Guru Besar UIN Harap Dakwah Santun Tanpa Benturkan Aparat dan Ulama

Guru Besar Bidang Psikologi Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Dr H Achmad Mubarok (HO)
Merahputih.com - Guru Besar Bidang Psikologi Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Dr H Achmad Mubarok mengharapkan dakwah santun dan bisa menyentuh masyarakat tanpa membenturkan aparat dan ulama untuk membuat suasana menjadi lebih tenang.
Aparat pemerintah juga diminta melakukan pendekatan dan langkah-langkah yang tepat sehingga tidak turut andil membuat suasana semakain runyam. Ia menyayangkan jika ada pihak-pihak yang berusaha membenturkan antara ulama dengan aparat.
Baca Juga:
Demokrat Klaim Lampaui Target Kemenangan di Pilkada Serentak
Jika hal semacam ini dihadapi dengan manuver militer justru bisa membuat perlawanan semakin kuat yang bisa berujung terpecah belah. Ia tak ingin di masyarakat muncul anggapan bahwa agama dizalimi, ulama dikriminalisasi dan semacamnya.
"Harus dijelaskan siapa yang pegang kendali saat ini, Presiden memberi contoh dan arahan kepada bawahannya,” ujar Mubarok dalam keterangannya, Rabu (16/12).
Achmad mengharapkan pemerintah dalam kebijakannya memberikan contoh yang tegas dan jelas. Jangan membingungkan dan menjadi perdebatan di masyarakat.
Ia juga meminta seluruh pihak berhenti saling curiga untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. "Jangan seperti kemarin salah satu menteri membuat statement mencurigai penghafal Qur’an, ini kan malah membuat para ulama bingung,” jelasnya.
Achmad menambahkan bahwa dirinya prihatin dengan kondisi saat ini karena adanya sikap saling curiga. Sikap saling curiga tersebut membuat ulama yang sering menyuarakan dukungan kepada pemerintah malah dianggap antek-antek pemerintah. Bahkan menurutnya, karena hal tersebut, saat ini semua langkah pemerintah menjadi dicurigai.

”Mari kita berhenti saling mencurigai, sudah saatnya untuk kita saling merangkul antar sesama anak bangsa. Misalnya kemarin seperti kasus yang akhir-akhir ini, pemerintah sebaiknya menemuinya atau bahkan merangkulnya, jangan malah dihadap-hadapkan dengan aparat,” ucapnya.
Selain itu dirinya menyebut, kalau soal Khilafah itu sudah jelas utopis, tidak mungkin ada di negeri ini. Karena di negeri lain Khilafah itu juga ditolak semua. Menurutnya hal itu muncul karena ada sponsornya dari asing yang tujuannya untuk mengadu domba masyarakat bangsa ini.
”Maka pemerintah sebaiknya adakan saja pertemuan para alim ulama, minta tolong saja kepada ulama terkenal seperti Habib Lutfi karena dia dianggap netral oleh semua pihak,” kata Achmad.
Menurut dia, ulama seperti Habib Lutfi meskipun ia menjadi Watimpres namun tidak dicurigai sebagai antek pemerintah karena ia bisa menjaga netralitasnya.
Baca Juga:
Menurut dia seharusnya ulama dan umara (pemimpin) itu berjalan beriringan. Untuk itu, perlu ada forum komunikasi antara ulama dan umara ini.'
”Dibuat seperti seminar saja maka nanti akan ketemu itu, kalau sudah saling ketemu dan bicara maka nanti yang di bawah-bawahnya juga akan meniru. Jadi kalau ada ulama yang dianggap bersebarangan dekati saja langsung dengan jiwa besar, sepanjang tidak menjadi ancaman keamanan,” tuturnya. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Petugas Pemadam Respons Cepat, Kebakaran UIN Ciputat Hanya di Ruang Sekretariat Rektorat

Tular Nalar Mafindo: 'Melek' Hoaks di Tengah Hiruk Pilkada 2024

Pemilu 2024 Makin Dekat, Kemenag Ingatkan Pendakwah Sisipkan Materi ini

Mario Dandy Didakwa Penganiayaan Berat Terencana Terhadap David Ozora
