Halle Berry Inginkan Perempuan Kulit Hitam kembali Menangi Aktris Terbaik Oscar


Halle Berry dalam balutan gaun Elie Saab yang ikonis memegang piala Oscar pertamanya untuk aktris terbaik. (Los Angeles Times)
SEJAK Halle Berry menang sebagai aktris terbaik untuk Monster's Ball 20 tahun lalu, belum ada lagi perempuan kulit hitam lain yang mengikuti jejaknya. Itu sebuah fakta yang Berry sebut 'memilukan'.
Nominasi Academy Award pada 2002 itu merupakan yang pertama untuknya. Berry masuk kategori aktris terbaik atas perannya sebagai pelayan yang berselingkuh dengan algojo suaminya, yang merupakan seorang terdakwa. Aktingnya dalam film drama kelam karya Marc Forster tersebut memukau banyak kritikus.
BACA JUGA:
Oscar Isaac Ceritakan Pengalaman Memerankan Berbagai Karakter di 'Moon Knight'
Dia bersaing mendapatkan piala Oscar dalam kategori tersebut bersama Nicole Kidman (Moulin Rouge), Judi Dench (Iris), Sissy Spacek (In the Bedroom), dan Renee Zellweger (Bridget Jones's Diary). Berry menjadi aktris Afrika-Amerika ketujuh yang pernah dinominasikan.
Ia mencatatkan kemenangan sejarah sebagai pemenang kulit hitam pertama untuk aktris terbaik. Namun, Berry tidak pernah mengira itu akan terjadi.
"Dulu, jika tidak memenangi Globe, kamu benar-benar tidak mendapatkan Academy Award," kata Berry, 55, dalam wawancara dengan The New York Times (24/3). Sebelumnya, dalam Golden Globe, ia telah kalah dari Spacek.
“Jadi saya cukup pasrah untuk banyak percaya, 'senang berada di sini, tapi saya tidak akan menang'," kenangnya.
Malam bersejarah

Kemudian pemenang aktor terbaik tahun sebelumnya, Russell Crowe, membuka amplop dan membaca namanya, kamera memperbesar wajahnya yang berlinang air mata dan terkejut. Dia mengambil waktu sejenak untuk menenangkan diri, lalu berjalan ke panggung dengan gaun Elie Saab yang sekarang menjadi ikon, ekor gaun yang panjang berwarna burgundy mengikuti di belakangnya, diiringi tepuk tangan terus berlanjut, dan terus, dan terus.
"Ya Tuhan," adalah kata-kata pertamanya ketika dia akhirnya memiliki cukup napas untuk berbicara, air mata masih mengalir di pipinya, tangan gemetar saat dia mencengkeram piala Oscar. Dia belum menyiapkan pidato. Dia juga tidak punya daftar orang untuk berterima kasih.
"Saya tidak memiliki ingatan tentang itu. Saya bahkan tidak tahu bagaimana saya bisa sampai di sana. Itu benar-benar momen black out. Yang saya ingat hanyalah Russell Crowe yang berkata, 'Bernapaslah, sobat.' Dan, kemudian saya memiliki piala emas di tangan saya, dan saya baru saja mulai berbicara," Berry mengenang malam bersejarah itu.
Dia mendedikasikan momen tersebut untuk Dorothy Dandridge, yang pada tahun 1955 menjadi perempuan Afrika-Amerika pertama yang masuk nominasi untuk aktris terbaik ('Carmen Jones'), dan untuk nominasi Afrika-Amerika sebelumnya seperti Diahann Carroll dan Angela Bassett.
"Momen ini jauh lebih besar dari saya. Ini untuk setiap perempuan kulit berwarna tanpa nama yang sekarang memiliki kesempatan karena pintu malam ini telah dibuka," kata Berry menambahkan.
Pada satu momen, dia melihat ke balkon dan melihat Sidney Poitier, yang pada tahun 1964 menjadi pria kulit hitam pertama yang memenangkan Academy Award aktor terbaik untuk film 'Lilies of the Field'. Poitier berada di sana malam itu untuk menerima penghargaan kehormatan.
“Sangat istimewa melihat dia di sana, dia dan Dorothy Dandridge mengizinkan saya untuk bermimpi di luar halaman belakang saya sendiri dan percaya bahwa seorang anak kulit hitam kecil dari Cleveland bisa melakukan ini,” kata Berry dalam sebuah wawancara, beberapa minggu setelah Poitier meninggal pada Januari di usia 94 tahun.
Ketika orkestra memberi isyarat padanya untuk menyelesaikan ucapan terima kasih yang berlangsung sekitar tiga menit, dia menolak. "Sudah 74 tahun. Aku perlu waktu lebih banyak," katanya di atas panggung, mengacu usia Oscar dan durasi waktu yang dibutuhkan aktris kulit hitam untuk memenangkan penghargaan dalam kategori tersebut. Acara penghargaan pada tahun itu menjadi malam pidato panjang, dan mencatat waktu sebagai Oscar terlama yang pernah ada, yaitu empat jam dan 23 menit.
Beberapa saat kemudian, Oscar malam itu mencatatkan sejarah lagi, Denzel Washington menjadi laki-laki Afrika-Amerika kedua yang memenangkan aktor terbaik, untuk perannya sebagai polisi jahat di 'Training Day', menjadikan acara tahun 2002 sebagai yang pertama — dan satu-satunya — ketika kedua penghargaan akting teratas jatuh ke tangan aktor kulit berwarna.
Pintu yang tidak terbuka

