Guru Jangan Sampai Lengah Tipu Daya Siswa Saat Belajar Daring


Pembelajaran daring telah dilakukan selama satu tahun belakangan. (Unsplash_Sigmund)
SOSOK lelaki dengan kemeja membalut tubuh kurusnya ini terlihat sedang fokus menatap layar laptop miliknya. Sesekali dirinya terlihat menyipitkan mata untuk memperjelas penglihatan memang sudah sedikit kabur, mengamati satu per satu muridnya di layar.
Sementara, kedua tangannya terlihat sibuk bermain di atas keyboard mengabsensi. Persis di sebelah tangan kirinya terlihat tumpukan kertas berisikan materi belajar jarak jauh.
Baca juga:
Selama tiga puluh tahun mengajar, Aegidius Suparanto, atau akrab disapa Dius, guru bahasa inggris di salah satu sekolah swasta di daerah Tangerang Selatan, baru setahun belakangan harus menekuni kebiasaan berbeda setiap pagi dengan memandang layar laptop melakukan pembelajaran jarak jauh imbas pandemi COVID-19.
Pandemi membuat dirinya beserta rekan guru lain harus menahan rindu untuk melihat wajah setiap murid secara langsung. Di sekolah saat ia harus mengurus administrasi, disempatkannya melihat kelas dengan puluhan kursi tertata rapi berada di atas meja berdebu. Tak ada lagi suara riang para murid.
"Belajar selama pandemi di rumah sebenarnya menghambat proses sosialisasi para siswa baru apalagi sama sekali belum pernah bertemu dengan teman sekelas dan guru secara langsung," kata Dius kepada Merahputih.com.
Kini, setiap hari di rumah, Dius harus berjuang untuk terus menyesuaikan diri di tengah perubahan pembelajaran serbadigital. Hal ini diperlukan agar dapat menyeimbangakan diri dengan kemampuan akan teknologi dari muridnya tentunya lebih canggih.
Jarum jam menunjukkan pukul delapan pagi. Saat sedang mengamati layar, ia melihat satu murid pergerakannya mencurigakan, berulang dan tidak berubah. Dius memantau secara cermat terus-menerus. Begitu dipanggil, anak tersebut tak menyaut, dan gambar masih berulang. Ia lantas melakukan panggilan telepon langsung kepada anak tersebut.
Baca Juga:
Pekerjaan Rumah Kerap Menjadi 'Pekerjaan Sekolah' Saat Ngilmu di Negeri Aing
Setelah diketahui, ternyata anak tersebut menampilkan video sebelumnya telah direkam sehingga terlihat seakan sedang memperhatikan materi saat pembelajaran jarak jauh berlangsung.
Siswa tersebut beralasan tidak dapat menyalakan kamera karena masalah koneksi, terlambat karena kesiangan, hingga tugas terlambat dikumpulkan sebab tidak memiliki jaringan baik.
Dius mengerti masalah utama dalam pembelajaran daring adalah masalah koneksi. Namun ia tetap harus bersikap preventif agar kecurangan tidak boleh terjadi, apalagi dilakukan dengan sengaja menggunakan metode-metode terbaru.
Terlebih saat memasuki masa ujian, Dius harus meningkatkan kewaspadaannya. Setiap anak diminta untuk menyalakan kamera saat sedang mengerjakan soal-soal ujian untuk mencegah adanya kecurangan. Namun tetap saja ada siswa tidak jujur, sebab jawabannya hampir semua berasal dari internet. Alias plagiarisme.
Kejadian seperti itu rasanya memang baru dirasakannya saat harus mengajar secara daring. Dirinya paham betul, perilaku tersebut disebabkan karena para murid telah merasa terlalu nyaman di rumah dan menganggap materi diajarkan membosankan. Hal tersebut merupakan salah satu tantangan terbesarnya.
Keterampilannya diuji. Materi disampaikan perlu dipersiapkan dengan menarik dan interaktif. Walaupun sulit, Dius merasa inilah tugasnya, mempercerdaskan anak bangsa.
Biasanya dalam menyampaikan materi, Dius lebih suka menggunakan film maupun video pendek agar lebih interaktif. Sebab menurutnya, materi dapat lebih tersampaikan dengan efektif jika disampaikan dengan bantuan film maupun video, jika dibandingkan dengan tulisan. Hal tersebut menyadarkannya jika anak zaman kini telah berubah.

Tak hanya cara pengajarannya saja telah berubah, Dius juga harus mengubah cara memberikan nilai. Kini Dius menambahkan aspek keaktifan serta kedisiplinan para siswa sebagai salah satu penilaiannya.
Dalam pelaksanaan sekolah daring, seluruh siswa dijadwalkan mengikuti pembelajaran selama tiga jam saja dan dimulai pada pukul delapan pagi. Tiga jam setelahnya dipergunakan untuk mengerjakan tugas diberikan. Tugasnya beragam, tetapi Dius lebih senang memberikan tugas berbasis praktek sehingga menguji kreativitas para muridnya.
Terkait pengisian absensi, sekolah tempat Dius bekerja menerapkan sistem formulir online. Formulir tersebut nantinya akan diisi langsung setiap wali kelas atas dasar laporan dari guru penanggung jawab di dalam kelas tersebut.
Dius berharap agar kondisi dunia dapat segera pulih dari pandemi sehingga memungkinkan diadakannya lagi sekolah tatap muka. Pasalnya, ia menilai penerapan pembelajaran daring kurang efektif dan sangat berpengaruh terhadap proses sosialisasi dan pemahaman siswa akan materi. (cit)
Baca juga:
Bagikan
Yudi Anugrah Nugroho
Berita Terkait
Canggihnya Bukan Main! HP Lipat Samsung Bakal Punya Teknologi 'Self-Repair'

Enggak Jadi Rilis 2026, Produksi Xiaomi Mix Flip 3 dan Civi 6 Dibatalkan

Baterainya Lebih Tahan Lama, OPPO Find X9 Pro Berhasil Kalahkan Xiaomi 17 Pro Max!

Sistem Pendingin di Red Magic 11 Pro: Cara Kerja dan Keunggulan

Red Magic 11 Pro: HP Gaming dengan Sistem Pendingin Cairan Berbekal Baterai Raksasa 8.000 mAh dan Kipas 24.000 RPM

RIP Foto! Instagram Ganti Total Tampilan, Reels dan DM Jadi 'Anak Emas'

Super Awet! Huawei Watch GT 6 Series Mampu Bertahan hingga 21 Hari

Huawei Watch GT 6 Series Rilis di Indonesia, Smartwatch Premium dengan Fitur Kelas Atas

Apple Hadapi Investigasi di Prancis, Siri Diduga Rekam Suara Pengguna Tanpa Izin

OPPO Find X9 Ultra Bisa Jadi HP Flagship Pertama dengan Kamera Telefoto Periskop Ganda
