengan penelitian kualitatif dengan metode analisis media, FGD, dan wawancara mendalam.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Presiden Jokowi Ingatkan Masyarakat Waspadai Politikus Sontoloyo, Siapa yang Dimaksud?
Bagikan
Berita Terkait
DPR Usul Buzzer Bisa Langsung Diusut Tanpa Aduan, Revisi UU ITE Kembali Diungkapkan
Indonesia Resmi Atur Anak di Ruang Digital, Sanksi Bagi Platform Tengah Dirumuskan
Menkomdigi Tegaskan Batas Usia Pengguna Medsos Wajib Dipatuhi, PSE Siap Kena Sanksi
Larangan Medsos di Australia, Meta Mulai Keluarkan Anak-Anak dari Instagram dan Facebook
[HOAKS atau FAKTA]: KTP Warga Aceh Disebut 'Kebal Pinjol' berkat Kebijakan Pemprov
[HOAKS atau FAKTA]: Indonesia Tenggelamkan 31 Kapal Asal China di Natuna, Masuk secara Ilegal
Penyebab KRL Tanah Abang-Serpong Alami Gangguan Hari ini, Dipicu Hoax soal Rel yang Patah
Buntut Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Pramono Kaji Pembatasan Medsos Bagi Siswa
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Larang Jokowi Bepergian ke Luar Negeri terkait Kasus Ijazah Palsu
[HOAKS atau FAKTA]: Gibran Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Dianggap Lebih Berjasa dari Soekarno dan Soeharto