Hal Yang Dilakukan Astronot Saat Bosan Di Luar Angkasa


MerahPutih Science- Jika film seperti Gravity dan Interstellar tidak membuat anda takut, anda mungkin berfikir apa rasanya wisata ke luar angkasa. Stasiun Luar Angkasa International (ISS) telah berhasil menjadikan luar angkasa sebagai tempat tinggal Astronot selama 13 tahun terakhir. Astronot bertugas secara bergiliran, sehingga tidak ada seorangpun, yang menetap disana selama hampir 13 tahun lamanya. Biasanya, para astronot bertugas dalam waktu yang lama, bisanya sekitar enam bulan. Mereka menyesuaikan diri, serta belajar bagaimana bertahan hidup di luar angkasa, hal ini merupakan tujuan utama dari ISS.
Relaksasi di luar angkasa juga penting. kami menduga ini merupakan papan catur bermagnet, Jika tidak potongan bidak catur akan berantakan.
Robert Frost telah dilatih oleh para Astronot ISS untuk mengoperasikan Sistem kontrol gerak ISS, memberikan penjelasan apa yang terjadi dalam ISS -- itu semua merupakan eksperimen ilmiah.
Ada berbagai kegiatan penelitian disana, termasuk penelitian kanter dan termasuk pemikiran masa depan mengenai wisata ke luar angkasa. Menanam tanaman di luar angkasa memberikan tantangan, butuh penanganan khusus, karena kondisinya tidak seperti di bumi.
Perbedaan utama antara hidup di bumi dan di luar angkasa tentu saja kondisi tanpa bobot, bobot dapat disimulasikan di bumi, tapi bagi yang berpengalaman penyesuaian hanya butuh kurang dari 25 detik.
Agar badapat gunakan nantinya untuk perjalanan luar angkasa berawak, para astronot di ISS menyimpan catatan dengan hati-hati mengenai efek kondisi tanpa bobot pada tanaman, hewan dan kristal, serta bagaimana kondisi tanpa bobot yang mempengaruhi diri mereka sendiri. dengan cara ini, mereka dapat menentukan apa-apa saja yang diperlukan untuk hidup di luar angkasa, karena hal itu tidak dapat diaplikasikan ulang di bumi, serta efek samping menjadi traveler di luar angkasa yang mungkin belum kita sadari.
Berkat astronot yang secara khusus menghabiskan waktu panjang dalam kegelapan dingin luar angkasa, kita tahu bahwa kondisi tanpa bobot tidak memiliki efek samping pada tubuh manusia, termasuk tulang dan hilangnya otot tubuh. Serta perubahan hormon dan bahkan psikologis. Juga tentu saja anda harus beradaptasi untuk bergerak dan berintaraksi dengan berbagai benda, karena kondisinya berbeda dengan di bumi.
Ekperimen lain yang mungkin tampak kurang jelas bagi orang awan adalah inSPACE (Investigating the Structure of Paramagnetic Aggregates from Colloidal Emulsions) yang mempelajari bagaimana cairan mengubah viskositas (kelekatan) mereka di hadapan medan listrik. Memahami perubahan ini bisa membantu perkembangan nanoteknologi.
Percobaan pada mikroorganisme di luar angkasa, misalnya, menunjukkan bahwa bakteri mungkin lebih kuat dan lebih ganas di ruang angkasa, NASA memimpin untuk belajar tentang mutasi pada bakteri di lingukungan luar angkasa, dan mempertimingkan kembali seperti keracunan makanan.
Bagikan
Berita Terkait
SpaceX Kirim Kru Baru ke ISS, Butch dan Suni Segera Pulang setelah 9 Bulan

Astronot Crew-9 Tiba di Stasiun Ruang Angkasa, Siap Pulang ke Bumi

Boeing Starliner dengan Kru Manusia Sukses Terbang ke Ruang Angkasa

Rotasi Bumi Melambat, Hari Terasa Jadi Lebih Lama

Korea Utara Kembali Beberkan Rencana Peluncuran Satelit Mata-mata
