Gagasan Ma'ruf Amin: Ganti 'Trickle Down Effect' dengan 'Bottom Up Economic Development'


Jokowi-Ma'ruf Amin. ANTARA FOTO
MerahPutih.com - Cawapres nomor 02 Ma'ruf Amin memaparkan gagasan ekonomi keummatannya yang tertuang dalam buku The Ma'ruf Amin way saat menggelar rangkaian safari politiknya di Sumatra Barat, Jumat (8/2).
Di hadapan tokoh Sumbar, Kiai Ma'ruf Amin, mengungkapkan gagasan arus baru ekonomi Indonesia.
"Seperti ditulis di buku ini, saya prihatin kondisi perekonomian nasional waktu itu. Karena itu saya mengeluarkan isu arus baru ekonomi Indonesia," kata Kiai Ma'ruf.
Menurut dia, arus lama ekonomi yang menggunakan trickle down effect harus diganti dengan bottom up economic development. Sistem trickle down effect awalnya diharapkan dapat memberikan efek terhadap kegiatan ekonomi di bawah.
Namun, dalam kenyataannya tidak terjadi. Justru yang terjadi melahirkan konglomerat dan membiarkan ekonomi masyarakat. Akibatnya, terjadi guncangan dan kesenjangan perekonomian.

"Jadi tidak menetes ke bawah. Yang bawah semakin lemah, yang di atas semakin kuat sehingga melahirkan disparitas," katanya.
Karena itu, ujar Kiai Ma'ruf, arus baru ekonomi Indonesia mencoba membalik dengan menggunakan sistem bottom up economic development atau membangun dari bawah ke atas.
Menurut dia, ini bukan sistem baru. Namun, sudah ada dalam amanat UUD 1945 yang mengatur soal ekonomi kerakyatan.
Bahkan, ujar Kiai Ma'ruf, ide ekonomi kerakyatan itu juga sudah dilontarkan jauh hari oleh tokoh Sumbar yang juga Proklamator Kemerdekaan RI Bung Hatta.
"Saya sering menyebutkan ekonomi keumatan. Ya, umat bagian terbesar bangsa. Kalau umat lemah, bangsa juga demikian, umat kuat, bangsa juga kuat. Karena itu perlu dibangun ekobomi keumatan, ekonomi kerakyatan," tuturnya.
Kiai Ma'ruf menyebut, dalam membangun ekonomi umat itu tidak perlu membenturkan yang lemah dan kuat. Namun, dengan mengelaborasi, memitrakan dan menyinergikan yang lemah dan kuat dalam bentuk pengembangan ekonomi masyarakat.
"Ini juga sesuai dengan cita-cita bangsa sesuai sila kelima Pancasila, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ungkapnya.
Sistem bottom up economic development itu akan melahirkan kebijakan yang bermanfaat. Seperti kemitraan antara masyarakat dan pemerintah. Redistribusi aset, yang tadinya aset-aset milik negara kemudian diberikan kepada ekonomi masyarakat.
"Inilah kenapa saya harus menggagas arus baru ekonomi Indonesia. Saya melihat itu sudah mulai diterapkan perubahan ini sejak 2014 oleh Presiden Jokowi. Landasannya sudah diterapkan dengan mengubah menjadi sistem menjadi bottom up economic development," katanya.
Kiai Ma'ruf berharap ke depan pembangunan ekonomi menuju Indonesia maju dan mandiri diperbesar dan ditambah lagi. Supaya memperbesar manfaat yang ada. Menyempurnakan manfaat, dan menambah lagi kemanfaatan. "Saya berkeyakinan ekonomi nasional akan menjadi baik," tambahnya.
Jadi, penting bagaimana memasyarakatkan ide ini supaya menjadi gagasan yang tidak hanya di pusat tapi juga di daerah. Sehingga terjadi suatu perubahan dalam rangka redistribusi dan kemitraan dalam membangun ekonomi rakyat. (Fdi)
Bagikan
Berita Terkait
Investasi Bangunan Landai, Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2025 Turun 0,1%

Bank Permata: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2025 Melambat Bergerak 4,5 Hingga 5,0 Persen

Ma’ruf Amin Sebut Indonesia Tidak Baik-Baik Saja, Perlu Kerja Keras dan Bersatu

Sidang Perdana Wanprestasi Jokowi soal Mobil Esemka Digelar 24 April 2025

Bank Indonesia Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2025 Capai Target

Ma'ruf Amin akan Langsung Pisah Sambut dengan Gibran Usai Hadiri Pelantikan

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Banyak Merangkul

Di Forum KTT, Indonesia Dukung Timor Leste jadi Anggota Penuh ASEAN

HUT ke-79 RI, Ma'ruf Amin Minta Seluruh Pihak Manfaatkan Setiap Peluang untuk Kemajuan Bangsa

Wapres Ma'ruf Kenakan Baju Palembang, Istrinya Pakai Adat Betawi
