Hai Mantan, Maafkan Aing ya


Jadian lewat Facebook. (Foto: Unsplash/Samuel Rios)
KITA bertemu waktu masih SMP saat sama-sama menimba ilmu di sekolah asrama. Berawal dari liat-liatan hingga akhirnya jadian lewat Facebook saat pulang sekolah. Selagi pacaran, kita punya janji kalau mau keluar dari asrama minimal sampai kelas 3 SMP saja.
Namun, saat masih kelas 2 SMP dan lagi Ujian Tengah Semester, aku dapat kabar dari teman kelas kita kalau kamu sakit dan dipastikan juga keluar dari asrama ini. Saat itu juga aku masih enggak percaya dan berpikir "Kalau itu benar, selama satu bulan ini dia sudah enggak ada di sini dong?".
Baca Juga:
Teman Aing Mengakali Acara Bakar-bakar saat Malam Pergantian Tahun
Ujian di sekolah kita waktunya memang lama, kurang lebih satu bulan. Lalu saat lagi masa-masa ujian pun sulit untuk bertemu, karena sudah pasti beda lokasi dan ujiannya di kawasan asrama masing-masing. Saat Ujian Tengah Semesternya selesai, aku langsung izin pulang ke rumah karena pengin tau kabar kamu.
Setelah sampai rumah dan SMS kamu, ternyata benar kalau kamu sakit dan keluar dari sekolah ini. Aku kecewa waktu itu, cuma aku enggak bisa memaksa kamu. Alhasil aku tetap sekolah di sini hingga lulus. Aku yakin setelah lulus kita bisa bertemu lagi.
Setelah lulus akhirnya hubungan kita tetap berlanjut. Kita menjalani hubungan sekitar dua tahunan lebih tapi harus jarak jauh alias LDR. Hampir setiap dua minggu sekali atau satu bulan sekali aku ke Bogor buat main ke rumah kamu atau sekedar jalan-jalan di daerah sana. Namun seiring berjalannya waktu, aku mulai kenal teman-teman baru dan suka bercanda sama salah satu perempuan dari kelas lain yang masih satu jurusan di SMA.

Menurut aku saat itu, sekadar bercanda seharusnya enggak sampai terbawa perasaan. Namun nyatanya salah, ada teman kelas dia yang mengabarkan kalau dia baper ke aku. Aku masih enggak percaya, karena mereka juga suka bercanda. "Seriusan ini, tanggung jawab anak orang dibikin baper," kata temanku waktu itu.
Mulai dari situ aku sedikit enggak enakan kalau ketemu dia. Tetapi enggak tau kenapa, tetap saja masih sering bercanda tanpa memikirkan kamu disana. Dalam suatu hubungan sudah pasti ada bertengkarnya, dan saat itu posisi kita lagi sering bertengkar. Karena sudah sering bertengkar, ada kejadian yang mengharuskan kita putus. Setelah putus beberapa minggu, aku mulai mendekatinya secara perlahan.
Saat itu aku tau kalau kamu masih sayang sama aku. Tetapi enggak tau kenapa aku punya pikiran bodoh seperti ini "Udah sering berantem, jarang ketemu, LDR, mau nyoba ah pacaran yang sering ketemu". Beberapa hari kemudian, aku langsung jadian sama dia. Memang, kesannya aku seperti mengakali status jomlo aku. Tapi jujur, aku memang jatuh hati kepadanya.
Ketika sudah putus, aku pengin kita enggak perlu menjadi musuh, hilang kontak atau bahkan sampai memblokir akun media sosial masing-masing. Bagiku, jika kita memulai hubungan dengan baik-baik, maka jangan sampai ada dendam ketika hubungan kita berakhir.
Baca Juga:
Gaslighting Aris Kepada Kinan, Akal-akalan Tukang Selingkuh Menutupi Kebohongannya
Namun, hubungan baik kita membuat dia yang kini menjadi pendamping baruku semakin enggak suka sama kamu. Mulai dari sering ngecek handphone aku, ngeblokir semua sosial media kamu dan menghapus-hapus foto yang ada kamunya ialah kebiasaan yang sering ia lakukan. Saat itu aku masih biasa saja, karena mungkin hal tersebut masih wajar dalam setiap hubungan untuk melupakan masa lalunya.
Tetapi setelah hubungan berjalan beberapa bulan, dia sudah sering membuat banyak peraturan-peraturan yang membuat aku sedikit risih. Mungkin karena aku yang terlalu care sama semua orang, jadi dia melakukan hal tersebut. Seiring berjalannya waktu, aku mencoba terbiasa dengan sikapnya yang seperti itu. Nyatanya enggak bisa, alhasil kalau bertengkar aku yang ngalah seperti cowok pada umumnya dan cuma bisa diam saja.

Teman-teman aku juga pernah bilang, kalau hubungan aku sama dia sudah terlalu toxic. Mulai dari perkataan itu, aku baru sadar kalau selama ini aku salah. Aku lebih memilih orang baru yang sifat dan perilaku aslinya masih belum banyak aku ketahui, daripada mempertahankan kamu yang sifat dan perilaku aslinya sudah benar-benar aku tau.
Alhasil, aku hanya bisa bertahan sama dia selama satu setengah tahun. Tetapi aku enggak menyesal pernah bersama dia. Justru dari dia, aku belajar banyak hal tentang yang perlu dan tidak perlu dilakukan ke pasangan. Berpisah dengan kamulah yang aku sesali.
Jadi buat mantan aku yang di sana, aku minta maaf sama sikap dan perilaku egois ke kamu. Maaf juga sudah pergi tanpa menyelesaikan masalah. Kamu baik, setia dan tulus kalau sudah mencintai seseorang.
Aku sadar kalau perlakuan dulu memang buat kamu kecewa. Semoga dengan pasangan kamu yang sekarang, kamu bisa mendapat yang lebih baik lagi daripada saat masih sama aku. Satu hal yang aku senang dari kamu adalah masih mau berhubungan baik sama aku dan masih ingat sama aku. Sekali lagi aku minta maaf dan semoga kamu enggak pernah berubah. (frs)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Cegah Modus Love Scamming, Kenali Ciri-cirinya

Kamu Clingy ke Pasangan? Bisa Jadi Itu Tanda Insecure dan Takut Ditinggalkan

Jangan Coba-Coba FWB, Risiko Negatif Membayangi

Si Doi Sungguh Cinta atau Sekadar Breadcrumbing? Ketahui Makna dan Tanda-tandanya

Tips Pertemanan Langgeng, Perlu Adanya 'Ekuitas Persahabatan'

Pasangan Posesif Bikin Hubungan Jadi Toksik, Begini 5 Cara Menghadapinya

Kena Silent Treatment Sama Pasangan? Ini yang Harus Kamu Lakukan

Punya Trust Issue dengan Pasangan, Begini Cara Menanganinya

Segera Tinggalkan! Ini 5 Tanda Kamu Terjebak dalam Hubungan Toxic

Ini 5 Tanda Kamu Punya Chemistry Baik dengan Pasangan
