Google Kembangkan Med-PaLM 2 untuk Konsultasi Kesehatan


Google kembangkan AI untuk konsultasi kesehatan. (Foto: Unsplash/Nathanareboucas)
GOOGLE telah mengumumkan inisiatif dan kemitraan baru di bidang kesehatan pada acara tahunan yang bertajuk The Check Up, Selasa (14/3). Tim Google Health membagikan pembaruan tentang fitur yang akan datang ke mesin pencarian, adalah alat untuk membangun aplikasi kesehatan dan penelitian kesehatan terbaru yang didukung kecerdasan buatan.
Selama acara tersebut, Google membahas kemitraan baru untuk membantu mengembangkan ultrasonografi yang dibantu oleh AI, pengobatan kanker, dan pemeriksaan tuberkulosis. Selain itu, ada juga kabar khusus seputar versi terbaru dari Med-PaLM.
Baca juga:

Google pertama kali memperkenalkan Med-PaLM pada akhir 2022, yang dirancang untuk memberikan respons berkualitas tinggi terhadap pertanyaan medis.
Med-PaLM adalah sistem AI pertama yang berhasil menerima skor kelulusan, atau lebih dari 60 persen, pada pertanyaan pilihan ganda yang serupa dengan yang digunakan dalam ujian lisensi medis AS.
Google mengatakan seri kedua dari teknologi tersebut, Med-PaLM 2, secara konsisten dilakukan pada tingkat 'ahli' dalam soal ujian medis. Med-PaLM 2 telah mencapai akurasi lebih dari 85 persen, lebih tinggi 18 persen dari hasil sebelumnya.
Kepala penelitian di Google Health Dr Alan Karthikesalingam mengatakan, mereka juga telah menguji jawaban Med-PaLM terhadap tanggapan dari dokter yang sebenarnya. Dia mengatakan tanggapan Med-PaLM dievaluasi untuk akurasi faktual, bias, dan potensi bahaya.
Karthikesalingam menunjukkan contoh terkontrol tentang bagaimana Med-PaLM 2 dapat menjawab pertanyaan seperti "apa tanda peringatan pertama pneumonia?" dan "dapatkah inkontinensia disembuhkan?" dalam beberapa kasus.
Baca juga:

Ternyata jawaban Med-PaLM 2 setara, bahkan lebih rinci daripada jawaban yang diberikan oleh dokter. Namun, dalam kasus lain, tanggapan dari Med-PaLM 2 tidak seakurat itu. “Kita dapat melihat dari pekerjaan semacam ini bahwa kami masih belajar,” kata Karthikesalingam di sela-sela acara.
Mengingat sifat sensitif dari informasi medis, Karthikesalingam mengatakan mungkin butuh waktu lebih lama sebelum teknologi ini ada di ujung jari konsumen umum. Dia mengatakan penting untuk berinovasi secara bertanggung jawab dan dalam lingkungan yang terkendali.
Google akan terus bekerja sama dengan peneliti dan pakar di Med-PaLM. Karthikesalingam mengatakan perusahaan akan membagikan lebih banyak pembaruan tentangnya di masa mendatang.
"Potensi di sini luar biasa," jelasnya. "Namun, aplikasi dunia nyata harus dieksplorasi dengan cara yang bertanggung jawab dan etis," tukas Karthikesalingam. (ahs)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Ngeri Banget! OPPO Find X9 Pro Tembus Skor 4 Juta Poin di AnTuTu

iOS 26 Sudah Rilis, ini Daftar iPhone yang Kebagian Update beserta Fitur Barunya

Komisi I DPR Dukung Komdigi Desak Platform Digital Sediakan Fitur Pengecekan Konten AI

iPhone 18 Isyaratkan Pakai Dynamic Island Lebih Kecil, Face ID Bawah Layar Belum Siap

Bocoran Terbaru OPPO Reno 15: Bawa Kamera 200MP dan Hadirnya Model Pro+

Samsung Galaxy S26 Pro dan Edge Dipastikan Meluncur dengan Chip 2nm Pertama

Albania Punya Menteri AI Pertama di Dunia, antara Aksi Publisitas dan Usaha Masuk Uni Eropa

Diella, ‘Menteri’ AI Pertama Asal Albania, Ditugasi Berantas Korupsi karena tak Mempan Disuap

Harga Huawei Pura 80 Series di Indonesia, Segera Rilis dengan Desain Elegan dan Baterai Tahan Lama

Huawei Pura 80 Ultra Punya Kamera Telefoto Ganda, Bisa Zoom Jarak Jauh Tanpa Buram!
