Harga Bawang di Bandarlampung Masih Tinggi
Buruh mengangkut karung berisi bawang putih yang dibeli warga saat "Pasar Bawang Putih Murah" di kawasan Pasar Pabean, Surabaya, Jawa Timur, Senin (22/5). (FOTO/Didik Suhartono)
Harga bawang putih dan bawang merah masih bertahan tinggi di Kota Bandarlampung hingga awal Juni 2017, meski telah diluncurkan gerakan stabilisasi pangan di 150 titik di Provinsi Lampung.
Sejumlah pedagang bawang di Pasar Lelang Bandarlampung, Sabtu (3/6), menyebutkan harga bawang putih yang sulit turun, dan harga ecerannya sekarang sudah berkisar Rp50.000- Rp54.000/kg, sedang harga bawang merah sekitar Rp36.000/kg.
Sementara di Pasar Wayadadi Bandarlampung, harga bawang putih berkisar Rp48.000- Rp50.000/kg, dan harga bawang merah sekitar Rp35.000/kg.
Beberapa pedagang menyebutkan harga bawang sudah naik di tingkat agen, sehingga harga ecerannya yang dijual di pasar-pasar tradisional juga meningkat.
Meski harga bawang naik, para pedagang menyebutkan warga tetap membelinya, meski volumenya berkurang.
"Tetap ada yang beli, cuma secukupnya saja, seperti seperempatkilogram," kata Ani, salah satu pedagang di Pasar Lelang Bandarlampung.
Sementara itu, harga daging sapi bertahan seperti bulan lalu, yakni Rp120.000/kg, sedang harga eceran beras naik berkisar Rp100-Rp200 per kilogramnya.
Meski demikian, stok daging dan beras di Lampung tetap cukup untuk memenuhi kebutuhan warga setempat.
Gerakan Stabilisasi Pangan diluncurkan mulai Rabu (17/5) hingga pertengahan September untuk menjaga kestabilan harga sejumlah pangan utama tersebut.
Sejumlah bahan pokok yang akan didistribusikan dalam gerakan tersebut adalah beras, bawang putih dan bawang merah, telur, minyak goreng dan gula.
Kelima bahan pangan tersebut dipilih karena mengalami fluktuasi harga paling tinggi. Tahap pertama Bulog Divre Lampung memasarkan 10 ribu ton bawang putih dan bawang merah, 3.600 ton gula pasir, 54 ribu ton beras, dan 20 ton telur ayam per minggu.
Pemerintah memperkirakan impor bawang putih nasional per tahun berkisar 480.000-500.000 ton. Pasokan tersebut didatangkan dari Republik Rakyat Tiongkok, India, Amerika Serikat, Swiss dan Malaysia.
Hampir 99,25 persen pasokan Indonesia berasal dari Tiongkok, impor bawang putih Indonesia juga pada periode Januari-Februari 2017 tercatat mengalami penurunan secara volume jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Tercatat impor sebanyak 60.955 ton pada 2017 dengan nilai 70,5 juta dolar AS, sedangkan pada 2016 impor sebanyak 77.284 ton dengan nilai 57,7 juta dolar AS.
Sumber: ANTARA
Bagikan
Berita Terkait
Harga Mayoritas Kebutuhan Pokok Kompak Turun pada Minggu (10/8), Bikin Emak-Emak Auto Tersenyum Lebar
Jakarta Alami Deflasi, Si Bawang Merah Jadi Biang Kerok Utama
Kopdes Merah Putih Bakal Jadi Pusat Penyediaan Barang Strategis dan Pusat Distribusi Bantuan
Puan Desak Gencarkan Operasi Pasar dan Tindak Penimpun, Warga Harus Punya Daya Beli Jelang Idul Fitri
Pemudik Sumatra Wajib Catat! 15 Titik Macet Mudik di Ruas Jalan Nasional Lampung
Fakta-fakta 3 Polisi Tewas Ditembak Saat Penggerebekan Judi Sabung Ayam di Lampung
Mendag Terus Awasi Distribusi dan Harga MINYAKITA Jelang Lebaran
Pramono Akui Harga Bahan Pokok di Pasar Induk Sempat Naik Minggu Kemarin
Stok Diklaim Banyak, Tapi Harga Bahan Pokok Lebihi HET
Inpeksi Harga Bahan Pokok di Solo, Wamendag Dyah: Harga Bawang Putih di Atas HET