Gubernur NTT Tegaskan Balap Sepeda Tour de Flores Sebagai Sport Tourism
Para Juara Etape 1 Tour de Flores 2017 balap sepeda tersebut menempuh rute Larantuka - Maumere dengan jarak 138,8 Km. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
MerahPutih - Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengatakan para peserta balap sepeda internasional "Tour de Flores" (TDF) 2017 memang bukan turis atau wisatawan yang sedang melakukan kunjungan ke daerah ini tetapi merupakan "sport tourism".
"Peserta TDF merupakan 'sport tourism'. Para pebalap memang bukan turis, tetapi setidaknya seluruh peserta yang ikut dalam lima balap sepeda ini akan mempromosikan Nusa Tenggara Timur, terutama Pulau Flores ke seluruh penjuru dunia," kata Lebu Raya kepada wartawan di Larantuka, Jumat (14/7).
Dia mengemukakan hal itu menjawab pertanyaan seputar masih adanya polemik seputar pelaksanaan "Tour de Flores 2017" usai melepas peserta TDF di halaman depan kantor Bupati Flores Timur.
Bahkan ada sejumlah daerah yang masih mempertanyakan alokasi anggaran sebesar Rp1-1,5 miliar dari APBD II untuk mendukung kegiatan "Tour de Flores 2017".
Gubernur meminta para bupati di Pulau Flores untuk tidak ragu-ragu menggelontorkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk mendukung pelaksanaan TDF karena TDF sudah pasti akan memberikan nilai positif untuk daerah.
"Tidak usah ragu-ragu bupati keluarkan APBD. Ini demi membangun daerah, kecuali kita berfoya-foya. TdF ini sangat penting," katanya.
Menurut dia, manfaat Tour de Flores tentu tidak serta merta langsung dirasakan sehari atau dua hari, tetapi lima tahun lagi, 10 tahun lagi Flores makin gencar dikunjungi oleh wisatawan dunia. Jadi berpikirnya jangan untuk tahun ini," katanya.
Gubernur juga berterima kasih kepada sponsor-sponsor TDF, termasuk Yayasan Alsemat yang gigih mengumpulkan dana. "Dana untuk membiayai pelaksanaan kegiatan ini tidak hanya dari Pemerintah Provinsi NTT dan kabupaten-kabupaten di Flores, tetapi ada sponsor jadi kita mesti memberikan dukungan," katanya.
Sementara itu, Chairman TDF Primus Dorimulu mengatakan, TDF merupakan event pariwisata internasional.
Dia mengakui sejumlah kritik sempat dilontarkan. "Tapi bagi saya kritik itu bagus. Dengan kritik, membuat kita makin maju dan membuat TDF jadi buah pemberitaan, pembicaraan," kata Primus.(*)
Sumber: ANTARA
Bagikan
Berita Terkait
Medali Emas Lebih Sekadar Capaian Prestasi, Punya Makna Emosional bagi Atlet Balap Sepeda Ayustina Delia Priatna
Atlet MTB Rendy Varera Tambah Emas untuk Indonesia, Klasemen Sementara SEA Games 2025 Makin Ketat
Riska Amelia Sumbang Medali Kedua untuk Tim MTB Downhill di SEA Games 2025
Rendy Varera Menyala! Mountain Bike Sumbang Medali Pertama untuk Indonesia di SEA Games 2025
BMKG Beri Peringatan Dampak Pertumbuhan Awan Cumulonimbus di Labuan Bajo, Siap-siap Tunda Pelayaran
Kunjungan ke Taman Nasional Komodo Akan Dibatasi 1.000 Orang Per Hari, Sosialisasi dan Simulasi Dilakukan Oktober-Desember 2025
Gunung Lewotobi Laki-laki 3 Kali Erupsi hingga Selasa, 23 September Siang, Tinggi Letusan Sampai 1.500 Meter
Warga NTT Diminta Waspada Cuaca Ekstrem hingga Timbulkan Bencana Hidrometeorologi
215 Siswa di NTT Keracunan, DPR Desak Aparat Usut Kelalaian Penyedia Makan Bergizi Gratis
Cristiano Ronaldo Batal ke Kupang NTT Rabu Ini