Berry telah menyutradarai film pertamanya, 'Bruised', yang mulai tayang di Netflix pada November lalu. (The Hollywood Reporter)
Namun dalam 20 tahun sejak malam itu, hanya 12 pemain kulit hitam lainnya yang memenangkan Oscar. Meskipun dua laki-laki — Jamie Foxx dan Forest Whitaker — telah bergabung dengan jajaran pemenang aktor terbaik Afrika-Amerika, tidak ada perempuan kulit hitam lain yang dinobatkan sebagai aktris terbaik. Dan, butuh delapan tahun setelah kemenangan Berry untuk perempuan kulit hitam lain masuk nominasi dalam kategori tersebut, yaitu Gabourey Sidibe untuk 'Precious' pada 2010.
"Itu tidak membuka pintu. Fakta bahwa tidak ada orang yang berdiri di sampingku sungguh memilukan," kata Berry. Berry menekankan, fakta bahwa tidak ada orang Afrika-Amerika yang memenangkan penghargaan akting tertinggi akademi untuk perempuan dalam dua dekade terakhir seharusnya mengurangi kepiawaian perempuan seperti Lena Waithe dan Viola Davis, yang menghasilkan karya-karya ajaib dan luar biasa."
“Kita tidak selalu bisa menilai kesuksesan atau kemajuan dari berapa banyak penghargaan yang kita miliki. Penghargaan adalah lapisan gula pada kue — mereka adalah rekan-rekan yang mengatakan bahwa kamu sangat luar biasa tahun ini — tetapi apakah itu berarti bahwa jika kami tidak mendapatkan pengakuan yang sangat luar biasa, bahwa kami tidak hebat, dan kami tidak berhasil, dan kami tidak mengubah dunia dengan karya kami, dan peluang kami tidak berkembang?” katanya.
Bahkan yang lebih penting daripada piala Oscar di kamar tidurnya, kata Berry, adalah pekerjaan yang bisa dia lakukan selama bertahun-tahun. Dia baru-baru ini menyutradarai film pertamanya, drama seni bela diri campuran 'Bruised', yang mulai ditayangkan di Netflix pada bulan November lalu.
"Dua puluh tahun yang lalu, seorang perempuan kulit hitam mengarahkan film tentang genre laga? Saya tidak berpikir saya bahkan bisa melakukan hal yang mendekatinya. Itu bukti bagi saya bahwa segala sesuatunya berubah,” demikian Halle Berry.(aru)
Bagikan
Berita Terkait
Brad Pitt dan Taika Waititi Bikin Iklan, Padukan Humor dan Kopi Perfetto

Giorgio Armani Meninggal Dunia, Selebritas Kenang sang Ikon Fesyen sebagai Legenda

Astrid Kuya Ceritakan Penjarahan Rumahnya, Banyak Anak Sekolah Ikut

Melaju ke Semifinal AS Terbuka, Novak Djokovic Joget ‘Soda Pop’ dari KPop Demon Hunters’ sebagai Hadiah Ultah sang Putri

Kebetulan Banget nih, Candice Bergen, Ibu Chloe Malle, Pernah Perankan Editor Vogue

Aging Gracefully ala Maia Estianty, Cara Menua dengan Bahagia

Ini nih, Sosok CEO APR Kim Byung-hoon yang Digosipkan Menikah dengan Suzy, Mirip Song Joong-ki

Beda Tipis Frugal dan Irit, Bill Gates Pakai Ponsel Pemberian Orang

Taylor Swift dan Travis Kelce Tunangan, Dilamar di Taman Penuh Bunga dengan Cincin Berlian

Taylor Swift dan Travis Kelce Resmi Bertunangan, Umumkan lewat Foto-Foto di Media Sosial
