Guncang Dunia AI, CEO Arm Prediksi DeepSeek Bakal Dilarang di AS
DeepSeek diprediksi bakal dilarang di AS. Foto: Unsplash/Solen Feyissa
MerahPutih.com - DeepSeek merupakan perusahaan AI asal Tiongkok yang telah mengguncang industri teknologi. Perusahaan itu mengklaim, bahwa pelatihan model V3 mereka, hanya membutuhkan biaya pelatihan sebesar 5,576 juta dolar AS (Rp 92 miliar).
Sejak peluncuran model R1, DeepSeek sudah diadopsi secara luas di seluruh dunia. Kini, CEO Arm, Rene Haas memperkirakan, bahwa pemerintah AS akan segera melarang perusahaan AI Tiongkok tersebut.
Menurut laporan sebelumnya, NASA telah memblokir DeepSeek dari sistemnya. Kemudian, Angkatan Laut AS telah memperingatkan personelnya agar tidak menggunakan layanan AI tersebut.
Baca juga:
Kemkomdigi Masih Pantau DeepSeek, Belum Akan Keluarkan Pemblokiran
DeepSeek dilaporkan lebih efisien sekitar 50 hingga 75 persen dari pesaingnya. Meski membutuhkan lebih sedikit daya dan komputasi, model ini mengungguli model o1 OpenAI dalam berbagai pengujian. Selain itu, layanan ini bisa diakses secara gratis. Artinya, siapa pun dapat membangun aplikasi AI mereka.
Pengguna bisa mengunduh model tersebut dan menjalankannya secara lokal di sistem mereka sendiri. Model parameter 7b atau 8b (keduanya berukuran kurang dari 5 GB) dapat diinstal dan dioperasikan pada perangkat kelas konsumen.
Alasan Mengapa DeepSeek Bisa Dilarang di AS
DeepSeek telah diadopsi secara luas di seluruh dunia, termasuk AS. Hal ini pun memicu aksi jual besar-besaran pada saham-saham terkait AI, di mana Nvidia kehilangan nilai pasar sebesar 600 miliar dolar AS (Rp 9,9 kuadriliun), karena adanya model AI yang berbiaya rendah.
Tak hanya mencapai posisi teratas di toko aplikasi Apple, tetapi juga meyakinkan raksasa yang berbasis di AS seperti Microsoft untuk mengadopsinya.
Perplexity juga telah mengintegrasikan DeepSeek R1 untuk kemampuan penalaran yang lebih baik dan respons yang lebih cerdas secara keseluruhan, yang mereka jalankan di server mereka.
Baca juga:
Kemkomdigi Masih Pantau DeepSeek, Belum Akan Keluarkan Pemblokiran
Namun, masih perlu dilihat apakah prediksi tersebut benar dan bagaimana perusahaan-perusahaan AS yang sudah menggunakan atau mengerjakan prediksi itu menavigasi situasinya.
Belum lagi, beberapa produsen ponsel pintar Tiongkok, seperti Huawei, Honor, OPPO, dan ZTE, juga ikut memperkenalkan kolaborasinya dengan DeepSeek. Bahkan, mereka sedang mengerjakan versi sulingan model R1 untuk kebutuhan AI di perangkat mereka. (sof)
Bagikan
Soffi Amira
Berita Terkait
Water Turbine Project: Inisiatif Pendidikan Seni Museum MACAN untuk Isu Air dan Lingkungan
Pemerintahan Donald Trump akan Bubarkan NCAR, Sebut Pebuhan Iklim hanya Tipuan
OPPO Find X9 Bakal Punya 2 Kamera 200MP, tapi Bukan Seri Ultra
Bocoran Terbaru Xiaomi 17 Ultra: Bawa Sensor OmniVision dan Kamera Telefoto 200MP S5KHPE
Trump Tetapkan Rezim Venezuela Sebagai Organisasi Teroris Asing
Presiden Trump Larang Warga 8 Negara Masuk AS, Termasuk Laos dan Palestina
OPPO Find X9 Ultra Kemungkinan Bawa Baterai 7.500 mAh, Bisa Kalahkan Pesaingnya
Performa OPPO Find X9 Ultra Diklaim Luar Biasa, Dibekali Kamera Utama 200MP
OPPO Jadikan Flagship Store Gandaria City sebagai Ruang Nongkrong Teknologi Berkonsep 'Third Living Space'
Sony A7 V Meluncur dengan Sensor 33 MP dan AI Canggih, Intip Keunggulannya