Google Bantu Perusahaan Rintisan Swedia Buat Pelacak Emisi Karbon


Mengurangi emisi karbon menjadi kewajiban bersama. (Foto: Pexels/Chris LeBoutillier)
SELUSIN insinyur Google membantu perusahaan rintisan Swedia Normative untuk membangun pelacak emisi karbon baru. Perangkat lunak perhitungan emisi dirancang untuk membantu menghitung jejak bisnis lingkungan mereka.
Mengutip dari CNBC, langkah ini dilakukan dengan menganalisis semua transaksi dalam sistem akuntansi perusahaan, termasuk tagihan energi, perjalanan bisnis, pembelian bahan baku, dan barang-barang lainnya.
Baca Juga:
NGO dan Influencer Berkolaborasi Wujudkan Indonesia Ramah Lingkungan

“Pada dasarnya apa yang diukur akan dikelola. Alasan kami melakukannya adalah karena kami menghadapi krisis iklim dan dua pertiga dari semua emisi berasal dari perusahaan,” ujar Kristian Ronn, CEO dan salah satu pendiri Normative.
Normative yang mengumumkan telah mengumpulkan tambahan 10 juta euro (Rp1 triliun) dari investor, mengklaim bahwa itu dapat membantu bisnis di jalan mereka menuju nol emisi bersih. “Kami dapat memberi mereka gambaran lengkap dengan menganalisis semua data mereka,” kata Ronn.
Perusahaan rintisan yang didirikan tujuh tahun lalu dan didukung oleh investor miliarder, Lowercarbon Capital, Chris Sacca, membebankan biaya kepada ratusan perusahaan termasuk bank Prancis BNP Paribas, untuk akses ke perangkat lunaknya, dengan tarif tergantung pada ukuran pelanggan.
Ronn menolak untuk mengatakan berapa banyak biaya perusahaan, tapi dia mengatakan “itu jauh lebih murah daripada menyewa konsultan keberlanjutan dengan spreadsheet Excel untuk melakukan pekerjaan itu.”
Ronn menjelaskan bahwa para pakar Google membantu Normative untuk membangun ‘versi pemula’ gratis dari produk. Dia juga menambahkan bahwa, ini diluncurkan bersamaan dengan PBB pada saat konferensi iklim COP26 di awal November lalu. “Mereka mengirim kami sekitar selusin insinyur mereka yang paling cerdas,” ujar Ronn.
Baca Juga:

Staf Google bergabung penuh waktu dengan Normative, pro bono selama enam bulan sejak 1 Oktober. “Tim kami saat ini berjumlah lebih dari 50 orang. Jadi dengan tambahan 10 orang akan membuat perubahan besar,” ujarnya.
Dukungan teknisi raksasa pencarian itu datang, setelah Google mendukung perusahaan itu dengan 1 juta euro (Rp16,4 miliar) awal tahun ini melalui cabang filantropisnya, Google.org.
Jen Carter, kepala teknologi dan sukarelawan di Google.org, mengatakan bahwa mengukur emisi karbon secara akurat sangat penting, jika usaha kecil ingin memahami dampak dari tindakan mereka.
“Kami senang dapat menyediakan dana dan talenta teknologi untuk membantu Normative, membangun solusi yang akan membuat pengukuran lebih mudah diakses,’ ujar Carter kepada CNBC. (Cil)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
iPhone 17 Air Masih Kalah dari Samsung Galaxy S26 Edge, Baterainya Jadi Sorotan

Desain OPPO Find X9 Terungkap, Bakal Bawa Bezel Baru dan Paling Tipis di Kelasnya

Xiaomi 15T Series Siap Meluncur secara Global 24 September 2025, Intip Spesifikasinya

Rilis Terbatas Oktober, Samsung Galaxy Z Trifold Jadi Ponsel Lipat Terunik Berkat G Dual-infold

Teaser Samsung Galaxy S25 FE Sudah Dirilis, Resmi Meluncur 4 September 2025

Apple Bakal Rombak Desain hingga 2027, iPhone 17 Jadi Seri Pertama yang Berevolusi

Bocoran Baru Samsung Galaxy S25 FE, Dipastikan Pakai Chipset Exynos 2400 dan Baterai 4.900mAh

Bocoran Terbaru Samsung Galaxy S26 Ultra: Bawa Kapasitas Baterai 5.000mAh dan Fast Charging 60W

iPhone 17 Resmi Meluncur 9 September 2025, Harganya Dibanderol Mulai Rp 13 Jutaan

Samsung Galaxy S26 Ultra Bakal Hadir dengan Desain Baru, Ciri Khas Mulai Menghilang
